METODE PENDIDIKAN ISLAM ALA RASULULLAH. Dalam dunia pendidikan, konsep Taksonomi Bloom merupakan salah satu rujukan utama untuk memahami bagaimana tahapan atau pola pembelajaran berjenjang pada diri seorang manusia pada umumnya. Begitulah kira-kira pemahaman yang penulis dapatkan setelah melihat dan mendengarkan video Ustadz Felix Siauw di salah satu channel Youtube.
Pada video tersebut, Ustadz Felix Siauw sedang membahas mengenai cara atau tahapan seorang manusia dalam proses belajar, yang dikenal dengan teori Taksonomi Bloom. Setelah didengarkan, memang konsep atau teori itu menurut penulis pribadi, sangat sesuai dengan apa yang pada umumnya kita alami ketika mempelajari sesuatu hal yang baru, apapun itu informasi ataupun pengetahuannya.
Nah, yang kemudian terpikirkan dan menjadi menarik bagi penulis adalah, ketika konsep atau teori tersebut dikaitkan dengan metode pendidikan ala Rasulullah. Sebagai umatnya, kita tentu meyakini sekali bahwa metode pendidikan yang diterapkan Rasulullah kepada para sahabatnya, orang-orang terdekat dengan beliau adalah metode pendidikan terbaik.
Terbukti metode pendidikan yang beliau terapkan kepada para sahabatnya telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang tercatat dengan tinta emas dalam sejarah islam dan dunia, seperti contohnya sahabat nabi yang dikenal dengan Khulafaur Rasyidin. Bahkan generasi para sahabat nabi pun ditasbihkan dengan sebutan generasi terbaik atau generasi emas dalam sejarah dakwah Islam.
Tak mengherankan jika saat ini, sangat banyak buku-buku yang membahas dan menjadikan metode pendidikan ala Rasulullah sebagai referensi metode pendidikan terbaik yang pernah. Nah, sekarang jika kita petakan metode pendidikan yang Rasulullah terapkan saat mendidik para sahabat, dengan teori Taksonomi Bloom seperti apa ya ?
Apakah teori Taksonomi Bloom ini sesuai dengan metode pendidikan yang Rasulullah terapkan kepada para sahabatnya ? Yuk, kita coba lihat dan pelajari dalam bahasan pada artikel ini.
Beberapa rujukan tentang metode pendidikan ala Rasulullah penulis ambil dari sumber -sumber di internet yang membahas tentang hal ini. Mari kita simak bersama !
Memahami Konsep Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom merupakan suatu kerangka berpikir atau tahapan berpikir pada diri seorang manusia pada umumnya, yang diperkenalkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Kerangka atau tahapan ini mengelompokkan proses berpikir jadi 6 tahapan utama, yaitu :
- Mengingat (Remembering) – Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menghafal data atau informasi
- Memahami (Understanding) – Bisa menerangkan serta menafsirkan data atau informasi yang diterima dengan cara atau bahasanya sendiri
- Mempraktikkan (Applying) – Memakai data atau informasi dalam kondisi / situasi yang baru.
- Menganalisis (Analyzing) – Memecah data atau informasi menjadi bagian-bagian lebih kecil.
- Mengevaluasi (Evaluating) – Memperhitungkan serta menilai dan bisa mengambil keputusan bersumber pada data atau informasi yang tersedia
- Menghasilkan (Creating) – Kemampuan untuk menggabungkan berbagai elemen data atau informasi untuk membentuk sesuatu yang baru.
Keenam tahapan berpikir atau cara seorang manusia belajar mengenai berbagai hal, baik data ataupun informasi dan keahlian/skill di atas, merupakan sebuah urutan (sequence). Jadi tahap mengingat merupakan dasar untuk menuju tahap memahami.
Tahap memahami tidak bisa dilakukan tanpa melalui tahap mengingat terlebih dahulu. Begitu seterusnya hingga tahap terakhir yaitu tahap menghasilkan.
