KISAH KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD DALAM BUKU JALAN NABI 1. Sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, belum lama ini terbit satu buku baru tentang Sirah Nabawi, yang berjudul Jalan Nabi 1, dari penerbit Pustaka Firdaus bekerjasama dengan Majalah Mata Air. Artikel ini pun ditulis, semata sebagai bagian dari ikhtiar kebaikan dan amal sholeh untuk menyampaikan, berbagai hikmah yang ada dalam kandungan isi buku tersebut.
Berbeda dengan beberapa buku Sirah Nabawi atau kisah kehidupan Nabi yang pernah penulis baca sebelumnya, seperti “Muhammad”, Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik, karya Martin Lings, “Muhammad Sang Nabi”, Sebuah Biografi Kritis, karya Karen Armstrong, “Sirah Nabi”, Buku Sejarah Muhammad SAW, karya Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, dan lain-lain, yang membahas secara detil biografi kehidupan Nabi Muhammad SAW, dari kecil hingga wafat, dan ditulis oleh seorang pengarang.
Maka buku Jalan Nabi 1 ini, merupakan sebuah buku antologi sirah nabi, yang isinya merupakan kumpulan tulisan dari beberapa penulis, mengenai penggalan-penggalan kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW, dari sejak masa sebelum kelahiran beliau, hingga periode Madinah. Termasuk juga kisah para sahabat nabi seperti Abu Bakar Shiddiq, Mush’ab Bin Umair dan kisah Abdurrahman Bin Auf, yang ditulis oleh penulis yang berbeda.
Setiap kisah menjadi karya tulis yang memiliki cara bertutur sesuai masing-masing penulis, dan disusun mengikuti perjalanan sirah Nabi, berdasarkan urutan periode kejadiannya. Sesuai dengan tema yang dibawa dalam buku ini yaitu, “Menguak Tabir Zaman Keemasan”, maka buku Jalan Nabi 1 ini mengangkat berbagai episode perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dengan berbagai hikmahnya, berdasarkan apa yang dimaknai oleh setiap penulisnya.
Hal inilah yang menjadikan buku Jalan Nabi 1, menjadi sebuah buku sirah yang sangat unik. Karena saat membaca kisah-kisah didalamnya, kita seperti dibawa untuk melihat berbagai gambaran episode kehidupan penuh inspirasi dan hikmah dari manusia paling mulia, Rasulullah SAW, dari berbagai sudut pandang.
Setiap episode kehidupan Nabi Muhammad SAW, menjadi bukti cerminan paling bening dalam memantulkan keindahan dan kehalusan estetika Sang Pemilik alam. Sekaligus juga menjadi gambaran betapa mulianya sosok manusia terbaik, yang mencintai dan membuat dirinya dicintai oleh pencipta-Nya.
Lewat berbagai kisah kehidupan mahluk paling mulia ini, teladan terbaik yang memperkenalkan dan memberitahukan khazanah gaib tentang mukjizat paling indah dan permata paling berharga milik Sang Pencipta alam. Kita mengenal Sang Khalik, melihat dan merasakan semua nikmat yang tercurah tiada henti atas diri kita.
Berkat penjelasannya tentang manusia, mahluk dan Allah, maka semesta berubah menjadi sebuah kitab, yang dapat dibaca dan bermakna bagi kita umatnya hingga akhir zaman. Membaca perjalanan kisah kehidupan Rasulullah SAW pada buku Jalan Nabi 1 ini, membuat kita bisa memahami, mengapa para sahabat yang hidup bersama beliau, menjadi generasi manusia-manusia terbaik sepanjang masa.
Mereka bisa merasakan secara langsung pendidikan tarbiah dari Rasulullah, merasakan penderitaan sekaligus cobaan yang sangat berat saat memegang teguh ketauhidan yang diajarkan Rasulullah. Di sisi lain, merekalah manusia-manusia istimewa, yang Allah limpahkan nikmat untuk bisa merasakan keindahan, kemuliaan, dari akhlak seorang hamba yang merupakan kekasih Allah tercinta, Rasulullah salallaahu alaihi wassalam.
Inilah kiranya sebuah rahasia besar yang ingin disampaikan dalam buku Jalan Nabi 1, dengan menggusung tema, “Mengungkap Tabir Zaman Keemasan”. Yaitu, sebuah periode zaman, dimana manusia-manusia terbaik sepanjang masa berkiprah, bahu membahu membangun kebudayaan baru, yang bersumber pada cahaya Ilahiah.
Kelak, sejarah akan mencatat generasi terbaik manusia inilah, yang lahir dari kaum terbelakang (jahiliyah), berkembang menjadi bangsa yang gemilang. Mendakwahkan kebudaayan baru, yang masih berusia muda akan tetapi bersumber dari ajaran Nur Ilahiah, Islam rahmatan lil ‘alamiin.
