AHLI SUFFAH. Dalam sejarah Islam, terdapat sekelompok sahabat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam yang sangat istimewa dan dikenal dengan sebutan Ahli Suffah (ahlush suffah). Mereka adalah orang-orang yang tinggal dan beraktifitas di serambi Masjid Nabawi, mendedikasikan hidup mereka untuk menuntut ilmu dan beribadah.
Kisah mereka menjadi inspirasi bagi umat Islam dalam mencari ilmu, kesederhanaan, dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala.
Siapa Itu Ahli Suffah?
Ahli Suffah adalah sekumpulan sahabat yang memilih untuk tinggal dan beraktifitas di serambi Masjid Nabawi. Mereka menghabiskan waktu mereka untuk belajar langsung dari Rasulullah. Kata “suffah” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti serambi atau tempat bernaung.
Para ahli suffah merupakan para sahabat yang masih bujangan. Mayoritas dari mereka adalah kaum Muhajirin, yaitu orang-orang yang berhijrah dari Makkah ke Madinah tanpa membawa harta benda.
Mereka meninggalkan segalanya demi Islam dan menjadi bagian dari generasi pertama yang mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam. Berdasarkan buku Jalan Nabi 1, penerbit Pustaka Firdaus disebutkan bahwa Ahli Suffah terdiri dari empat kelompok besar, yaitu :
- Kelompok pertama adalah sahabat Muhajirin yang tidak memiliki kerabat dan miskin, diantaranya adalah sahabat Sayidina Abdullah bin Mas’ud, Bilal bin Rabbah, ‘Ammar bin Yasir, Salman Al-Farisi, dan Suhayb Al-Rumi. Ada juga sahabat dari kalangan yang berada di luar Mekkah seperti Abu Hurairah, Said bin Amr dan Wasilah bin Al Asqa.
- Kelompok kedua adalah para sahabat yang belum menikah tapi walaupun mereka memiliki keluarga dan rumah, lebih memilih tinggal di shuffah agar dapat sering bertemu, menimba ilmu, dan mendapatkat banyak hikmah dari Rasullullah shallallaahu ‘alaihi wassalam. Mereka diantaranya adalah sahabat Abdullah bin Umar, Ka’ab bin Malik, Hanzalah bin Abi ‘Amr, Haritsah bin Nu’man, dan Abu Ayyub Al Anshori.
- Kelompok ketiga adalah orang-orang dari kabilah Arab dan bukan penduduk kota Mekkah yang masuk Islam dan berhijrah ke Madinah. Rasulullah mendorong mereka untuk berhijrah agar jumlah umat Islam di Madinah bertambah. Selain itu juga menghindarkan mereka dari tekanan pemimpin kaumnya dan memudahkan mereka untuk mempelajari Islam. Mereka diantaranya adalah sahabat Furat bin Hayyan r.a.
- Kelompok keempat adalah para tamu. Mereka orang-orang yang mengunjungi Madinah dalam rangka berkenalan dengan Rasulullah dan ingin belajar Islam.
Kehidupan dan Karakter Ahli Suffah
Kehidupan Ahli Suffah sangat sederhana dan penuh dengan keterbatasan materi. Mereka hanya memiliki pakaian seadanya dan sering kali harus menahan lapar. Meskipun demikian, mereka tidak pernah mengeluh dan tetap bersemangat dalam menuntut ilmu dan berdakwah.
Mereka juga sering menerima sedekah dari kaum Muslimin lainnya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam merupakan donatur utama selain donatur lain dari para sahabat yang secara materi kaya dan berada, seperti Abu Bakar Ash-Shidiq, Saad bin Ubadah dan lainnya. Rasulullah suka meminta para sahabat yang mampu untuk mengundang mereka ke rumah mereka untuk makan bersama.
Secara karakter para ahli suffah ini memiliki empat karakter utama, yaitu bujangan, sederhana, rendah hati dan shaleh.
Keutamaan Ahli Suffah
Ahli Suffah adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menjadi penghafal Al-Qur’an, pendakwah, dan pejuang Islam. Beberapa keutamaan mereka antara lain:
1. Dididik langsung oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW mengajarkan mereka Al-Qur’an, hadits, dan berbagai ilmu agama secara langsung. Mereka menjadi bagian dari generasi terbaik yang menjadi perantara dalam menyebarkan ilmu Islam ke seluruh penjuru dunia.
2. Kesederhanaan dan Keikhlasan.
Mereka menjalani hidup dengan penuh keikhlasan tanpa mengharapkan imbalan duniawi. Mereka mengutamakan ilmu dan ibadah di atas segalanya.
3. Banyak di antara mereka yang menjadi ulama besar.
Banyak dari Ahli Suffah yang kemudian menjadi sahabat-sahabat besar dan ulama terkenal dalam Islam. Misalnya, Abu Hurairah RA, salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits, merupakan bagian dari Ahli Suffah.
4. Ketaatan yang luar biasa.
Mereka adalah orang-orang yang paling taat dalam menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya. Mereka senantiasa shalat berjamaah, berzikir, dan melakukan berbagai amal kebajikan.
5. Tidak diperintahkan berperang.
Berdasarkan surat At-Taubah ayat 122,
وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah : 122
Mereka adalah golongan sahabat yang tidak diperintahkan untuk berangkat ke medan perang, karena memiliki tugas yang tidak kalah pentingnya, yaitu mengajarkan ilmu agama kepada kaumnya. Ayat di atas juga menjadi penegas urgensi keberadaan ahli ilmu.
