RENUNGAN MASA TUA MENURUT ISLAM. Sahabat pembaca yang dimuliakan Allah, masa tua adalah sebuah fase dalam kehidupan manusia yang pasti akan dialami, bagi mereka yang diberi karunia rezeki berupa usia yang panjang. Dalam Islam, masa ini dipandang sebagai salah satu bagian yang penting dalam perjalanan seorang hamba.
Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk memahami fase ini, dan melakukan persiapan sedari dini, agar tidak merasa tau-tau sudah berada di fase ini tanpa melakukan persiapan yang tepat. Islam telah memberikan tuntunan yang sangat jelas dan lengkap tentang bagaimana menyikapi masa tua dengan bijaksana.
Bagi setiap muslim wajib untuk memahami tentang fase ini, dan melakukan renungan masa tua menurut islam, agar jangan termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Hal ini telah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam ingatkan dengan 5 perkara sebelum 5 perkara, dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
Artinya :“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, luangmu sebelum sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. Al-Hakim)
Pentingnya Menyadari Datangnya Masa Tua
Masa tua sering kali datang tanpa disadari. Seiring bertambahnya usia, fisik melemah, rambut memutih, dan kemampuan fisik berkurang. Islam menekankan agar setiap orang menyadari dan mempersiapkan diri untuk menghadapi masa tua.
Dalam surah Yasin ayat 68, Allah SWT berfirman:
وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ
Artinya : “Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya, niscaya Kami kembalikan dia kepada keadaan semula (lemah). Maka apakah mereka tidak mengerti?” (QS. Yasin : 68)
Ayat ini menegaskan bahwa umur panjang membawa seseorang pada kondisi fisik yang melemah, dan itu adalah siklus kehidupan yang harus diterima dengan lapang dada. Dengan renungan masa tua menurut Islam seperti dijabarkan berikut ini, diharapkan setiap muslim bisa memasuki usia tua dengan penuh keberkahan.
Manfaatkan Masa Muda Untuk Persiapan
Sebelum mencapai masa tua, Islam sangat mendorong untuk memanfaatkan masa muda dengan beribadah dan beramal shaleh, sebagaimana hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam di atas.
Dengan kata lain, sebelum fisik melemah di masa tua, seorang Muslim harus memanfaatkan waktu mudanya untuk melakukan berbagai persiapan dalam menghadapi usia tua. Beberapa persiapan yang bisa dilakukan saat usia muda diantaranya :
- Persiapan ibadah dan amal sholeh, mumpung secara fisik masih berada pada puncak kekuatannya, maka harus dimaksimalkan dengan melakukan ibadah dan amal sholeh sebaik dan seoptimal mungkin. Karena di saat usia semakin bertambah, kekuatan fisik manusia pun akan menurun. Ibadah shalat misalnya, di saat muda secara fisik mudah dilakukan dengan sempurna, akan tetapi seiring dengan pertambahan usia dan berbagai problem penurunan kesehatan, maka ibadah shalat di usia tua bisa menjadi ritual ibadah yang sulit dilakukan dengan sempurna.
- Persiapan sosial ekonomi, setiap orang selalu berharap dirinya tidak menjadi beban untuk orang lain, apalagi untuk anak-anaknya kelak di saat usia tua. Oleh karenanya manfaatkan waktu muda dengan persiapan terbaik untuk memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di usia tua kelak, agar jangan sampai membebani orang lain, termasuk anak.
- Persiapan ruhiyah menghadapi masa sepi, diantara persiapan yang juga penting adalah mempersiapkan mental dan ruhiyah agar siap menghadapi masa-masa dimana anak-anak atau pun pendamping hidup sudah tidak bersama-sama lagi. Pasangan hidup bisa mendahului menghadap Penciptanya, dan anak-anak tentu memiliki kehidupannya sendiri kelak. Oleh karenanya penting juga untuk memiliki persiapan berupa aktifitas ataupun komunitas sosial serta agar bisa selalu menjadi sarana bersosialisasi.
- Menjaga hubungan silaturahmi yang baik dengan sesama, sangat penting dilakukan sejak muda, terutama dengan orang-orang terdekat seperti tetangga, komunitas di lingkungan rumah, mesjid, dan lain-lain, agar selalu memiliki hubungan sosial yang baik. Usia boleh tua, tetapi semangat harus tetap muda dengan selalu aktif bersosialisasi dan bersilaturahmi dengan lingkungan.
Renungan Masa Tua Menurut Islam
Seiring bertambahnya usia, seorang Muslim diingatkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Masa tua adalah saat yang tepat untuk memperbanyak ibadah, baik itu sholat, dzikir, atau membaca Al-Quran.
Dalam Islam, usia tua bukanlah penghalang untuk beribadah, walaupun secara fisik mengalami penurunan, tetapi memiliki waktu lebih untuk fokus pada ibadah. Melakukan renungan masa tua menurut Islam seperti dijabarkan di bawah ini, sangat perlu untuk dilakukan.
Dalam surah Al-Hadid ayat 16, Allah SWT berfirman:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ ٱلْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَٰسِقُونَ
Artinya : “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid : 16)
Ayat ini mengingatkan bahwa seiring berjalannya waktu, hati seorang Muslim seharusnya semakin tunduk kepada Allah.
