UNTUKMU YANG HENDAK MENYERAH DALAM PERNIKAHAN.
Assalaamu’alaikum wr. wb. pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, semoga hari ini yang lagi sakit diberikan kesembuhan, dan yang sedang menghadapi ujian hidup diberikan kesabaran. Sehingga apapun yang kini sedang kita hadapi senantiasa memberikan pembelajaran dan manfaat untuk kita.
Tak ada manusia di dunia ini yang hidup tanpa masalah, kecuali bayi yang baru dilahirkan. Terkadang kita lupa satu hal, yaitu bersyukur kepada Allah atas semua hal. Baik saat kita ditimpa satu ujian atau saat kita diberikan kemurahan rezeki.
Terlebih bagi kita yang baru saja mengarungi bahtera rumah tangga, tentu banyak sekali konflik, ujian dan tantangan yang harus dihadapi. Karena itulah hakikat pernikahan, menyatukan dua insan yang berbeda pandangan dan tentunya sikap juga sifat.
Pernikahan adalah ikatan lahir batin seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Tentang Pernikahan
Menikah menurut Islam adalah fitrah manusia dalam menyempurnakan ibadah, iman dan agamanya.
Sebab dengan menikah seseorang telah mengemban amanah juga tanggungjawab besar terhadap keluarga yang akan dipimpinnya dan dijaga menuju jalan kebenaran.
Menikah memiliki manfaat besar pada kepentingan-kepentingan sosial lainnya. Seperti memelihara kelangsungan jenis manusia, melanjutkan keturunan, menjaga kehormatan, melancarkan rezeki dan sebagainya.
Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya, serta dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pada prinsipnya, pernikahan di Indonesia adalah Monogami, yaitu dalam suatu pernikahan, seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri, begitupun sebaliknya seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
Pernikahan telah menjadi bagian dari sunnatullah pada setiap makhluk yang bernyawa, termasuk manusia di dalamnya. Kebutuhan manusia terhadap pernikahan bukanlah karena semata-mata pemenuhan biologis, tetapi memiliki banyak makna.
Itulah sebabnya, mengapa pernikahan itu menjadi sesuatu yang dibutuhkan manusia. Setiap pasangan menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia, namun sayangnya tidak setiap pernikahan selalu berjalan mulus, sesuai keinginan pasangan suami-istri.
Pada setiap pernikahan selalu ada batu sandungan di tengah perjalanan.
Seperti cobaan atau ujian, serta masalah yang datang silih berganti.
Pasang surut dalam pernikahan adalah suatu hal yang biasa terjadi. Terkadang hal-hal kecil saja bisa jadi pemicu, hingga menjadi masalah besar, apabila pasangan tidak bisa menyikapinya.
Cobaan demi cobaan akan datang menghampiri, seiring dengan perjalanan rumah tangga yang tak terbatas waktunya. Masalah rumah tangga setiap pasangan berbeda-beda, maka penyelesaiannya juga berbeda-beda.
Bila pasangan tidak segera menyelesaikannya, bukan tidak mungkin rumah tangga akan berujung dengan perceraian.
Sangat mudah menjalin hubungan, namun mempertahankannya adalah sebuah ikhtiar yang penuh dengan tantangan. Begitu pun dengan rumah tangga.
Memang tidak mudah mempertahankan rumah tangga yang sudah hampir mencapai puncak perceraian, namun masih ada banyak cara agar rumah tangga menjadi bahagia.
Lalu, bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan ?
Bertahan atau menyerah dengan keadaan ?
Yuk Duduk Dan Bicara Dari Hati Ke Hati
Ketika banyak sekali pasangan suami istri yang ingin menyerah dalam mempertahankan rumah tangganya, ada seorang wanita mencoba menuliskan kisah menyentuh dalam perjuangannya mempertahankan rumah tangganya.
Teh Wiwin Supiah, seorang istri dari penulis buku-buku Best seller yaitu Kang Dewa Eka Prayoga. Sang penulis membuat buku ini agar banyak pasangan, bisa melewati hari-hari tersulitnya dalam menjalani pernikahan.
