ADAB BERTETANGGA DALAM ISLAM. Dalam kehidupan sehari-hari kita pasti akan berinteraksi dengan orang lain saat di rumah, di tempat kerja, di perjalanan dan lain sebagainya. Tetangga adalah orang yang tinggal dekat dengan kita, baik itu dalam satu rumah, apartemen, atau lingkungan.
Hubungan dengan tetangga sangatlah penting karena mereka adalah orang pertama yang bisa kita andalkan saat ada keperluan mendesak. Dalam Islam, adab bertetangga memiliki tempat yang istimewa, karena menjaga hubungan baik dengan tetangga bukan hanya soal kebaikan sosial, tapi juga bagian dari ibadah.
Lalu seperti apa Islam mengajarkan adab bertetangga itu ? Nah, artikel kali ini, akan membahas mengapa sangat penting untuk selalu menjaga adab dengan tetangga. Termasuk juga beberapa contoh praktis bagaimana kita bisa menerapkan adab ini dalam kehidupan sehari-hari, berdasarkan contoh dari junjungan kita Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam.
Pentingnya Adab Bertetangga
Dalam Islam, menjaga hubungan baik dengan tetangga dianggap sebagai bagian penting dari keimanan. Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, yang membutuhkan interaksi dan kerja sama antara satu dengan lainnya.
Oleh sebab itu, hubungan baik dengan tetangga menjadi hal yang penting, karena tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita secara jarak. Jika terjadi sesuatu yang mendesak, maka orang yang paling dahulu akan mengetahui dan membantu adalah tetangga, bukan saudara kita yang mungkin tempat tinggalnya berjauhan secara jarak dengan kita.
Dalam sebuah hadits tentang tetangga yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memerintahkan kita untuk memuliakan dan menjaga hubungan baik dengan tetangga, dan akhlak mulia inilah yang sekaligus menjadi pertanda keimanan seseorang.
Dalil tentang adab bertetangga Allah tegaskan dalam Al Quran surat An-Nisa,
Allah SWT berfirman:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا وَبِذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْيَتَٰمَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينِ وَٱلْجَارِ ذِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْجَارِ ٱلْجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلْجَنۢبِ وَٱبْنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Artinya : “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa: 36)
Ayat ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada tetangga, baik yang dekat maupun yang jauh, adalah perintah langsung dari Allah SWT. Ini menegaskan dalam Islam, hubungan baik dengan tetangga tidak boleh dianggap remeh dan merupakan sebuah amalan yang sangat penting.
Adab Bertetangga Dalam Islam
Islam mengajarkan beberapa adab yang harus kita jaga dalam berinteraksi dengan tetangga. Berikut ini adalah beberapa adab bertetangga yang penting untuk kita ketahui dan amalkan merujuk pada Imam Al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 444), sebagaimana di lansir pada laman NU Online, yang artinya :
“Adab bertetangga, yakni mendahului berucap salam, tidak lama-lama berbicara, tidak banyak bertanya, menjenguk yang sakit, berbela sungkawa kepada yang tertimpa musibah, ikut bergembira atas kegembiraannya, berbicara dengan lembut kepada anak tetangga dan pembantunya, memaafkan kesalahan ucap, menegur secara halus ketika berbuat kesalahan, menundukkan mata dari memandang istrinya, memberikan pertolongan ketika diperlukan, tidak terus-menerus memandang pembantu perempuannya.”
Jika kita uraikan kutipan di atas mengenai adab bertetangga dalam Islam adalah sebagai berikut :
- Mengucapkan Salam: Mengucapkan salam adalah cara yang paling sederhana untuk menunjukkan rasa hormat dan kepedulian kita terhadap tetangga. Salam juga bisa menjadi pembuka percakapan yang baik, sekaligus cara untuk menciptakan kedamaian di lingkungan.
- Tidak Mengganggu Ketenteraman Tetangga: Sebagai tetangga, kita harus menjaga agar apa pun yang kita lakukan tidak mengganggu ketenteraman orang lain. Misalnya, menghindari membuat kebisingan yang berlebihan, menjaga kebersihan lingkungan, dan tidak membuang sampah sembarangan.
- Memberikan Bantuan: Salah satu bentuk kebaikan terhadap tetangga adalah siap memberikan bantuan ketika mereka membutuhkannya. Misalnya, jika tetangga sedang sakit, kita bisa menawarkan bantuan untuk membeli obat atau mengantar makanan.
- Menjaga Privasi Tetangga: Setiap orang memiliki privasi yang harus dihormati. Jangan pernah mencampuri urusan pribadi tetangga atau menyebarkan gosip tentang mereka. Menjaga privasi tetangga adalah salah satu cara untuk menjaga keharmonisan hubungan.