Tanggung Jawab terhadap Keluarga di Masa Tua
Islam juga mengajarkan bahwa masa tua tidak boleh dijadikan alasan untuk melepaskan tanggung jawab terhadap keluarga. Seorang Muslim, meski sudah tua, tetap memiliki kewajiban untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak dan cucu-cucunya.
Tugas sebagai orang tua atau kakek-nenek adalah memberikan nasihat dan menjaga ketentraman keluarga. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya : “Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu, tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga tetap ada, meskipun di masa tua. Masa tua sering kali identik dengan berbagai ujian fisik, seperti penyakit atau kelemahan tubuh.
Dalam Islam, ujian fisik ini bukanlah bentuk siksaan, tetapi ujian yang diberikan oleh Allah untuk meningkatkan derajat seorang hamba. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مَرَضٌ فَمَا سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا
Artinya : “Tidaklah seorang Muslim ditimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya, sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari – Muslim)
Ujian fisik di masa tua harus dihadapi dengan kesabaran dan keyakinan bahwa itu adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
Pentingnya Menjaga Kesehatan di Masa Tua
Meskipun ujian fisik merupakan bagian dari ketetapan Allah, Islam juga mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan. Kesehatan adalah anugerah yang harus dijaga selama masih diberi kesempatan.
Menjaga pola makan, berolahraga, dan rutin memeriksakan kesehatan adalah beberapa cara yang dianjurkan dalam Islam. Dengan menjaga kesehatan maka penurunan fisik yang terjadi di usia tua akan dapat diminimalisir.
Rasulullah dan para sahabat generasi terbaik adalah contoh teladan dalam hal menjaga kesehatan. Saat berbagai peperangan dalam rangka dakwah menyebarkan Islam harus dilakukan, Rasul dan para sahabat sudah berada di usia yang tidak muda lagi.
Akan tetapi sebagaimana kita baca melalui sejarah sirah Nabi, mereka dapat meraih berbagai kemenangan walaupun usia mereka sudah tidak muda lagi. Bahkan banyak peperangan terjadi saat sedang melakukan ibadah puasa (shaum), masya Allah betapa kuat dan sehatnya fisik Rasul dan para sahabatnya.
Teladan inilah yang harus senantiasa menjadi contoh bagi kita sebagai umat Nabi Muhammad. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam bersabda:
فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
Artinya : “Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu, kedua matamu memiliki hak atas dirimu, …” (HR. Bukhari)
Menjaga kesehatan tubuh adalah bagian dari menjaga amanah tubuh atau jasad yang telah Allah titipkan kepada setiap hamba-Nya. Dengan menjaga kesehatan, seseorang dapat terus melaksanakan ibadah dengan lebih baik, dan menjalankan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.
Persiapan Menghadapi Akhirat di Masa Tua
Masa tua juga merupakan waktu yang sangat tepat untuk memperbanyak persiapan menuju kehidupan akhirat. Dalam surah Al-Baqarah ayat 197, Allah SWT berfirman:
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ
Artinya : “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah : 197)
Bekal terbaik yang bisa dipersiapkan di masa tua adalah ketakwaan, yang diperoleh melalui ibadah, amal shaleh, serta memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
Meminta Ampunan dan Bertaubat di Masa Tua
Islam juga menekankan pentingnya memperbanyak istighfar dan bertaubat di masa tua. Allah SWT Maha Pengampun, dan pintu taubat selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya, tidak peduli berapa usia mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ، وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ
Artinya : “Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan di siang hari, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan di malam hari…” (HR. Muslim)
Masa tua adalah saat yang tepat untuk memperbanyak permohonan ampunan kepada Allah atas kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan di masa lalu.
Berperan sebagai Pemberi Nasihat di Masyarakat
Islam juga mendorong agar orang yang sudah lanjut usia tetap aktif berkontribusi dalam masyarakat, khususnya dalam memberikan nasihat dan contoh yang baik. Kehidupan yang telah dilalui memberikan banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dibagikan kepada generasi yang lebih muda.
Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)
Orang tua yang bijak bisa menjadi pelopor dalam membangun masyarakat yang lebih baik melalui nasihat yang penuh hikmah.
Masa tua menurut Islam adalah waktu yang penuh dengan hikmah dan peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Walaupun dengan seiring pertambahan usia, fisik manusia menjadi semakin melemah, akan tetapi dengan pemahaman yang benar dan renungan masa tua menurut islam yang dipahami dengan baik, kita bisa mempersiapkannya sedini mungkin dan seoptimal mungkin.
Memanfaatkan masa muda untuk beramal sholeh, beribadah yang terbaik, menjaga tanggung jawab terhadap diri dan keluarga secara ekonomi maupun sosial adalah hikmah dari renungan masa tua menurut Islam yang bisa kita pelajari. Hal ini bisa menjadi sebuah persiapan bagi setiap muslim untuk menyongsong keberkahan dalam usianya.
Jangan sampai usia panjang yang Allah limpahkan malah mendatangkan kerugian, akibat kesia-sian di usia muda, dan hilangnya keberkahan di usia tua. Islam mengajarkan bahwa setiap fase kehidupan, baik muda maupun masa tua, harus dijalani dengan sabar, syukur, dan ketakwaan kepada Allah.
Demikianlah artikel singkat tentang renungan masa tua menurut Islam. Semoga bisa memberikan manfaat bagi para pembaca umumnya dan utamanya bagi penulis sendiri.
Wallahu’alam bishawaab.