Kesabaran Adalah Kunci Kesuksesan

sabar-kunci-sukses

KESABARAN ADALAH KUNCI KESUKSESAN. Sahabat quran yang dimuliakan Allah, dalam menjalani kehidupan kita di dunia ini, sudah pasti kita akan menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 2, yang artinya,

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ?” (QS. Al Ankanbut : 2)

Ujian dan cobaan adalah sebuah keniscayaan, terlebih bagi orang-orang beriman, karena sesungguhnya ujian dan cobaan itu merupakan sebuah pertanda akan kasih dan sayangnya Allah SWT kepada setiap hamba-hamba-Nya yang beriman.

Melalui ujian inilah manusia akan bisa naik kelas, menjadi pribadi yang lebih baik, jika mampu mengatasinya. Berhasil atau tidaknya, tentu sangat tergantung pada pribadi masing-masing.

Allah SWT selain memberikan ujian, juga sekaligus telah memberikan solusi atau cara dalam menghadapi ujian tersebut. Apakah solusi agar bisa lulus dari ujian yang Allah berikan ?

Solusinya adalah bersikap sabar, sebagaimana Allah SWT telah sebutkan dalam surat Al Mu’minun, ayat 111 yang artinya,

”Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka pada hari ini, karena kesabaran mereka. Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang.” (QS. Al-Mu’minun : 111)

Kesabaran merupakan kunci kemenangan ataupun kesuksesan. Jadi sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sikap sabar itu ?

PENGERTIAN SABAR

Sabar atau kesabaran sesungguhnya mempunyai arti yang luas. Jika dilihat dari kata asalnya yang berasal dari bahasa Arab, sabar berarti suatu kemampuan untuk menahan diri dari keluh kesah.

Sabar juga bisa berarti kemampuan untuk menahan hawa nafsu dari mengerjakan sesuatu yang bisa menggoyahkan keimanan.

Akan tetapi sabar itu bukan berarti pasrah untuk dizolimi, itu salah ya. Sabar beda dengan pasrah. Kalau sabar disamakan dengan pasrah, orang jadi malas, tidak mau berbuat apa-apa. Ga punya uang? Ya udah sabar aja. Bukan begitu.

Sabar juga bukan berarti diam dan bodoh. Sabar yang dimaksud adalah menahan diri untuk melakukan sesuatu yang dilarang Allah, tetap konsisten mengikuti syariat yang di ajarkan oleh Allah.

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran, yang artinya,

“Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan pula bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan” (QS. An-Nahl : 127)

Sabar paling utama adalah sabar dalam ketaatan kepada Allah dan Rosulullah. Artinya, kita hanya akan berpangku kepada Allah saja. Insha Allah, ketika kita mampu bersabar, Allah akan menangkan.

SABAR, MAKA ALLAH MENANGKAN

Banyak sekali kisah-kisah inspiratif tentang kesabaran yang bisa menunjukkan bahwa sikap sabar merupakan kunci dari sebuah kesuksesan. Baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat.

Jika sahabat penggemar buku-buku terbitan KMO Indonesia, insya Allah sudah mengikuti perjalanan seorang Dewa Eka Prayoga, dalam buku Bidadari Untuk Dewa, Melawan Kemustahilan, Jackpot Rezeki, Detonator Kebaikan dan Sebuah Catatan.

Kesemuanya berkisah tentang perjalanan hidup Kang Dewa dan Teh Wiwin, yang dilakoni dengan penuh kesabaran berakhir dengan kemenangan dan kesuksesan.

Bagi sahabat yang belum berkesempatan membaca buku-buku best seller tersebut di atas, semoga tiga kisah singkat dibawah ini dapat menjadi penyemangat, sekaligus hikmah yang bisa menginspirasi sahabat semua, agar mampu menjadi mukmin yang sabar.

Kemenangan Perang Badar

Ada yang tahu cerita Perang Badar?

Perang badar menang atau kalah? Jumlah muslimin sedikit atau banyak? Kenapa sedikit ‎bisa menang?

Pertama, dibantu Allah melalui para malaikat.

Kedua, kaum muslimin ‎bersemangat dan bersabar.

‎“Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh ‎orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang ‎musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat ‎mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang ‎tidak mengerti.” (QS. Al-Anfaal 8: 65)

Kalau bisa sabar, maka 20 orang akan mengalahkan 200 orang musuh. Kalau ada 100 orang yang sabar, maka akan mampu mengalahkan 1000 orang kafir.

Pasukan muslim saat ‎itu jumlahnya 313, musuhnya 1000 lebih, tapi kaum muslimin berhasil menang. Kenapa?

313 orang bersabar setara dengan 6260 orang.

Melapangkan Kesempitan

Alkisah tersebutlah sepasang orang tua yang sedang mengantarkan anaknya menjadi santri baru di sebuah pesantren penghafal Al-Quran. Mereka diterima langsung oleh pengasuh pondok tersebut.

“Maaf Kyai, kami mau tanya. Kalau di sini berapa lama seorang santri bisa hafal Al-Quran sampai dengan tuntas?”

“Jika melihat pengalaman, rata-rata empat tahun mereka belajar di sini.”