Teori Taksonomi Bloom di atas telah menjadi rujukan untuk digunakan dalam model-model pendidikan di berbagai institusi pendidikan saat ini. Kemudian, bagaimanakah metode pendidikan yang diterapkan Rasulullah, jika merujuk pada tahapan-tahapan di atas ? Ikuti terus ya.
Metode Pendidikan Ala Rasulullah
Rasulullah dalam mendidik bukan hanya menyampaikan ilmu secara materi, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam praktek kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran yang disampaikannya. Beliau mengajarkan cara membaca Al Quran dengan benar, mengajarkan para sahabatnya untuk menghafalkan Al Quran, serta menjelaskan isi Al Quran beserta hikmah dalam sunnah-sunnahnya.
Begitu pula dengan ilmu-ilmu lain yang belum diketahui para sahabatnya, hingga memberikan contoh tentang perilaku atau akhlak mulia secara langsung sebagai pengamalan ajaran-Nya dalam kehidupan. Allah sendiri menegaskan dalam firman-Nya,
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلْءَاخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Nah, dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Rasulullah adalah contoh terbaik dalam segala aspek kehidupan. Bukan cuma soal ibadah, tapi juga dalam mendidik umatnya.
Satu penjelasan dari sahabat Nabi yaitu Abdurrahman As-Sulami tentang bagaimana para sahabat belajar AlQuran bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam,
Dari Abi Abdurrahman As-Sulami, ia berkata,
“Para pembaca Alquran semisal Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dll, bercerita kepada kami bahwa mereka belajar dari Rasulullah 10 ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya. Mereka berkata, ‘Kami mempelajari Alquran, memahaminya, sekaligus mempraktikkannya.’”
Dari perkataan sahabat Abdurrahman As-Sulami kita bisa membayangkan tahapan yang dilakukan oleh Rasulullah saat mengajarkan Al Quran kepada para sahabat yaitu :
- Cara membaca Al Quran dengan benar sesuai kaidahnya
- Menghafalkan ayat Al Quran per 10 ayat
- Memahami kandungan dari ayat yang dihafalkan tersebut
- Mengamalkannya dalam keseharian semaksimal mungkin
- Tidak pindah ke ayat lain sebelum 10 ayat tersebut tuntas dipelajari hingga bisa diamalkan semaksimal mungkin
Rasulullah tidak hanya mengandalkan satu metode, tapi ada banyak cara yang beliau gunakan, agar ilmunya sampai dengan baik kepada para sahabat. Nah, berikut ini adalah 5 metode pengajaran Rasulullah yang penulis sarikan dari berbagai informasi kajian di internet tentang metode pendidikan ala Rasulullah.
1. Metode Bercerita/Kisah
Para sahabat duduk melingkar mengelilingi Rasulullah, sehingga tercipta suasana yang dekat dan hangat. Dengan cara ini, beliau bisa berinteraksi lebih intens dengan para sahabat. Beliau menggunakan kisah-kisah inspiratif yang ada dalam Al Quran, untuk mengajarkan nilai-nilai Islam, misalnya kisah tentang tiga orang di dalam gua yang terjebak dan berdoa dengan menyebutkan amal baik mereka masing-masing.
2. Metode Diskusi (tanya jawab, dialog) dan Perumpamaan
Rasulullah nggak cuma ceramah satu arah, tapi juga sering membuka diskusi dengan para sahabatnya. Beliau bertanya, lalu mendengarkan jawaban mereka, dan kemudian memberikan penjelasan lebih lanjut.
