Bangun Kemandirian Anak Sejak Dini, Jangan Selalu Ikut Campur

BANGUN KEMANDIRIAN ANAK SEJAK DINI. Seringkah sahabat pembaca, Ayah/Bunda merasa gemes, gregetan saat mengetahui dan melihat anak-anak sedang menghadapi suatu permasalahan? Ingin rasanya langsung turun tangan buat menolong mereka, bener bukan?

kemandirian-anak-min

Namun, sadarkah sahabat, Ayah/Bunda bahwa menahan diri untuk ikut campur, dan membiarkan mereka menyelesaikan permasalahan mereka sendiri merupakan salah satu wujud cinta terbesar yang dapat kita berikan kepada mereka. Ya, walaupun tidak mudah, akan tetapi ada saatnya kita wajib mengatakan “Coba selesaikan dulu sendiri masalahmu.”

Sebagai orang tua, hal yang normal bila kita mempunyai naluri melindungi anak-anak kita. Tetapi apabila hal itu terus menerus kita lakukan, dengan selalu ikut campur menyelesaikan permasalahan anak-anak kita, maka justru kita sedang merusak pertumbuhan kemandirian mereka.

Padahal setiap orang tua pasti menginginkan anak-anak mereka kelak tumbuh menjadi sosok dan pribadi yang mandiri. Bahkan kita selalu memiliki niat untuk melatih mereka agar bisa mandiri sedari kecil.

Akan tetapi dalam prakteknya, bila kita terus selalu memberikan pertolongan kepada anak-anak kita saat mereka sedang menghadapi masalah, maka kapan mereka akan belajar menghadapi dan menyelesaikan permasalahan mereka sendiri ? Kapan kemandirian anak akan terbangun dan mereka belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri ?

Sahabat pembaca, Ayah / Bunda yang dimuliakan Allah, ada saatnya kita harus mulai membatasi campur tangan kita dalam membantu, menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi anak-anak. Mengapa ?

1. Membentuk Kemandirian Anak

Anak-anak yang terbiasa menuntaskan perkaranya sendiri, kelak akan tumbuh berkembang menjadi orang yang mandiri. Mereka secara bertahap akan belajar untuk dapat mengambil keputusan, membongkar permasalahan serta mengalami konsekuensi dari keputusan yang mereka ambil.

Bisa saja keputusan yang mereka ambil kurang tepat atau bahkan salah, akan tetapi semuanya akan menjadi sebuah pembelajaran penting dalam membangun kemandirian anak dan tumbuh kembang mereka. Semua pengalaman-pengalaman tersebut akan sangat bermanfaat untuk mereka, seiring dengan semakin bertambahnya usia.

2. Mempersiapkan Hidup Mandiri Saat Dewasa

Saat anak-anak kita semakin beranjak dewasa, kelak mereka akan menikah ataupun membangun rumah tangga sendiri. Mereka tentu akan mengalami berbagai permasalahan dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Bila sejak kecil selalu bergantung pada orang tua, maka kelak mereka akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan dalam rumah tangga mereka, tanpa campur tangan kedua orang tua.

Kebalikannya, bagi anak-anak yang telah dibiasakan menyelesaikan masalahnya sendiri sejak kecil, maka kemandirian anak akan muncul dengan sendirinya dan kelak saat tumbuh dewasa, mereka akan terbiasa menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya sendiri, tanpa harus bergantung lagi pada kedua orangtua dan mertua.

3. Menghindari Ketergantungan yang Tidak Sehat

Ketergantungan anak kepada orang tua yang terlalu berlebihan, tentu saja akan meninggalkan beban di kemudian hari. Bukan saja untuk pribadi si anak, akan tetapi juga bagi kedua orang tuanya.

Bila orangtua selalu turun tangan membantu penyelesaian setiap permasalahan yang dialami anak sejak kecil, maka mereka akan terus bergantung pada kedua orangtuanya hingga mereka dewasa kelak. Kondisi ini bukan saja akan merugikan kehidupan anak, akan menggerus sikap kemandirian anak dan akan menimbulkan kesulitan serta beban bagi kedua orang tuanya hingga masa tua mereka nanti.

