10 Hadits Tentang Akhlak Mulia Dalam Islam

HADITS TENTANG AKHLAK MULIA. Sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, akhlak dan perilaku yang baik atau mulia adalah pilar penting dalam Islam. Sebagaimana tertera dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).

hadits-tentang-akhlak-mulia

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam, sebagai teladan utama bagi umat Islam, dalam hadits diatas menekankan bahwa beliau diutus semata hanya untuk menyempurnakan akhlak. Jadi membangun akhlak mulia merupakan pilar utama dalam islam.

Pentingnya akhlak yang mulia dan perilaku yang baik ini Rasul sampaikan dalam berbagai haditsnya. Termasuk juga tentu saja akhlak Rasulullah yang mulia sendiri merupakan contoh nyata dan gambaran dari berbagai akhlak mulia yang bisa diamalkan oleh seluruh umatnya.

Hadits-hadits yang berisikan anjuran untuk memiliki berbagai akhlak mulia merupakan panduan praktis bagi kita, untuk bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sekaligus juga sebagai sebuah cerminan akan keindahan dan kesempurnaan ajaran Islam.

Dari sekian banyak hadits tentang akhlak mulia, penulis coba pilih beberapa hadits yang akan dibahas dalam artikel kali ini. Sepuluh hadits pilihan yang akan dibahas di bawah ini, berisikan perintah untuk memiliki akhlak mulia, beserta penjelasan mengenai konteks dan aplikasi praktisnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

1. Hadits tentang Kejujuran

Nabi SAW menjadikan kejujuran sebagai asas dari setiap kebaikan, sebagaimana sabdanya:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ

وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya : “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim)

Kejujuran adalah salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh setiap Muslim, sebagaimana Rasulullah contohkan dengan sifat siddiq yang ada pada diri beliau. Sifat jujur akan menghasilkan sesuatu yang baik dan kebaikan akan membawa manusia menuju surga.

Sebaliknya, kebohongan akan selalu membawa kepada kebohongan berikutnya dan berujung pada perilaku atau tindakan yang buruk atau kejahatan dan pada akhirnya akan menjerumuskan pelakunya ke neraka jahanam.

Kejujuran bukan hanya tentang berkata benar atau tidak berbohong, akan tetapi juga berhubungan dengan integritas dan kejujuran dalam tindakan kita sehari-hari.

2. Hadits tentang Kasih Sayang

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari ).

Islam sangat menekankan pentingnya kasih sayang dalam hubungan sosial. Kasih sayang bukan hanya disebarkan antara anggota keluarga, teman, tetangga, atau orang-orang yang kita kenal saja. Akan tetapi juga kepada orang asing, kepada sesama umat manusia dan alam semesta.

Hadits tentang akhlak mulia kasih sayang ini, mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan kasih sayang dan rahmat dari Allah serta manusia lainnya, maka kita harus terlebih dahulu menjadi orang yang penuh kasih dan perhatian kepada sesama.

3. Hadis tentang Tawadhu (Kerendahan Hati)

Dalam pergaulan hidup sehari-hari, kita akan berhadapan dengan beragam karakter manusia. Ada individu yang kehadiran dan interaksinya ditengah masyarakat, membuat dirinya disukai oleh siapapun yang bergaul dan berinteraksi dengannya.

Tapi ada pula individu yang kehadirannya justru menimbulkan rasa tidak suka dari orang-orang di sekitarnya.

akhlak-rasulullah

Secara umum individu yang disukai oleh orang-orang disekitarnya adalah individu yang memiliki perilaku ramah, sopan dan rendah hati. Begitu pula sebaliknya, individu yang cenderung dimusuhi, dijauhi dari pergaulan sekitarnya adalah individu yang memiliki sikap kasar, angkuh/sombong dan cenderung merasa dirinya memiliki derajat yang lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan orang lain.

