KISAH NABI ADAM DAN SITI HAWA. Assalaamu’alaikum, sahabat quran para pembaca setia Pondok Islami. Mulai awal tahun 2018 ini, penulis akan mencoba untuk membagi artikel khusus tentang kisah para nabi dan rasul yang wajib kita ketahui, yaitu kisah 25 nabi dan rasul. Kisah-kisah itu nantinya Kami ambil dari beberapa sumber berupa buku-buku kisah 25 nabi dan rasul, artikel-artikel di internet serta grup-grup whatsapp dan facebook yang bertemakan kisah para nabi.
Kesemuanya kami coba gabungkan dan tulis ulang, menjadi sebuah artikel baru pada blog Pondok Islami.Insya Allah, kami coba membuat artikel yang mudah dipahami dan kami khususkan, untuk menjadi bahan cerita bagi sahabat pembaca setia Pondok Islami. Khususnya bagi sahabat yang sudah memiliki momongan, ataupun sahabat yang memiliki keponakan maupun adik tercinta yang masih kecil, insya Allah artikel-artikel ini nanti dapat menjadi bahan cerita yang dapat dikisahkan ulang kepada mereka.
Harapannya tentu saja agar mereka sedari dini sudah mulai mengenal manusia-manusia pilihan itu, yaitu 25 nabi dan rasul yang wajib kita percayai, serta mampu mengambil pelajaran serta hikmah darinya. Selain itu juga berharap agar dapat menggalakkan kembali budaya membaca dan berkisah. Karena sejarah mencatat bahwa kebangkitan Islam pada setiap masa diawali dengan kuatnya budaya membaca dan berkisah.
Kandungan Al Qur’an sebagian besarnya adalah kisah kisah yang Allah ceritakan kembali kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Melalui kisah-kisah yang diceritakan ulang kepada Nabi Muhammad, Allah SWT meneguhkan hati Beliau dan para sahabat, sehingga Islam bisa berjaya sampai hari ini.
Melalui siroh para Nabi kita itu, maka kita akan mengetahui bahwa ternyata islam sudah ada sejak dari awal terciptanya manusia. Yaitu sejak penciptaan Nabi Adam AS, sebagaimana Allah mengisahkan dalam Alquran Surat Shaad : 71-72 yang artinya :
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila Telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.” (QS. Shaad : 71-72)
PENCIPTAAN NABI ADAM AS
Manusia yang pertama kali Allah SWT ciptakan adalah Nabi Adam AS. Allah menciptakan Nabi adam dari tanah yang diberi bentuk. Nabi Adam dibentuk dari beberapa jenis tanah di bumi yang terdiri atas beberapa warna yaitu warna merah, putih, hitam, kuning, dan cokelat. Oleh karena itu, kita akan mendapati manusia memiliki warna kulit berbeda-beda.
Allah kemudian mencampur tanah penyusun tubuh Nabi Adam dengan empat macam air yaitu air manis, air asin, air amis dan air pahit. Maka Allah jadikan ke empat jenis air ini berada di bagian utama indra manusia, yaitu air manis di dalam, air liur pada rongga mulut, air asin dalam air mata, air amis dalam rongga hidung, dan air pahit dalam rongga telingga. Masya Allah … Allahuakbar.
Setelah bentuk Nabi Adam sempurna diciptakan, kemudian Allah tiupkan ruh ke dalamnya. Nabi Adam kemudian diajak masuk ke dalam Surga Adn, yang Allah janjikan sebagai tempat tinggalnya. Adam atas kehendak Allah masuk ke dalam surga dan ia memberi salam kepada penduduk surga dengan ucapan “Assalamu’alaikum“. Kemudian penduduk surga menjawab dengan ucapan “Wa’alaikumsalam“.
