Sejarah Adzan dan Iqomah (Inspirasi Inovasi Sejarah Islam)

sejarah-adzan-dan-iqomah

SEJARAH ADZAN DAN IQOMAH. Adzan merupakan panggilan suci bagi umat Islam yang membangunkan mereka dari tidur atau mengingatkan mereka pada waktu pelaksanaan shalat wajib, lima kali dalam sehari. Panggilan adzan ini bukan saja memiliki sejarah panjang dan kaya dengan inspirasi inovasi dalam jejak sejarah Islam sejak awal mula keberadaannya, akan tetapi juga mengandung nilai kemuliaan dan keutamaan sebagaimana hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA,

Nabi bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا»

Artinya : “Seandainya manusia mengetahui pahala menjawab adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali dengan diundi, niscaya mereka akan melakukan undian.” (HR. Bukhari & Muslim)

Adzan bukan hanya sekadar pengumuman waktu shalat, tetapi juga simbol spiritualitas, kepatuhan, dan kesetiaan umat Islam pada ajaran agama mereka. Tidak terbatas pada hal tersebut, sejarah adzan menunjukkan keajaiban dari panggilan shalat itu sendiri.

Seberapa ajaibnya seruan adzan ini serta bagaimana sejarah adzan dan iqomah ini berawal dan tetap terpelihara hingga kini ? Yuk kita coba bahas dan rangkum dari kajian Ustadz Hanan Attaki di channel youtube beliau, yang mengkaji asal usul sejarah adzan dalam sejarah Islam.

Sejarah Adzan dan Iqomah

Dalam islam, sejarah adzan dan iqomah yang merupakan sebuah panggilan untuk melaksanakan ibadah shalat dianggap sebagai suatu inovasi yang sangat penting dalam Islam, yang berasal dari masa kehidupan Nabi Muhammad SAW. Perintah menggunakan adzan sebagai panggilan atau seruan untuk melaksanakan shalat wajib menurut jumhur ulama, atau mayoritas ulama, baru disyariatkan pada tahun pertama Hijriah, artinya terjadi saat Nabi sudah hijrah ke kota Madinah.

asal-usul-adzan

Saat di Madinah setelah nabi berhijrah, program pertama yang Nabi lakukan di kawasan itu adalah membangun masjid. Saat hijrah beliau berhenti di daerah Quba, dan beliau membangun masjid di sana, yang dikenal kemudian dengan nama Mesjid Quba.

Kemudian dari Quba lanjut masuk ke dalam kota Madinah, karena dulu wilayah Quba tidak disebut sebagai bagian dari Kota Madinah. Setelah masuk ke kota Madinah, yang pertama dilakukan juga membangun masjid bersama dengan para sahabatnya.

Setelah mesjid terbangun yang kemudian dikenal dengan nama Masjid Nawabi, kemudian Nabi dan para sahabatnya menghadapi tantangan untuk bagaimana cara memanggil orang datang ke masjid, untuk mendirikan solat berjamaah sehari 5 kali. Ketika itu, para sahabat mengusulkan berbagai cara memanggil orang-orang untuk shalat.

Ada yang mengusulkan untuk membuat api di atas bukit, agar bisa terlihat oleh orang banyak, dan jika api sudah menyala berarti tanda harus ke mesjid. Akan tetapi usulan itu mirip dengan kaum majusi kata sahabat yang lain. Ada pula yang mengusulkan untuk menggunakan trompet, tapi ini pun mirip dengan orang Yahudi.

Termasuk ada sebagian sahabat yang mengusulkan penggunaan lonceng, karena keras suaranya dan bisa terdengar sampai jauh, tapi hal ini mirip dengan kaum Nasrani. Akhirnya diputuskan untuk menggunakan seruan asholaatu jamiah, untuk memanggil orang ke mesjid.

Maka Rasulullah kemudian memilih sahabat Bilal untuk mengumandangkan seruan asholaatu jamiah, belum ada adzan pada saat itu. Kenapa Bilal yang diperintahkan Rasul untuk mengumandangkan seruan panggilan sholat tersebut ?

Bukankah ada sahabat lain, Abdullah ibn Mas’ud, sahabat yang bacaan Al-Quran nya persis Jibril, jadi kalau mau tahu bagaimana bacaan Jibril, liat Abdullah ibn Mas’ud. Atau kenapa tidak Usaid bin Hudair, sahabat yang kalau sedang membaca Quran, maka akan berkumpullah awan diatasnya.