“Oh begitu Kyai. Kalau seandainya santri tersebut belajar lebih giat dan menghafal lebih keras, nanti bisa tuntas dalam waktu berapa lama Kyai?”

“Kalau demikian, bisa sampai delapan tahun.”

Tentu saja mereka terkejut dengan jawaban ini. Lantas pertanyaan pun diteruskan kembali,

“Nah sekarang kalau seandainya santri tersebut belajar tambah giat lagi dan menghafal tambah keras lagi, nanti bisa berapa lama Kyai?”

“Bisa-bisa sampai dua belas tahun.”

Semakin dibuat kaget demi mendengar jawaban sang Kyai tersebut, daripada penasaran mereka pun menanyakan hal ini.

“Maaf Kyai, kok bisa santri yang semakin giat dan semakin keras justru lebih lama menuntaskan pelajarannya?”

“Anakku, ilmu itu dipelajari dengan kesabaran. Bukan dengan ketergesa-gesaan ingin cepat selesai.”

Jleb! Jawaban ini sungguh benar adanya. Kunci dari pemahaman ilmu adalah sabar, dan sebaliknya penyebab kegagalan seorang pelajar karena terburu-buru ingin cepat bisa.

“Bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran itu melapangkan segala kesempitan.”

Demikianlah nasihat dari Sahabat Ali bin Abi Thalib. Sejatinya nasihat ini berlaku bagi segala jenis ilmu yang kita pelajari, baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Patience is the key!

Sukses Menjadi Ahli Berkat Kesabaran Melakukan Pengulangan

Kisah lain, tentang seorang pemuda yang datang ke sebuah kedai kopi. Ia mengutarakan niatnya untuk belajar meracik kopi kepada sang pemilik kedai.

Permintaan itupun dikabulkan, lantas ia diberi tugas duduk di sebuah kursi dan disebelahnya diletakkan sekarung kopi.

Demikianlah setiap hari tugasnya cuma duduk saja. Sang pemilik kedai hanya mengatakan bahwa kopi di dalam karung itu adalah kopi terbaik di negerinya.

Sebulan sudah berlalu, pemuda itu nyaris tidak diajarkan apa-apa kecuali hanya duduk. Karena tidak sabar lagi, ia pun memutuskan untuk mengurungkan niatnya.

Ketika berpamitan hendak pulang, sang pemilik kedai memberi kenang-kenangan sekantong kopi berharga mahal. Tanpa diduga, pemuda itu berkomentar,

“Bapak pasti bercanda. Kopi ini bukan kopi berkualitas! Dari harumnya saja aku bisa mencium kalau ini hanya kopi murahan!”

“Baguslah anakku, sekarang kau sudah mahir membedakan biji kopi pilihan. Tidak sia-sia usahamu belajar selama satu bulan ini!”

Betapa kagetnya pemuda itu, tanpa disadarinya, pekerjaannya yang hanya duduk dan menciumi wangi biji kopi terbaik, ternyata telah membuatnya menjadi ahli membedakan biji kopi pilihan.

Dengan kesabarannya untuk mau duduk dan mencium aroma biji kopi, selama berhari-hari tanpa henti, telah membuatnya sukses menguasai hal terpenting dari keahlian seorang peracik kopi.

Terbukti. Belajar itu membutuhkan kesabaran. Menjadi ahli tidak tercipta dalam satu malam. Kesabaran pemuda itu, menjadi kunci kesuksesannya untuk menjadi seorang ahli.

Ada satu pesan penting dalam tiga kisah di atas yang mengiringi prinsip kesabaran yaitu tentang melatih keahlian. Karena hal ini sudah menjadi kode etik seorang muslim.

Perhatikan nasihat Rasulullah berikut yang ditujukan kepada para penghafal Al-Quran,

تَعَاهَدُوْا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَوَ الَّذِيْ نَفْسِ مُحَمَّدِ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تفلتا مِنَ الْإِبْلِ فِيْ عقلها

“Teruslah mengulang-ulang hafalan al-Qur’an, demi Dzat Yang jiwaku di tangan-Nya, hafalan al-Qur’an itu lebih mudah lepas daripada unta yang diikat” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)

Kekuatan hadist ini terletak pada kata pertamanya; Ta’ahadu! Berlatihlah! Biasakanlah! Berulang-ulanglah!

Inilah pesan Rasulullah kepada kita semua, agar kita menjadi ahli dalam bidang masing-masing. Berulang-ulang atau melakukan pengulangan hanya bisa dilakukan dengan sungguh-sungguh, jika kita memiliki kesabaran.

Jelas sudah bagi kita sebagai seorang mukmin, bahwa kesabaran itu adalah kunci dari kesuksesan. Baik sukses di dunia, terutama sukses akhirat kita.

Demikianlah topik bahasan kali ini, tentang Kesabaran Adalah Kunci Kesuksesan.

Semoga dapat memberi suntikan semangat bagi sahabat semua, untuk tetap bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan dan cobaan dalam hidup, hingga pada akhirnya dapat meraih kesuksesan dan kemenangan.

Wallahu’alambishawab

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.