Metode Melatih Kemandirian Anak

Lalu bagaimana cara atau tips yang tepat untuk bisa melatih kemandirian anak ? Berikut ini adalah beberapa tips melatih kemandirian anak sejak kecil, berdasarkan pengalaman pribadi penulis membesarkan 5 orang anak, 3 perempuan dan 2 anak laki-laki.

Alhamdulillah atas izin Allah 2 dari 5 anak penulis telah menyelesaikan pendidikannya di bangku perguruan tinggi negeri, dengan predikat cumlaude. Saat ini mereka sudah bekerja di bidangnya masing-masing di Kota yang berbeda.

apa-itu-kemandirian-min

Sementara 3 orang lagi saat ini sedang menempuh pendidikan di jenjang SMA, SMP dan SD. Tips melatih kemandirian yang penulis terapkan kepada mereka anak-anak pada hakikatnya berusaha untuk mencontoh cara Nabi mendidik anak, yaitu putra-putrinya dan orang-orang yang dekat dengan Nabi di saat kecil mereka, sehingga kelak tumbuh menjadi mujahid dan manusia-manusia mulia.

1. Mulailah dari Hal-Hal Kecil

Kemandirian tidak timbul begitu saja. Kita wajib melatihnya semenjak dini, diawali dari hal-hal kecil. Misalnya, biasakan mereka untuk memilih baju mereka sendiri, membereskan mainan setelah bermain, ataupun mempersiapkan bekal dan peralatan sekolah sendiri.

Di saat bermain pun orang tua bijak harus mempersiapkan bentuk permainan yang menstimulus anak untuk melatih kemandirian, seperti permainan membangun balok-balok, menggambar, mewarnai, menghubungkan gambar seperti dalam lembar worksheet anak TK dan SD. Dampingi anak tanpa harus selalu membantu menyelesaikan permainan saat anak kebingungan atau kesulitan menyelesaikannya.

Saat mereka telah terbiasa mengambil tanggung jawab kecil, mereka akan lebih siap untuk memegang tanggung jawab yang lebih besar lagi.

2. Biarkan Mereka Memutuskan Sendiri

Biasakan anak-anak mengambil keputusan mereka sendiri, walaupun salah. Karena dari kesalahan tersebut, mereka akan belajar sesuatu, agar kedepannya tidak terulang lagi. Tugas kita selaku orang tua adalah memberikan pendapat, arahan akan tetapi tetap menyerahkan keputusan pada mereka.

Jadi tugas orang tua bukan untuk mencegah mereka dari berbuat kesalahan, akan tetapi memberikan masukan dan menolong mereka saat mereka harus menghadapi konsekuensi dari keputusan yang telah mereka ambil.

3. Ajarkan Problem Solving

Saat anak mengalami permasalahan, jangan langsung berikan pemecahan. Justru ajak mereka untuk berpikir, mengurai permasalah agar mereka dapat menemukan pemecahannya sendiri. Misalnya, bila mereka bertengkar dengan teman, tanyakan apa penyebab pertengkarannya, bantu mereka untuk melihat dan mengurai permasalahan yang menjadi penyebab pertengkaran.

Dengan demikian anak menjadi sadar dan jelas mengapa mereka bertengkar, dan menyadari apakah memang pantas hal itu menjadi hal yang harus dipertengkarkan. Biarkan anak memahami tentang bagaimana menghadapi konflik, yang pasti akan sering ditemuinya kelak.

4. Tahan Diri buat Tidak Turut Campur

Salah satu tantangan terbesar bagi orang adalah menahan diri untuk tidak ikut campur. Ketika melihat anak sedang dalam kesulitan, kerapkali orang tua merasa tidak tega, ingin langsung membantu agar anak keluar dari kesulitan tersebut. Padahal, setiap orang tua harus menyadari bahwa, menghadapi kesulitan adalah bagian penting dari proses belajar seorang anak.

5. Berikan Dukungan Emosional

Biarkan dan izinkan anak-anak kita untuk merasakan sendiri, suka dukanya menghadapi dan menuntaskan permasalahan mereka. Tugas orang tua lebih tepat seperti semboyan dari Ki Hajar Dewantara, yaitu Tut Wuri Handayani, “di belakang memberi dorongan”.

Melatih anak buat mandiri bukan berarti meninggalkan mereka begitu saja. Kita senantiasa wajib memberikan dukungan emosional. Katakan pada mereka, “Ayah/Bunda yakin kalian dapat menuntaskan ini.” Dengan begitu, mereka merasa didukung, namun senantiasa wajib berupaya sendiri.