Mengenai hal ini, Rasulullah SAW bersabda:


مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ (رواه مسلم)


Artinya : “Tidak akan berkurang harta seseorang karena bersedekah, tidaklah Allah s.w.t. menambah terhadap seseorang yang mau memaafkan melainkan kemuliaan dan tidak ada seorangpun yang bersifat tawaddhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya”. (HR. Muslim).

Kerendahan hati adalah ciri penting dalam akhlak seorang Muslim. Menunjukkan kerendahan hati tidak berarti merendahkan diri, akan tetapi menyadari bahwa sebagai manusia yang lemah, sesungguhnya tidak memiliki kelebihan apapun dibandingkan dengan orang lain, kecuali atas kehendak dan kebaikan Allah semata.

Bersikap rendah hati karena tawadhu (merendahkan diri) karena Allah, muncul karena tahu bahwa sesungguhnya yang berhak dan boleh bersikap sombong itu hanyalah Allah semata. Manusia dengan berbagai kelemahannya tak memiliki daya apapun, tanpa bantuan, dan kasih sayang Allah subhanahu wata’ala.

Bahkan kita bisa berdiri tegak di hadapan sesama manusia, semata karena Allah menutupi segala aib-aib kita. Jikalah Allah membuat semua aib-aib kita transparan di hadapan sesama manusia, maka tak ada satupun manusia di muka bumi ini yang pantas menyombongkan diri, karena begitu banyaknya aib dan dosa yang telah dilakukan sepanjang hidupnya.

Dari hadits ini, kita bisa melihat bahwa bersikap tawadhu karena Allah semata, justru dengan sendirinya akan meningkatkan kemuliaan dan derajat di mata Allah SWT dan di mata sesama manusia.

4. Hadits tentang Amanah (Kepercayaan)

Dari sahabat Abu Hurairah beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:

آيَةُ اَلْمُنَافِقِ ثَلاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ).
وَلَهُمَا مِنْ حَدِيْثِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو: “وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ.”

Artinya : “Tanda-tanda orang Munāfiq ada tiga: ⑴ kalau dia berbicara dia berdusta ⑵ kalau dia berjanji dia menyelisihi ⑶ kalau diberi amanah (diberi kepecayaan) dia berkhianat.” (HR. Bukhari – Muslim)

Amanah adalah konsep penting dalam Islam yang mencakup kepercayaan dan tanggung jawab. Amanah juga merupakan salah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam sebagai seorang Rasul pilihan Allah.

Hadits tentang akhlak mulia yang satu ini menekankan bahwa mengkhianati amanah adalah sifat orang munafik. Menjaga amanah, baik dalam bentuk materi maupun kepercayaan, adalah tanda dari keimanan yang kuat dan integritas moral.

5. Hadis tentang Persaudaraan

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma mengabarkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ

Artinya : “Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya, tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (dizalimi).” (HR. Bukhari – Muslim)

Hadits ini mengajarkan pentingnya persaudaraan dan solidaritas di antara umat Islam. Seorang Muslim harus selalu berusaha membantu saudaranya dan tidak boleh membiarkan mereka dalam kesulitan. Ini mencakup segala bentuk dukungan, baik bersifat materi hingga dukungan emosional.

6. Hadis tentang Akhlak Mulia Dalam Menjaga Lisan

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ،

Artinya : “Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam;”(HR. Bukhari – Muslim)

Islam juga menekankan pentingnya menjaga lisan, yaitu hanya berbicara tentang hal-hal yang baik. Berbicara yang tidak baik atau menyakitkan dapat menyebabkan kerusakan dan konflik.

Oleh karena itu, jika kita tidak memiliki sesuatu yang baik untuk dikatakan, lebih baik kita diam. Ini adalah prinsip dasar dalam menjaga keharmonisan sosial.