Beliau juga sering menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan konsep yang sulit. Seperti dalam hadits berikut:
عَن عُقبةً بنِ عَامِرٍ رَضيِ اللٌهٌ عَنهٌ قَالَ خَرَجَ عَلَينًا رَسُولٌ اللٌه صَلْي اللٌه عَلَيهِ وَسَلٌمَ وَنخَنُ فيِ الصفٌةِ فَقَالَ اَيٌكُم يُحبٌ اَن يَغدُ وَ كُلٌ يَومٍ اِلي بُطحَانَ اَواَلى الَعقَيقَ فَيَاٌتيِ بِنَاقَتَينِ كَومَاوَينِ فِي غَيِر اِثمٍ وَلآ قَظيعَةِ رَحَمٍ فَقُلنَا يَارَسُولَ اللٌهِ كُلٌنَا نُحِبٌ ذَالِكَ قَالَ اَفَلآ يَغدُو اَحَدُكُمَ اِلَى المسَجِدِ فَيَتَعَلَمَ اَوفَيَقَرٌاَ ايَتَينِ مِن كِتَابِ اللٌه خَيرٌلَه مِن نَاقَتَينِ وَثَلآثُ خَيرُلَه مِن ثَلآثٍ وَاَربَعُ خَيرُلَه من اربع ومن اعدادهن من الأبل .(رواه مسلم وابو داوود).
Artinya : Dari Uqbah bin Amir RA, ia menceritakan, “Rasulullah SAW Datang menemui kami di shuffah, lalu beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian yang suka pergi setiap hari ke pasar Buth-han atau Aqiq lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta betina dari jenis yang terbaik tanpa melakukan satu dosa atau memutuskan tali silaturahmi?’ Kami menjawab, ‘Ya Rasulullah, kami semua menyukai hal itu.’ Rasululullah SAW Bersabda, ‘Mengapa salah seorang dari kalian tidak ke masjid lalu mempelajari atau membaca dua buah ayat Alquran (padahal yang demikian itu) lebih baik baginya dari pada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta betina, dan begitu pula membaca empat ayat lebih baik baginya daripada empat ekor unta betina, dan seterusnya sejumlah ayat yang dibaca mendapat sejumlah yang sama dari unta-unta.” (Hr Muslim dan Abu Dawud)
Dengan perumpamaan ini, beliau ingin menunjukkan bahwa ilmu lebih berharga daripada harta benda.
3. Metode Ceramah (Al-Khutbah)
Rasulullah sering menyampaikan ilmu melalui ceramah atau nasihat, akan tetapi beliau tidak pernah menyampaikannya dengan cara yang bertele-tele. Ceramah dan nasihatnya selalu singkat, padat, dan langsung ke inti masalah.
4. Metode Penugasan (At-Tathbiq)
Rasulullah sering memberikan tugas kepada para sahabat yang sudah paham suatu ilmu untuk mengajarkannya kepada yang lain. Bagi sahabat yang sudah dianggap mumpuni secara ilmu, Rasulullah juga sering menugaskan sahabat tersebut untuk berdakwah diberbagai daerah yang menjadi tujuan penyebaran dakwah.
5. Metode Teladan (Al-Uswah wa Al-Qudwah)
Apa yang Rasulullah ajarkan selalu beliau praktikkan sendiri. Makanya, para sahabat nggak ragu mengikuti beliau karena melihat langsung bagaimana akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Pendidikan Rasulullah dan Taksonomi Bloom
Dari dua penjelasan di atas penulis bisa mendapatkan perspektif yaitu, tahapan ke-1 sampai dengan ke-6 dalam teori Taksonomi Bloom merupakan penjelasan terhadap metode pendidikan yang diterapkan Rasulullah 1500 tahun lalu saat mengajarkan Al Quran dan ilmu-ilmu lainnya kepada para sahabat.
Jika diperinci perspektif detail per tahapan penulis coba gambarkan sebagai berikut:
1. Metode Rasulullah dalam Sesi Mengingat (Remembering)
Para sahabat belajar Al Quran dari Rasulullah melalui metode yang mempermudah para sahabatnya untuk dipelajari serta dihafalkan melalui metode talaqqi. Yaitu, sebuah metode pengajaran secara langsung dari seorang guru kepada muridnya dengan cara berhadap-hadapan.
Murid membaca Al Quran dan didengarkan langsung oleh gurunya. Apabila ada kekeliruan, akan langsung dikoreksi. Begitu mereka sudah bisa membaca dengan benar, maka para sahabat akan diminta menghafalkannya per 10 ayat, dengan cara mengulang-ulang / repetisi yang dikenal dengan metode tikrar.