Manfaat Untuk Orang Tua

Tidak hanya berguna untuk anak, membiarkan mereka mandiri akan memberikan keuntungan untuk kita selaku orang tua. Saat anak-anak sanggup menuntaskan perkaranya sendiri, kita mempunyai lebih banyak waktu serta tenaga buat fokus pada hal-hal lain, termasuk mempersiapkan diri buat menghadapi masa tua.

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa dimiliki oleh orang tua yang telah melatih kemandirian untuk anak-anak mereka sejak dini.

1. Lebih Tenang di Masa Tua

Saat anak-anak telah mandiri, kita tidak lagi direpotkan untuk mengurus kehidupan mereka. Kita dapat lebih fokus menikmati masa tua, melaksanakan hal-hal yang kita gemari dan selama ini belum bisa terlaksana, karena waktu terkuras untuk mengurus dan mendidik anak- anak.

Yang paling utama dan paling penting adalah bisa memperbanyak aktifitas amal sholeh dan ibadah agar bisa lebih mendekatkan diri kepada pencipta kita, Allah subhanahu wata’ala. Memperbanyak ibadah dan do’a untuk kebaikan diri sendiri dan keluarga, terutama juga anak-anak agar senantiasa berada dalam lindungan, naungan dan rahmat dari-Nya, serta kelak bisa berkumpul lagi bersama di Jannah-Nya, Aamiin allahumma aamiin.

2. Menjauhi Konflik Keluarga

Anak-anak yang tumbuh dengan kemandirian pada umumnya mempunyai ikatan yang lebih sehat dengan kedua orang tua mereka. Mereka tidak merasa dikontrol, serta kita selaku orang tua pun tidak merasa terbebani.

Tidak hanya itu, mereka pun bisa terbebas dari permasalahan yang kerap timbul dalam rumah tangga pasangan muda, akibat campur tangannya orang tua dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Mereka Kelak Akan Bersyukur

Bisa jadi disaat anak-anak masih kecil mereka tidak terlalu mengerti kenapa orang tua membiarkan mereka mengatasi dan menghadapi permasalahan mereka sendiri. Disinilah pentingnya dukungan emosional dan komunikasi yang baik antara anak dan orang tua.

Akan tetapi berdasarkan pengalaman pribadi penulis, di saat nanti anak-anak sudah dewasa, mereka akan menyadari dan berterimakasih kepada orang tua mereka karena dulu di saat kecil telah dibiasakan untuk menyelesaikan permasalahan sendiri.

Terlebih di saat mereka mendengar curhatan teman-teman mereka yang rumah tangganya mengalami konflik dengan mertua, yang selalu ingin ikut campur. Ataupun dengan kedua orang tua yang mengendalikan kehidupan rumah tangga anak-anaknya.

Kelak, mereka akan menyadari betapa berharganya kemandirian yang ditanamkan kedua orangtuanya sejak kecil kepada mereka. Mereka akan berterimakasih atas semua perlakuan yang diberikan kepada mereka dulu, yang sesungguhnya merupakan wujud cinta sejati kedua orangtua kepada mereka, agar kelak tumbuh menjadi individu yang kokoh dan mandiri.

Jadi, buat sahabat pembaca, Ayah/Bunda mulai saat ini biasakan, latih dan ikhlaskan diri untuk mulai berani mengucapkan “Coba selesaikan sendiri dulu masalahmu.” Tak masalah ketika kita merasa gregetan ataupun tidak tega, sebab itu merupakan bagian dari proses jadi orang tua yang bijak.

Ingatlah selalu bahwa cinta yang sesungguhnya itu adalah mempersiapkan anak-anak kita kelak menjadi invidu atau pribadi yang kokoh mandiri, bisa berdiri di kaki mereka sendiri. Dengan begitu, kita bukan cuma menolong mereka, tapi juga sesungguhnya kita telah menolong diri kita sendiri di saat kita tua nanti, untuk bisa memiliki kehidupan yang lebih tenang dan bahagia.

Wallahu’alam bishawab.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

BELI 1 GRATIS 100 ! Pre-Order Buku Antologi Cerita Anak Islami "Ramadhan Yang Selalu Dinantikan"
This is default text for notification bar