Memiliki pernikahan yang bahagia adalah impian setiap pasangan suami istri, namun sayangnya banyak sekali cobaan yang dapat merusak kebahagiaan rumah tangga dan berakhir dalam perceraian.
Seperti tulisan Teh Wiwin Supiyah dalam bukunya Sebuah Catatan (Untukmu Yang Hendak Menyerah Dalam Pernikahan). Dalam buku pertamanya ini, beliau mengajak pembacanya, yang mungkin sudah lelah dengan semua konflik dan tantangan dalam pernikahan yang sedang dihadapinya saat ini, untuk duduk dan berbicara dari hati ke hati.
Menyalurkan semangat melalui tulisan yang didasarkan pada pengalaman pribadinya sendiri, semata agar para pembacanya mau terus berjuang dan tidak mudah menyerah, saat dihadapkan pada situasi atau konflik dan ujian di awal-awal pernikahan.
Buku ini insya Allah akan sangat membantu sahabat pembaca untuk melewati masa-masa sulit diawal pernikahan. Banyak di luar sana, yang sedang juga mengalami masa-masa sulit dalam pernikahannya, yang tentu tidak mudah untuk dilewati.
Pernikahannya baru seumur jagung, namun sudah menemui banyak masalah. Sayangnya setiap orang memiliki ketahanan yang berbeda, ada yang sabar menyambut ujian dan cobaan, diiringi keyakinan bahwa itulah jalan untuk membuatnya menjadi manusia yang lebih dewasa sesudahnya.
Tapi ada juga yang tidak sabar, cepat menyerah saat menerima ujian dan cobaan, sehingga bersikap terburu-buru untuk segera menyudahi tali ikatan pernikahan yang dianggap sudah tidak bisa dipertahankan lagi.
Perceraian adalah jalan keluar yang diberikan oleh Allah SWT, tapi sangat Allah tidak sukai.
Jangan menyerah wahai muslimah, Allah tidak menyukai perpisahan. Teh Wiwin Supiyah, mengajak sahabat semua yang sudah mulai menyerah dengan keadaan, untuk berbagi pengalaman.
Semua pengalaman mengenai perjalanan pernikahannya yang tidak mudah, dengan berbagai macam konflik dan ujian yang di hadapi bahkan di minggu pertama pernikahannya. Semua beliau Share dalam buku yang berjudul Sebuah Catatan (Untukmu yang hendak menyerah dalam pernikahan).
Buku ini sengaja ditulisnya karena begitu banyak pertanyaan-pertanyaan terkait dengan kehidupan rumah tangganya dengan Kang Dewa yang ditujukan kepada Teh Wiwin. Semuanya terjadi setelah terbitnya novel “Bidadari Untuk Dewa” beberapa tahun lalu.
Dimana novel tersebut ditulis berdasarkan kisah inspiratif kehidupan nyata Kang Dewa Eka Prayoga, sejak awal merintis usaha yang penuh lika-liku perjuangan, hingga menjadi pengusaha muda sukses seperti sekarang.
Harapannya tentu saja agar setelah membaca kisah hidup dan pengalaman Teh Wiwin bersama Kang Dewa, sahabat pembaca bisa mengambil hikmah dan pelajaran berharga, untuk bisa bertahan memperjuangkan keutuhan pernikahan dan kembali bergandengan bersama pasangan, hingga ke Jannahnya kelak.
Aamiin Allahumma Aamiin.
Sahabat Pondok Islami yang dimuliakan Allah, demikianlah sedikit tambahan pengantar untuk buku terbaru dari penerbit KMO Indonesia yang berjudul “Sebuah Catatan (Untukmu Yang Hendak Menyerah Dalam Pernikahan), karya Teh Wiwin Supiyah.
Semoga bisa memberikan gambaran dan referensi lebih jelas lagi tentang buku tersebut dan bisa bermanfaat untuk sahabat semua.
Salam