Sahabat sekalian, inilah ucapan yang menjadi lambang penghormatan seorang muslim, bila berjumpa dengan saudaranya seagama, hingga hari kiamat. Allah mengajarkan banyak ilmu pengetahuan kepada Adam sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah ayat 31 dan 32 yang artinya :
“Dan Allah SWT telah mengajarkan kepada Adam AS tentang semua nama-nama benda. Kemudian Allah SWT menanyakan nama-nama itu kepada Malaikat. Maka Allah SWT berfirman “Ceritakanlah kamu semua (Malaikat) padaKu, nama-nama benda jika kalian termasuk golongan yang benar” Malaikat menjawab, “ Maha Suci Engkau, tiada ilmu untuk kami kecuali apa-apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Mengetahui dan Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah : 31-31)
Untuk membuktikan Allah SWT itu Maha Tahu terhadap apa-apa yang tidak diketahui oleh malaikat, sekaligus untuk membuktikan tentang keutamaan Nabi Adam AS, maka Allah SWT memperlihatkan kepada Nabi Adam AS, semua benda yang mempunyai nama. Allah SWT memberi tahu nama-nama benda tersebut kepada Nabi Adam AS, sehingga Nabi Adam AS mampu menjawab semua yang ditanyakan oleh Allah SWT kepadanya. Kemudian Allah SWT berfirman yang artinya :
“Dan ketika Aku (Allah swt.) berkata pada Malaikat sujudlah kamu sekalian pada Adam as; maka sujudlah semua para Malaikat kecuali Iblis. Ia tidak mau sujud dan sombong, dan ia termasuk dari golongan orang-orang yang kafir”. (QS. Al-Baqarah : 34)
Sahabat Pondok Islami, perintah Allah SWT kepada malaikat untuk sujud pada Nabi Adam AS itu, adalah sebagai sebuah contoh ikatan penghormatan murid kepada gurunya. Karena, dengan Nabi Adam AS menceritakan nama-nama dari benda-benda yang telah disebutkan di atas itu, menyebabkan Nabi Adam AS menjadi guru dari malaikat. Karena itulah malaikat menjadi mengerti, lantaran uraian-uraian dari Nabi Adam AS.
Makna sujud di sini bukan seperti sujud seperti pada saat sujud didalam sholat. Akan tetapi lebih diartikan pada makna lughotnya (bahasanya). Yaitu inhina’ (membungkukkan kepala). Sujud atau inhina’ pada saat itu merupakan suatu penghormatan sebagaimana syariat-syariat Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.
Dalam penggalan kisah singkat ini, Allah ingin menggambarkan salah satu keutamaan ilmu dan adab yang patut dilakukan apabila sesorang sedang menuntut ilmu. Yaitu, bahwa orang yang berilmu itu sangat tinggi kedudukannya di sisi Allah, dan seorang murid yang sedang menuntut ilmu, wajib menghormati guru yang sudah mengajari dan mendidiknya.
KEDURHAKAAN IBLIS KEPADA ALLAH SWT
Kisah perintah Allah kepada malaikat dan iblis untuk melakukan penghormatan kepada Nabi Adam AS sebagai tanda kehormatan bagi Adam AS atas karunia Ilmu yang Allah anugerahkan kepada beliau, disampaikan Allah SWT dalam Surat Al Hijr ayat 28-33 yang artinya :
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kalian kepadanya dengan bersujud.” Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman, “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?” Berkata iblis, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr : 28-33)
Sahabat sekalian, tahukah kalian siapa sebenarnya iblis itu ?
Sahabat Nabi, Ibnu Abbas mengatakan, Iblis adalah zat yang Allah ciptakan dari api. Menurut riwayat, iblis bernama Azazil. Iblis diberi Allah kemuliaan untuk menjaga surga. Iblis adalah yang paling mulia, memiliki banyak ilmu dan giat beribadah kepada Allah. Ketika Allah menciptakan Adam dan menganugerahinya Ilmu, iblis merasa iri dan tidak suka.
Iblis sangat dengki kepada Adam, mengapa Adam yang Allah banggakan bukan dirinya. Dalam Surat As Shad Ayat 71- 85, Allah menceritakan dengan jelas betapa iblis merasa dirinya jauh lebih baik dari Adam. Iblis merasa api lebih baik dari Tanah. Iblis benar-benar sombong, padahal Allah tidak pernah mengajarkan ini sebelumnya.