2. Metode Rasulullah dalam Sesi Memahami (Understanding)
Setelah para sahabat menghafal ayat Al Quran, Rasulullah mengajarkan tentang makna dari ayat-ayat tersebut berdasarkan tafsir ayat-ayat Al Quran tersebut agar para sahabat bisa memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Cara penyampaian makna dan tafsir ayat disampaikan dengan berbagai metode seperti berkisah, berdialog / tanya jawab, ataupun dengan perumpamaan-perumpamaan serta nasihat/ceramah.
3. Metode Rasulullah dalam Sesi Mengamalkan (Applying)
Ayat yang dihafalkan dan dipahami maknanya per 10 ayat tidak akan beranjak ke ayat lain sebelum para sahabat bisa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam hal ibadah, semacam shalat, puasa, serta zakat. Begitu pula dalam hal etika sosial misalnya bagaimana perilaku sesama muslim dengan tetangganya dan perilaku terhadap para dhuafa.
4. Metode Rasulullah dalam Sesi Menganalisa (Analyzing)
Rasulullah sering memberikan pengajaran kepada para sahabat dengan memberikan pertanyaan ataupun berdialog untuk menganalisis suatu kasus. Seperti pada peristiwa Hudaibiyah, kala itu Rasulullah meminta pendapat para sahabat terkait dengan strategi terbaik menghadapi situasi pada saat itu.
Dalam peristiwa lain seperti saat Perang Parit (Perang Khandak), Rasulullah meminta pendapat para sahabatnya dalam hal strategi untuk menghadapi musuh. Dan sejarah mencatat usulan dari sahabat Salman Al-Farisi untuk membuat parit menjadi faktor utama kemenangan pihak muslim pada saat itu.
Usulan yang dilakukan merupakan hasil dari analisa situasi serta benchmarking dari apa yang pernah dilakukan oleh Bangsa Persia, sebagai negeri asal muasal dari sahabat Salman Al-Farisi. Memberikan kebebasan berpendapat dalam strategi perang yang diterapkan Rasulullah merupakan bagian dari proses melakukan analisa (analyzing) dalam teori Taksonomi Bloom.
5. Metode Rasulullah dalam Sesi Mengevaluasi (Evaluating)
Menceritakan, memberikan nasihat dan pengarahan berdasarkan kejadian yang telah terjadi, Rasulullah lakukan sebagai bagian dari proses evaluasi dan penilaian. Apa yang dialami dalam Perang Uhud jilid pertama, di mana pasukan muslim mengalami kekalahan telak, menjadi bahan evaluasi Rasulullah untuk mencegah terjadinya kesalahan strategi yang sama terulang dan melakukan tindakan perbaikan kedepan bagi pasukan muslim pada saat itu.
6. Metode Rasulullah dalam Sesi Menciptakan (Creating)
Pada sesi paling tinggi dalam Taksonomi Bloom ini, seorang tidak hanya telah menguasai serta mempraktikkan ilmunya, tapi juga telah sanggup untuk menghasilkan pemecahan serta inovasi baru. Rasulullah dengan metode pendidikannya selalu memberikan penugasan bagi sahabat yang dianggap telah mumpuni dalam penguasaan ilmu, untuk berdakwah ke daerah-daerah lain.
Tentu saja saat mereka mengemban amanah tersebut, para sahabat harus menghadapi berbagai situasi yang sangat beragam. Mereka harus bisa menyesuaikan diri dengan bermacam tantangan tersebut, seperti budaya dan kebiasaan di daerah itu tetapi tetap memegang teguh ajaran serta amanah yang telah mereka emban dari Rasulullah.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam sendiri merupakan contoh teladan terbaik dari apa-apa yang ia ajarkan kepada para sahabatnya. Membentuk sistem pemerintahan Madinah yang mencampurkan keadilan, ekonomi, serta sosial dalam satu kesatuan yang harmonis.
Mengarahkan tata cara penyebaran Islam yang fleksibel, saat kembali berdakwah di Makkah yang tentu berbeda dengan di Madinah. Semuanya merupakan contoh bagaimana Rasulullah sebagai seorang Uswatun Hasanah bagi umatnya dan seluruh manusia.