Siapa lagi ? masih ada sahabat lain, Abdullah ibn Abbas, yang kalau dia baca Quran, malaikat akan turun dari langit sampai penuh langit itu seperti cahaya bintang. Kenapa bukan mereka ? Mengapa justru Bilal yang Rasul minta untuk mengumandangkan panggilan sholat tersebut ?

Ternyata Bilal memiliki keistimewaan dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain. Bilal memiliki suara yang paling lantang, tapi tidak mengganggu bagi orang yang mendengarkannya.

Inilah kelebihan suara Bilal yang menjadi penentu mengapa dipilih Rasulullah untuk mengumandangkan seruan tersebut. Ada sahabat yang suaranya lantang tapi mengganggu bagi yang mendengarkannya. Ada juga yang indah suaranya, tapi tidak lantang, sehingga sulit terdengar dari kejauhan.

Suara Bilal memiliki kelebihan tersebut, lantang, bisa terdengar dari jauh, tapi tidak mengganggu bagi yang mendengarkannya, karena suaranya mengandung estika atau keindahan yang membuat orang yang mendengarkannya menjadi senang.

Panggilan asholatu jamiah, dijadikan cara pertama kali untuk mengundang kaum muslim untuk datang ke masjid. Panggilan tersebut dikumandangkan Bilal di atas atap rumah orang yang paling dekat dengan Mesjid Nabawi, karena pada masa itu Mesjid Nabawi belum memiliki menara.

Hingga suatu malam, salah satu sahabat Nabi, Abdullah bin Zaid, bermimpi tentang panggilan shalat lewat lafadz adzan. Kisahnya pada suatu malam Abdullah bin Zaid bermimpi, dan dalam mimpinya Abdullah bin Zaid melihat seorang laki-laki menenteng lonceng.

Kemudian Abdullah bin Zaid memanggil laki-laki tersebut dan menanyakan apakah ia mau menjual lonceng yang dibawanya. Laki-laki itu menjawab dengan pertanyaan untuk apa membeli lonceng yang ia bawa ? Abdullah bin Zaid pun menjelaskan bahwa lonceng tersebut akan dipakai untuk memanggil orang datang ke masjid, untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Mendengar jawaban Abdullah bin Zaid, laki-laki itu pun lalu mengatakan apakah mau diajarkan sesuatu yang lebih baik daripada suara lonceng ? Abdullah bin Zaid pun menanyakan perihal apa yang akan diajarkan oleh laki-laki tersebut.

Kemudian diajarkanlah teks azan oleh laki-laki tersebut kepada Abdullah bin Zaid. Dalam mimpinya ia di ajarkan untuk mengucapkan kalimat-kalimat : Allah akbar Allah akbar, Allah akbar Allah akbar, Asyhadu alla ilaaha illallah sampai la ilaha illallah. Walaupun ada perberbedaan pendapat di antara para ulama tentang jumlah pengulangannya, ada yang dua, ada yang empat takbirnya, kemudian shahadah dan seterusnya, tapi intinya teksnya ucapan / lafadz yang di ajarkan adalah seperti itu.

Ketika bangkit dari tidurnya, ia langsung datang untuk melaksanakan sholat subuh ke masjid, dan Abdullah bin Zaid pun menceritakan kisah mimpinya kepada Rasulullah. Nabi pun mengomentari mimpi itu dengan membenarkan mimpi tersebut. Maka beliaupun meminta agar Abdullah bin Zaid segera mengajarkan lafadz adzan tersebut kepada Bilal.

Dalam peristiwa sejarah adzan dan iqomah ini kita bisa mengambil sebuah ibroh tentang keikhlasan bisa kita pelajari dari para sahabat. Walaupun ide tersebut datangnya dari sahabat Abdullah bin Zaid, akan tetapi yang perfom, atau yang tampil ditunjuk Rasul untuk mengumandangkan adzan adalah sahabat Bilal. Para sahabat khususnya Abdullah bin Zaid berlapang dada menerima keputusan tersebut.

Allah memilih siapapun di antara hamba-Nya untuk diberikan ilham yang baik, padahal Allah kalau mau, sangat layak kalau memberikan teks tersebut kepada Rasulullah langsung. Tetapi kenapa lewat Abdullah bin Zaid ?