- Menghormati Hak Tetangga: Islam mengajarkan kita untuk menghormati hak-hak tetangga. Ini termasuk hak mereka untuk merasa aman dan nyaman di rumah mereka sendiri, serta hak mereka untuk tidak terganggu oleh tindakan kita.
Dampak Positif Menjaga Adab Kepada Tetangga
Menjaga adab bertetangga pada prinsipnya bukan hanya membawa kebaikan bagi orang lain, tetapi utamanya adalah kembali kepada diri kita sendiri, diantaranya :
- Terciptanya Lingkungan yang damai dan menentramkan: Ketika semua orang menjaga adab bertetangga, lingkungan menjadi lebih damai dan nyaman untuk ditinggali. Tidak ada permusuhan atau perselisihan yang muncul karena setiap orang saling menghormati dan menjaga perasaan satu sama lain.
- Membangun rasa saling percaya: Dengan menjaga adab bertetangga, kita membangun rasa saling percaya dengan tetangga. Kepercayaan ini penting, terutama dalam situasi darurat di mana kita mungkin membutuhkan bantuan tetangga.
- Mendapatkan berkah dari Allah SWT: Menjaga adab bertetangga adalah bentuk amal sholeh yang akan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT, sebagaimana Rasulullah SAW sampaikan dalam haditnya : “Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Muslim).
- Menghindari konflik dan permusuhan: Salah satu manfaat terbesar dari menjaga adab bertetangga adalah menghindari konflik dan permusuhan. Dengan menjaga etika dan perilaku baik, kita bisa menghindari hal-hal yang bisa memicu pertengkaran dengan tetangga.
Tantangan dalam Menjaga Adab Bertetangga
Meskipun menjaga adab bertetangga sangat penting, tapi pasti ada tantangan yang kita hadapi. Beberapa tantangan pada umumnya yang bisa muncul, sebagaimana pengalaman penulis pribadi diantaranya sebagai berikut :
- Perbedaan Karakter dan Kebiasaan: Setiap orang memiliki karakter dan kebiasaan yang berbeda. Terkadang, perbedaan ini bisa menimbulkan gesekan atau kesalahpahaman. Untuk mengatasi ini, kita perlu lebih memahami dan menghargai perbedaan yang ada.
- Keterbatasan Waktu: Di zaman yang serba sibuk ini, seringkali kita merasa sulit untuk meluangkan waktu berinteraksi dengan tetangga. Padahal, menjaga komunikasi yang baik adalah salah satu kunci untuk menjaga hubungan yang harmonis.
- Lingkungan yang Individualistis: Di beberapa tempat, terutama di perkotaan, masyarakat cenderung lebih individualistis dan kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Hal ini bisa menjadi tantangan dalam menerapkan adab bertetangga yang baik.
- Konflik yang Sudah Terjadi: Jika sudah terjadi konflik dengan tetangga, mungkin akan sulit untuk memperbaiki hubungan. Namun, sebagai Muslim, kita diajarkan untuk selalu mencari jalan damai dan berusaha memperbaiki hubungan dengan cara yang baik, salah satunya dengan menurunkan ego pribadi kita sendiri, selama tidak bertentangan dengan syariat.
Menjaga adab bertetangga adalah salah satu aspek penting dan perintah dalam Islam yang tidak boleh diabaikan. Dengan menjaga hubungan baik dengan tetangga, kita tidak hanya menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis, tetapi juga mendapatkan berkah dari Allah SWT atas kebaikan yang kita lakukan.
Adab bertetangga dalam Islam mengajarkan kita untuk selalu menunjukkan kebaikan, kesabaran, dan rasa hormat kepada orang-orang di sekitar kita, termasuk tetangga. Hubungan yang baik dengan tetangga bukan hanya akan membuat kehidupan sehari-hari kita lebih nyaman, tetapi juga bisa menjadi sumber kebahagiaan.
Ketika tetangga saling mendukung dan menjaga, kehidupan bermasyarakat menjadi lebih kuat dan penuh kasih sayang. Sebagai penutup, mari kita renungkan kembali hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ
Artinya : “Tidak beriman seseorang yang kenyang sementara tetangganya kelaparan.” (HR. Bukhari)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa kepedulian terhadap tetangga adalah bagian dari iman. Semoga kita semua bisa menerapkan adab bertetangga yang diajarkan dalam Islam dan menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjaga hubungan dengan orang-orang di sekitar kita.
Dengan begitu, kita bisa membangun lingkungan yang harmonis, penuh berkah, dan selalu dalam lindungan Allah SWT, aamiin allahumma aamiin.
Barakallaahu fiikum.