Kembali Kepada Islam dan Contoh Rasul-Nya
Dari gambaran sekilas di atas, walaupun mungkin belum terlalu komprehensif akan tetapi bagi penulis bisa disimpulkan bahwa metode pendidikan ala Rasulullah adalah metode pendidikan terbaik yang pernah ada. Sebagai umat Islam, kita harus bangga dan semangat untuk menerapkan metode pendidikan ala Rasulullah dalam keluarga dan kehidupan kita saat ini.
Apalagi jika kita sandingkan dengan teori metode pendidikan atau teori tentang bagaimana tahapan-tahapan manusia mempelajari sesuatu yang dipopulerkan oleh barat, salah satunya yang terkini adalah teori Taksonomi Bloom. Rasulullah sudah lebih dahulu mempraktikkan prinsip-prinsip ini jauh sebelum konsep ini diperkenalkan oleh dunia pembelajaran modern.
Metode Pendidikan Ala Rasulullah Efektif dan Efisien
Banyak keunggulan yang penulis bisa ambil dari metode pendidikan Rasulullah kepada para sahabatnya, yaitu diantaranya :
- Berbasis aplikasi langsung – Rasulullah tidak cuma menyampaikan teori ataupun dalil semata, tapi beliaupun langsung memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk penerapannya.
- Fleksibel serta personalisasi – Beliau menyampaikan nasihat atau ilmu tidak disamaratakan semuanya, akan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sahabat, sehingga ilmu yang disampaikan selalu tepat sasaran
- Menyampaikan ilmu dengan hati dan berdasarkan realitas – Rasulullah menyentuh hati para sahabatnya terlebih dahulu sebelum ilmu yang akan diajarkannya disampaikan, sehingga lebih mudah untuk diserap oleh para sahabat dan gampang diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari
- Membangun komunitas pembelajar dalam sebuah halaqoh – Para sahabat tidak hanya bisa belajar dari beliau saja, akan tetapi juga bisa saling belajar antara satu dengan lainnya dalam satu halaqoh ilmu.
Kembali Kepada Contoh Rasulullah Untuk Melahirkan Generasi Emas
Pendidikan merupakan ujung tombak pembangunan sebuah peradaban. Jika pendidikan suatu kaum, bangsa atau generasi baik dan benar, maka akan bisa melahirkan sebuah peradaban bangsa yang besar dan berpengaruh.
Sebagai umat Islam kita sesungguhnya telah memiliki metode pendidikan terbaik yang dicontohkan dan diajarkan oleh junjungan kita, manusia terbaik sepanjang masa, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam. Apa yang beliau terapkan kepada para sahabatnya, telah melahirkan generasi terbaik sepanjang sejarah.
Oleh karenanya sebagai sebuah pembelajaran dan hikmah dari bahasan di atas adalah, sudah tak ada cara lain untuk melahirkan generasi emas umat Islam, khususnya umat Islam di Indonesia yaitu dengan kembali kepada Islam. Kembali menjadikan sunnah-sunnah Rasulullah sebagai pedoman dalam setiap aspek kehidupan, termasuk model ataupun metode pendidikan untuk anak-anak kita.
Apabila metode pendidikan ala Rasulullah ini diterapkan dalam sistem pembelajaran kita saat ini, bukan tidak mungkin akan lahir kembali generasi emas dan berakhlak mulia, beberapa tahun kedepan, seperti generasi terbaik para sahabat di masa Rasulullah.
Demikianlah sedikit ulasan dari penulis tentang metode pendidikan Rasulullah dikaitkan dengan konsep Taksonomi Bloom. Semoga bermanfaat, dan jika ada kesalahan ataupun kekeliruan dan kekurangan dalam artikel ini semata karena kekhilafan dan kesalahan serta ketidaktahuan penulis, dan semua yang benar semata datangnya dari Allah subhanahu wata’ala.
Wallahu’alam bishawab.