Mereka memiliki tugas tersendiri yaitu untuk memastikan ilmu dan pengetahuan agama diantara kaumnya, termasuk juga para sahabat yang baru pulang dari medan perjuangan tidak tertinggal ilmunya dari yang lainnya. Karena kesibukan tugas-tugas di medan pertempuran bisa menyebabkan waktu untuk memperdalam ilmu agama menjadi terbatas.
Sahabat yang Termasuk Ahli Suffah
Beberapa sahabat terkenal yang termasuk dalam Ahli Suffah sebagaimana disebutkan dalam buku Jalan Nabi 1, antara lain:
- Abu Hurairah RA – Perawi hadits terbanyak dalam sejarah Islam.
- Salman Al-Farisi RA – Sahabat yang berperan besar dalam strategi perang Khandaq.
- Bilal bin Rabah RA – Muadzin Rasulullah yang terkenal dengan suara azannya yang merdu.
- Abdullah bin Mas’ud RA – Seorang sahabat yang memiliki keahlian dalam memahami Al-Qur’an dan fiqih Islam.
- Abdullah bin Umi Maktum – Penyeru adzan di Masjid Nabawi
- Muadz bin Jabal – guru dan Gubernur Yaman
- Abu Hurairah – periwayat ribuan hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam
- Abu Ubaidah bin Jarrah – pengelola keuangan negara di masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shidiq
- Huzaifah bin Yaman – Walikota Mada’in di masa Khalifah Umar Bin Khattab dan Utsman Bin Affan
Terdapat perbedaan data tentang jumlah para sahabat yang pernah tinggal di shuffah. Ada yang menyebutkan sekitar 400-700 sahabat, ada pula yang menyebutkan hingga 900-an orang.
Peran Mereka dalam Dakwah Islam
Setelah menimba ilmu di Masjid Nabawi, banyak dari Ahli Suffah yang kemudian menjadi pendakwah di berbagai wilayah. Mereka menyebarkan ajaran Islam ke berbagai daerah, baik di dalam maupun di luar Jazirah Arab.
Selain itu, terdapat juga diantara mereka yang ikut serta dalam jihad fisabilillah. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, semangat mereka dalam berjuang di jalan Allah tidak pernah surut. Mereka menjadi contoh nyata bagaimana seseorang bisa menjadi pejuang Islam tanpa harus memiliki kekayaan dunia.
Pelajaran Penting untuk Umat Islam Modern
Kisah para Ahli Suffah di jaman Nabi dan para sahabat di atas memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam saat ini. Beberapa di antaranya adalah:
- Semangat dalam menuntut ilmu. Ilmu adalah cahaya yang membimbing manusia menuju kebenaran. Ahli Suffah menunjukkan betapa pentingnya ilmu dalam kehidupan seorang Muslim.
- Kesederhanaan dan keikhlasan. Hidup tidak harus dipenuhi dengan kemewahan. Kesederhanaan yang disertai keikhlasan dapat membawa seseorang lebih dekat kepada Allah.
- Peran penting dalam dakwah. Setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan mereka. Ahli Suffah adalah contoh nyata bagaimana seseorang bisa menjadi pendakwah meskipun tidak memiliki harta.
- Pentingnya memiliki Guru Terbaik. Rasulullah merupakan manusia terbaik sekaligus guru terbaik bagi para sahabat dan umatnya. Para sahabat lain yang telah lebih dahulu belajar dari Rasulullah, kemudian menjadi guru para Ahli Suffah juga merupakan guru-guru terbaik yang mendedikasikan waktu, tenaga, pikiran dan hatinya untuk membimbing para Ahli Suffah agar kelak menjadi manusia-manusia istimewa. Hanya dengan model pendidikan seperti ini, kebangkitan generasi emas Islam akan bisa kembali terbentuk.
- Pentingnya dukungan pembiayaan dalam pendidikan. Para Ahli Suffah di jaman Rasulullah bisa fokus belajar dengan tenang, tanpa harus memikirkan biaya hidup sehari-hari karena mereka sudah didukung pembiayaan kehidupannya dari para donatur, yaitu Rasulullah dan para sahabat yang kaya dan mampu. Tidak bisa dipungkiri untuk menghasilkan generasi yang cerdas, memiliki pengetahuan yang mumpuni dan kuat imannya membutuhkan sokongan dana yang juga besar dalam pembinaannya.
Demikianlah sahabat pembaca semua, sedikit kisah tentang para Ahli Suffah di jaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasslam. Para sahabat Rasulullah yang hidup dalam kesederhanaan, tetapi memiliki kedudukan mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Mereka menjadi bukti nyata bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh harta, tetapi oleh ilmu, ketakwaan, dan dedikasi dalam menjalankan agama. Kisah mereka tetap relevan hingga hari ini, sebagai inspirasi bagi setiap Muslim yang ingin menapaki jalan ilmu dan dakwah.
Bagi sebuah bangsa yang menginginkan lahirnya peradaban yang gemilang, merupakan sebuah keharusan untuk bisa melahirkan generasi para Ahli Suffah zaman modern ini. Semuanya tentu membutuhkan niat yang kuat, komitmen, keseriusan dan pengorbanan dari semua elemen bangsa, untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.
Semoga artikel sederhana ini bisa bermanfaat untuk menambah wawasan kita dan dapat pula meneladani semangat Ahli Suffah dalam mencari ilmu, berdakwah, dan menjalani hidup dengan penuh keikhlasan. Aamiin allahumma aamiin.
Wallahu’alam bishawaab.