Allah tidak pernah mengajarkan kepada malaikat kalau cahaya lebih baik dari tanah, api lebih baik dari tanah atau sebaliknya. Kesombongan iblis, membuatnya telah merendahkan Nabi Adam AS dan menghinakan beliau. Itulah sebabnya iblis menolak perintah Allah untuk sujud menghormat kepada Adam AS. Iblis merasa sombong karena iblis merasa dirinya dijadikan Allah dari zat yang lebih mulia dari pada Adam.
Iblis merasa Api itu jauh lebih mulia dari pada tanah. Iblis iri dan dengki mengapa harus Adam yang dimuliakan padahal ia lebih pintar, lebih kuat dan lebih banyak ibadahnya. Kesombongan iblis ini membuatnya menjadi makhluk pembangkang, tidak patuh dan taat kepada Allah dengan sengaja. Padahal iblis dengan ilmunya benar benar mengeahui kalau perintah Allah adalah wajib untuk ditaati.
Allah benar-benar murka kepada Iblis. Allah mengusir Iblis dari surga dalam keadaan hina dan dina. Sayangnya kemurkaan Allah ini tidak membuat iblis sadar dan bertobat. Iblis malah menyalahkan Nabi Adam atas nasib yang menimpanya. Iblis menjadi semakin dendam kepada Adam.
Allah berfirman dalam surat Al-Araf ayat 16 dan 17 yang artinya :
“Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-Araf : 16-17)
Iblis kemudian bersumpah untuk menyesatkan seluruh keturunan Nabi Adam. Iblis tidak akan tinggal diam membiarkan anak keturunan Adam hidup dengan aman di dunia dan akhirat. Demi membalaskan dendamnya Iblis memohon kepada Allah supaya dia dan keturunannya yaitu golongan Syaithan, agar dipanjangkan umurnya sampai hari kiamat.
Iblis dan para syaithan keturunannya, tidak akan pernah berhenti menimbulkan pertengkaran dan permusuhan antara orang tua dengan anaknya, saudara dengan saudaranya, suami dengan istrinya, teman dengan temannya.
Pelajaran berharga (ibroh) dari kisah ini adalah, kita harus benar-benar taat kepada Allah, dan jangan pernah melakukan sesuatu yang buruk, karena itu adalah cara setan untuk menjerumuskan kita masuk ke dalam neraka bersama mereka. Perbanyaklah membaca ta’awudz, agar kita senantiasa memohon perlindungan Allah SWT dari segala godaan syaitan yang terkutuk.
KISAH NABI ADAM DAN SITI HAWA TURUN KE BUMI
lblis terusir dari surga dan menjadi sangat mendendam kepada Nabi Adam AS. Adam sendiri lantas mendiami surga di mana dia tidak akan kelaparan, tidak akan telanjang, tidak akan dahaga, dan tidak akan ditimpa panas sengatan matahari.
Setelah sekian lama tinggal di dalam surga, Adam merasa kesepian walau bersama dengan malaikat. Dengan kehendak Allah, Adam mendapat seorang pendamping atau istri di dalam surga. Malaikat bertanya-tanya kepada Adam, siapakah yang telah menjadi pendamping Adam tersebut. Adam pun dengan ilham dari Allah menjawab bahwa istrinya tersebut bernama Siti Hawa.
Mulai saat itu, Nabi Adam dan Siti Hawa mendiami surga dalam hidup penuh kebahagiaan. Allah melimpahi surga dengan segala hal yang menjadi kebutuhan Nabi Adam dan Siti Hawa. Namun dari segala hal yang telah Allah anugerahkan itu, ternyata terdapat sebuah pohon yang disebut pohon khuldi, yang terlarang didekati oleh Nabi Adam dan Siti Hawa.
Allah memperingatkan bahwa Nabi Adam dan Siti Hawa akan menjadi celaka dan termasuk orang yang zalim bila sampai mendekati dan memakan buah dari pohon tersebut.
Nabi Adam dan Siti Hawa hidup tentram dan nyaman di surga. Iblis tidaklah suka.