7. Hadis tentang Sikap Dermawan

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau bersabda:

الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَالْيَدُ الْعُلْيَا  الْمُنْفِقَةُ، وَ السُّفْلَى الْآخِذَةُ

Artinya :“Tangan diatas lebih baik daripada tangan dibawah dan tangan diatas adalah yang memberi sedangkan tangan dibawah adalah yang mengambil.” (HR. Bukhari – Muslim)

Sikap kedermawanan adalah salah satu sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hadits ini mengajarkan bahwa menjadi orang yang memberi adalah lebih mulia daripada menjadi orang yang menerima.

Ini bukan hanya tentang sumbangan yang bersifat materi saja, akan tetapi juga tentang hal-hal non material seperti menyisihkan waktu, tenaga, pikiran (sumbang saran / ide / solusi) dan juga perhatian kepada orang lain.

8. Hadis tentang Akhlak Mulia Menghormati Tetangga

وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ، فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Artinya : “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari – Muslim)

Tetangga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial seorang Muslim. Islam mengajarkan untuk memperlakukan tetangga dengan baik dan menghormati mereka. Hadis ini menunjukkan bahwa salah satu tanda iman adalah memperlakukan tetangga kita dengan hormat dan baik.

9. Hadits Tentang Konsistensi Melaksanakan Tugas (amanah) hingga Tuntas

Nabi SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

Artinya : “Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan dengan itqan (tepat, terarah, jelas, tuntas). (HR. Thabrani)

Menjaga amanah juga berarti melakukan pekerjaan sebaik mungkin hingga tuntas. Hadits ini menekankan pentingnya konsistensi dan kualitas dalam pekerjaan kita. Melakukan pekerjaan dengan baik, adalah bentuk tanggung jawab dan pengabdian kepada Allah SWT serta sesama manusia.

10. Hadis tentang Akhlak Mulia Kesabaran

Sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wassalam sebagaimana hadits Abu Malik Al ‘Asy’ariy :

وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ

Artinya : “Dan sabar itu adalah cahaya.” (HR. Muslim)

Sabar berarti daya tahan atau keuletan, ketekunan, dan kemampuan untuk menahan diri. Kesabaran adalah salah satu kualitas utama yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan cobaan dalam kehidupan adalah tanda kekuatan iman.

Hadits tentang pentingnya memiliki sifat sabar sangat banyak, begitu juga dalil dalam Al Quran yang memerintahkan setiap muslim untuk memiliki sikap sabar. Hal ini menunjukkan betapa pentingya memiliki sifat sabar, dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Dari sekian hadits tentang sabar, hadits diatas menjadi hadits pilihan karena memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif mengenai sikap sabar ini. Hadits ini menggambarkan bahwa sikap sabar akan menjadi cahaya yang menerangi jalan kita dalam menjalani kehidupan, dengan penuh ketenangan dan kepercayaan kepada Allah SWT.

Akhlak dan perilaku yang baik adalah inti dari ajaran Islam yang mencerminkan kebesaran dan keindahan agama ini. Melalui sepuluh hadits yang telah dibahas di atas, kita dapat melihat betapa pentingnya nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, kerendahan hati, amanah, persaudaraan, menjaga lisan, kedermawanan, menghormati tetangga, konsistensi dalam melaksanakan tugas, dan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan menerapkan ajaran-ajaran ini dalam kehidupan kita, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga memperkuat hubungan kita dengan sesama manusia. Pada akhirnya, akhlak yang baik akan membawa kita menuju kehidupan yang harmonis dan penuh berkah.

Semoga artikel tentang 10 hadits tentang akhlak mulia dalam islam ini, bisa memberikan manfaat bagi sahabat pembaca. Doa dan harapan kita semua tentunya dapat terus meningkatkan diri menjadi Muslim yang berakhlak mulia dan menjadi teladan bagi orang lain. Aamiin allahumma aamiin.

Barakallahu fiikum.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

(Ebook GRATIS) Kisah Inspiratif Para Penghafal Quran
This is default text for notification bar