GEMPA CIANJUR SEBAGAI PENGINGAT HAKEKAT HIDUP DAN KEHIDUPAN. Kemarin siang 22 November 2022, sekitar jam satu siang tetiba kepala serasa berputar, puyeng dan efeknya badan terasa melayang, hilang keseimbangan. Otomatis tangan yang lagi menulis hitung-hitungan diatas kertas segera mencengkram erat pinggiran meja agar tidak terjatuh.
Baru beberapa detik kemudian tersadarkan bahwa ini bukan pusing biasa, ini pusing karena bumi yang lagi bergerak alias gempa. Otomatis kepala menoleh kesamping kiri, kepada rekan kerja yang juga ternyata sedang memandang ke arahku sambil berkata, “gempa ya…”.
Ucapan rekan tersebut seolah menjadi penegas memang sedang terjadi gempa, dan segera berjalan kearah luar ruangan, sambil memperhatikan dinding dan atap kantor apakah ada yang ikut bergerak juga akibat gempa tersebut.
Pesan-pesan whatsapp pun segera di kirim kepada keluarga untuk memastikan apakah mereka juga merasakan efek gempa ini. Tak lupa juga segera mengecek google dan medsos untuk mencari tau lokasi gempa yang sedang terjadi, karena begitu terasa efeknya hingga ke kota Bandung.
Innalillaahi, ternyata memang sumber gempanya berasal dari kota Cianjur, tidak berjarak terlalu jauh dari Bandung, dengan magnitude sedang 5.6 skala Ritcher. Tak lama berselang berbagai liputan media mulai bermunculan di berbagai berita online dan TV, yang menyampaikan liputan langsung beritanya kota lokasi kejadian.
Ya Allah, ya Rab, sungguh dahsyat efek dari gempa yang Engkau berikan kepada Kami kemarin itu. Ampuni Kami ya Allah, ampuni segala dosa Kami, ampuni segala kemaksiatan yang selama ini telah kami lakukan di atas bumi-Mu ini.
Kami sadar bencana yang Engkau kirimkan ini adalah sebuah bentuk peringatan yang nyata dari-Mu atas segala kemaksiatan yang telah kami lakukan. Peringatan Allah dalam surat Al-Mulk, ayat 16 seolah kembali menjadi tamparan keras bagi kita :
“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?” (Qs: Al-Mulk:16)
Bayangkan sahabat pembaca semua, jika bencana ini terjadi pada diri kita, di saat kita sedang bergunjing/ghibah, sedang mabuk-mabukan, sedang berzina, atau apapun aktifitas maksiat yangAllah larang, tiba-tiba ada bangunan yang roboh dan menimpa kita. Atau tanah tempat kita bermaksiat membelah dan menelan kita kedalamnya, maka terputuslah sudah kesempatan untuk bertaubat, terputus sudah ampunan Allah untuk kita, naudzu billahi mindzalik.
Sungguh ironi, karena Rasululllah SAW menyampaikan dalam hadistnya, berikut:
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Artinya, jika kita berpulang karena sebab bencana seperti tersebut dalam hadist diatas maka ganjarannya adalah syahid. Masya Allah, sungguh betapa besar karunia Allah bagi hamba-Nya yang berpulang karena sebab bencana, dan kerugian yang sangat besar bagi orang-orang yang tertimpa bencana, disaat yang sama sedang bermaksiat kepada Allah SWT.
Ya Allah lindungi Kami dari perbuatan-perbuatan yang Engkau larang dan Engkau benci…
Bencana gempa Cianjur menjadi sebuah peringatan keras sekaligus pengingat bagi kita semua, agar senantiasa menjalani kehidupan ini semata hanya untuk beribadah kepada Allah. Hanya melakukan apa-apa yang Allah perintahkan dan menjauhi semua yang Allah larang.
Jangan sekali-kali menggunakan waktu dan usia yang Allah beri, untuk melakukan kemaksiatan. Memang seringkali melakukan amal sholeh itu lebih sulit dibandingkan dengan melakukan apa-apa yang Allah larang.
Oleh karenanya mulailah dengan melakukan amal-amal sholeh yang wajib, kemudian ikuti dengan amalan ringan berpahala besar, yang mudah dilakukan tapi memiliki ganjaran pahala yang besar. Salah satu motivasi utama yang bisa kita tanamkan dalam diri kita adalah lewat kejadian bencana gempa Cianjur ini, karena bencana serupa bisa terjadi dimanapun dan kapanpun.
Kematian itu adalah hal yang pasti terjadi, hanya saja kita tidak pernah tahu kapan, dimana dan bagaimana kematian itu akan kita lalui. Kematian akan selalu mengintai kita setiap saat, tanpa pernah bisa kita prediksi.
Maka manusia paling cerdas adalah manusia yang paling siap menghadapi kematian, yaitu manusia yang paling bersiap dalam menghadapi kematian, seperti Rasulullah SAW sampaikan sebagaimana dikatakan oleh ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma,
“Suatu hari aku duduk bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datang seorang lelaki dari kalangan Anshar, kemudian ia mengucapkan salam kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah orang mukmin yang paling utama?’ Rasulullah menjawab, ‘Yang paling baik akhlaknya’. Kemudian ia bertanya lagi, ‘Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?’. Beliau menjawab, ‘Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.’ “(HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy. Syaikh Al Albaniy dalam Shahih Ibnu Majah 2/419 berkata : hadits hasan)
Sungguh beruntung apabila kita Allah panggil di saat sedang melakukan amal sholeh, dan sungguh bencana terbesar bila Allah panggil kita disaat sedang bermaksiat kepada-Nya, naudzu billahi mindzalik.
Sahabat setia pembaca Pondok Islami, diakhir artikel tentang gempa cianjur ini mari kita sama-sama saling mendoakan, terutama mendoakan saudara-saudara kita di Cianjur yang saat ini sedang Allah uji dengan bencana dan kesulitan, semoga mereka bisa kuat menghadapi semuanya dan semakin kokoh dalam keimanannya.
Bagi pembaca sekalian yang mungkin saat ini sedang Allah limpahkan kelapangan dalam rezekinya, jangan lupa pula untuk menyisihkan sebagian rezekinya menolong dan membantu saudara-saudara kita di Cianjur yang pasti sangat membutuhkan uluran tangan kita semua.
Alhamdulillah saat ini sudah banyak lembaga-lembaga resmi pemerintah dan swadaya masyarakat yang juga siap menampung dana untuk disalurkan bagi saudara-saudara kita di Cianjur, salah satunya adalah lembaga Rumah Zakat.
Semoga Allah SWT senantiasa lapangkan jalan kita menuju Allah, mudahkan kita untuk dekat dengan Allah, ampunkan segala dosa-dosa kita, dan Allah panggil kita kembali kepada-Nya dalam keadaan yang baik, husnul Khotimah.
Aamiin allahumma aamiin, Barakallahu fiikum.