Iblis yang terkutuk mendatangi Adam dan Hawa. la berusaha menggoda dan menjerumuskan Adam dan Hawa. Iblis berkata bahwa Allah tidak ingin Adam dan Hawa Abadi di dalam surga. Lain halnya dengan malaikat yang akan menjadi penghuni surga yang abadi. Sementara Nabi Adam dan Siti Hawa akan menjadi khalifah di muka Bumi.
Bangsa malaikat hidup dengan kelimpahan nikmat tiada henti dengan hidup abadi di surga. Sedang Adam dan Hawa tidak akan dapat seperti malaikat selamanya. Iblis terus memasukkan prasangka buruk kepada Adam dan hawa, lalu setelah melihat adam dan Hawa mulai tergoda, iblis mengatakan bahwa ia tahu caranya agar Adam dan Hawa bisa seperti malaikat, bisa hidup abadi di dalam syurga.
Iblis mengatakan bahwa Adam dan Hawa harus mendekati pohon khuldi. Setelah Adam dan Hawa mendekati buah khuldi, Iblis melanjutkan tipu muslihatnya dengan membujuk mereka untuk memakan buah dari pohon tersebut. Akhirnya Adam dan Hawa pun tergoda bujukan syaitan untuk memakan buah dari pohon khuldi.
Setelah merasai dan memakan buah dari pohon tersebut, kemudian tampak dan terbukalah aurat mereka berdua. Karena muncul rasa malu, dan dengan susah payah, masing-masing berusaha menutupi aurat yang tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di sekitar mereka. Seketika sadarlah Nabi Adam dan Siti Hawa akan kekeliruan serta dosa mereka.
Larangan yang telah Allah peringatkan justru telah mereka langgar. Pohon yang sama sekali jangan mereka dekati kini malah mereka makan buahnya, dan akibatnya tampaklah aurat mereka sendiri. Rasa penyesalan yang sedalam-dalamnya muncul, Nabi Adam dan Siti Hawa pun kemudian bertobat dan memohon ampunan Allah.
Allah memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman yakni memerintahkan Nabi Adam dan Siti Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi. Berbekal pengetahuan dan beberapa kalimat-kalimat dari Allah, Nabi Adam dan Siti Hawa pun turun ke muka Bumi.
Saat diturunkan ke Bumi, Nabi Adam dan Siti Hawa saat itu terpisah di dua tempat yang berbeda. Adam merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan Hawa, sedang Hawa sendiri pun demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas itu, dengan susah payah mereka terus-menerus saling mencari.
Terhitung selama 40 hari barulah kemudian mereka berjumpa di sebuah bukit di jazirah Arab yang kemudian disebut dengan Jabal Rahmah. Macam-macam rasa muncul, bahagia, sedih, terharu, kasihan, dan rasa sayang. Adam dan Hawa akhirnya berkumpul dan menyatu kembali seperti sewaktu di dalam surga. Allah kemudian menjadikan Adam sebagai seorang nabi pertama di muka Bumi.
Pelajaran penting dari kisah peristiwa diturunkannya Nabi Adam dan Siti Hawa ke bumi adalah, bahwa iblis dan syaitan akan selalu berusaha sekuat tenaga dan dengan segala cara untuk menggoda manusia secara pelan pelan dan terus menerus. Hingga akhirnya tanpa terasa manusia akan mengikutinya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Thaha ayat 120 dan Surat Al-Araf ayat 21-22 yang artinya :
“Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa ?“ (QS. Thaha : 120)
“Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua“, maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?“ (QS. Al-A’raf : 21-22)
Demikianlah sahabat Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa dari sejak diciptakan hingga turun ke bumi. Kemudian bagaimana kehidupan Nabi Adam dan Siti Hawa ketika telah hidup di bumi ? Bagaimana pula dengan kisah keturunan mereka. Silahkan ikuti terus lanjutan dari Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa ini pada artikel kami yang berjudul “Kisah Habil dan Qabil Anak Keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa“.
Semoga bermanfaat dan selamat berkisah sahabat.
Salam