Hal ini merupakan sebuah hikmah, agar semua sahabat itu punya rasa memiliki terhadap ibadah sholat dengan adzannya. Bukan hanya datangnya dari rasul-Nya, tapi juga berasal dari kalangan kaum muslimin sendiri.

Lalu sahabat Umar juga ternyata bermimpi hal yang sama, hanya saja beliau telat memberitahukan mimpi itu kepada Rasulullah. Sahabat Umar ini memang orang yang sering sekali dikasih ilham sama Allah. Banyak ilham-ilham lain yang Allah berikan kepada Umar, salah satunya tentang adzan ini.

Kejadian mimpi Umar yang sama dengan sahabat Abdullah bin Zaid, kemudian dibenarkan pula oleh Rasulullah, semakin meyakinkan para sahabat bahwa itu bukan cuma bunga tidur, melainkan ilham dari Allah subhanahu wata’ala. Sejak itulah adzan kemudian disampaikan atau disuarakan dengan suara kalimat tauhid.

Itulah asal usul sejarah adzan dan iqomah sebagai seruan panggilan sholat 5 waktu, dan hingga kini tidak bisa diganti, tidak bisa ditambah atau dikurangkan, seperti itulah adzan sejatinya sejak awal. Para ulama kemudian mendefinisikan bahwa adzan itu adalah ibadah kepada Allah.

Makna dan Keutamaan Adzan

Jadi adzan itu bukan profesi, bukan pula hanya sebatas rutinitas, akan tetapi adzan itu adalah sebuah ibadah kepada Allah, yang dilakukan dengan cara i’lam yaitu mengumumkan atau memberitahukan telah masuknya waktu sholat, dengan teks-teks yang sudah dijelaskan secara khusus.

sejarah-adzan

Jadi sekarang kita jadi tahu, dari sejarah adzan dan iqomah di atas bahwa adzan itu adalah sebuah ibadah, yang kedudukannya sangat tinggi di mata Allah, sampai disandingkan dengan shaf awal shalat berjamaah, sebagaimana telah disebutkan dalam hadist di awal artikel ini. Jadi orang kalau mau dapat kebaikan dalam satu sholat berjamaah, diantara kebaikan yang banyak itu adalah adzan dan shaf awal.

Jadi kita bisa simpulkan tentang beberapa keutamaan dari Adzan yaitu :

  1. Sebuah ibadah kepada Allah, yang kedudukannya sangat tinggi di mata Allah, sebanding dengan shaf pertama shalat berjamaah.
  2. Penanda waktu yang penting dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan mendengar adzan, umat Islam diingatkan untuk menghentikan aktivitas mereka dan berkomitmen untuk berhubungan langsung dengan Allah melalui shalat.
  3. Ungkapan dari kesetiaan dan ketaatan seorang Muslim terhadap Allah subhanahu wata’ala. Dengan menjawab panggilan adzan, umat Islam menunjukkan ketaatan mereka terhadap perintah Allah dan kesetiaan mereka terhadap ajaran agama Islam.
  4. Simbol persatuan umat Islam. Ketika adzan berkumandang, umat Islam dari berbagai latar belakang etnis, budaya, dan bahasa berkumpul bersama-sama untuk melaksanakan ibadah yang sama, menunjukkan persatuan dan solidaritas umat Islam di seluruh dunia.

Demikianlah sahabat pembaca Pondok Islami, sejarah adzan dan iqomah yang ternyata penuh dengan keajaiban dan sejarah yang penuh hikmah dan inspirasi. Maka, sekarang setelah mengetahui makna dan keutamaan adzan, luruskan niat kita saat sebelum sholat berjamaah.

Jika tidak ada orang yang ditunjuk untuk adzan, maka berlomba-lombalah agar punya kesempatan mengumandangkan adzan, karena adzan adalah ibadah yang luar biasa di sisi Allah subhanahu wata’ala. Wallahu’alam bishawab.

Bagi sahabat yang ingin mempelajari cara melantunkan adzan yang benar, merdu dengan berbagai langgam, serta mengetahui lafadz adzan yang dilantunkan oleh berbagai qori dari berbagai negara, bisa melihat artikel kami sebelumnya yang berjudul Download Suara Adzan dari Berbagai Negara.

Semoga bermanfaat, Barakallahu fiikum.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

(Ebook GRATIS) Kisah Inspiratif Para Penghafal Quran
This is default text for notification bar