Zaman keemasan generasi ini bahkan mampu mengalahkan berbagai imperium yang saat itu sedang berjaya, dan telah berusia ribuan tahun lamanya, Persia dan Romawi Timur/Byzantium. Memberi arah baru dunia, menjadi lebih beradab, lebih maju dengan memadukan ilmu dan teknologi berdasarkan tuntunan ilahi.
Kelahiran Yang Dinanti Semesta
Dalam satu bab yang ditulis oleh Haerul Al Aziz, B.A., M. Krim, digambarkan bagaimana situasi saat menjelang kelahiran Sang Mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, yang begitu dinantikan oleh seluruh alam semesta. Kelak, dengan pancarannya, Beliau akan mengubah alur sejarah dan jalan cerita umat manusia.
Mengantarkan mereka pada sebuah kehidupan yang teramat terang-benderang dan menguak teka-teki yang perlu dipecahkan oleh akal dan kalbu sembari mengenalkan dan membuktikan eksistensi pemilik alam semesta dengan berbagai pertanyaan penuh rahasia. “Siapakah dirimu, berasal dari mana dan akan kemana kamu pergi ?”. Beliau akan membimbing mereka untuk sampai pada tujuan hidup yang sesungguhnya.
Kelahirannya tidak hanya dinantikan oleh kedua orang tuanya saja, Abdullah dan Aminah. Namun juga oleh para pencari hakikat yang menanti kebangkitan peradaban mulia, seperti Zaid bin ‘Amr dan juga Waraqah bin Naufal. Sayangnya, mereka tidak memiliki umur untuk berkesempatan menyapanya.
Sebagaimana pula para ahli kitab yang telah sekian lama meramalkan kedatangannya ke muka bumi, seperti pendeta Bukhaira. Tidak hanya penduduk Mekkah, setiap manusia yang haus akan nilai-nilai kebenaran berbondong-bondong ingin menjadi umatnya. Bahkan hingga seluruh mahluk hidup dan benda mati yang ada di alam semesta ini telah menunggu kedatangannya.
Peristiwa-peristiwa Besar Pertanda Kelahiran Rasulullah
Pada bab lain, M. Fethullah Gulen menceritakan tentang berbagai peristiwa besar yang terjadi, mengiringi kelahiran Sang Mulia Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Berbagai berita dari seluruh penjuru dunia berdatangan, dan kesemuanya berhubungan dengan lahirnya bayi mungil bernama Muhammad.
Pertama, kota Mekkah terguncang oleh kabar yang menyatakan bahwa berhala-berhala di sana jatuh bergelimpangan pada malam itu. Tak seorangpun mengetahui bagaimana hal itu bisa terjadi.
Pada hari-hari selanjutnya, mulai berdatangan kabar-kabar aneh dari berbagai penjuru dunia. Dengan bahasanya masing-masing dan sesuai kondisinya masing-masing pula, pada setiap kabar itu tersirat sebuah pesan yang mengirimkan sinyal kata “selamat datang” pada sang nabi mulia.
Sang Bintang Baru
Berdasarkan pemahaman yang tersebar luas di kalangan para ulama Yahudi, bahwasanya kelahiran nabi akhir zaman telah mendekat dan tanda yang akan menunjukkan kelahiran mulia ini adalah akan keluar pula sebuah bintang. Memang benar bahwa pada saat itu, dalam beberapa waktu, di langit tampak seakan-akan dimulai sebuah perayaan gemerlap beraneka warna, pergeseran bintang-bintang senantiasa menggambarkan lengkungan-lengkungan indahnya.
Tak pernah terjadi sebelumnya kejadian gemerlapnya langit seperti malam itu. Pergeseran bintang-bintang seperti itupun takkan pernah pula akan tampak lagi setelah malam itu. Peristiwa tersebut bagi orang Yahudi Mekkah merupakan pertanda telah lahirnya seorang nabi, dan menjadi berita besar di kalangan mereka ketika mengetahui bahwa nabi yang lahir berasal dari kalangan orang-orang Arab, bukan lagi di tangan Bani israil.
Kondisi serupa juga terjadi di Madinah. Seorang penyair terkenal, Hassan bin Tsabit yang kala itu masih berumur delapan tahun, bertahun-tahun kemudian menceritakan kembali gegap gempita yang dirasakan pada saat itu. Ia berkata :
“Saat itu aku berumur tujuh atau delapan tahun dan aku masih ingat pa ayang kupahami dari pendengaranku saat itu. Aku melihat seorang Yahudi berteriak lantang pada penduduk Yatsrib saat itu : “Wahai penduduk Yatsrib ! Wahai penduduk Yatsrib!” Semua orang terheran-heran dengan panggilan itu.
Jelas tampak bahwa orang itu ingin mengabarkan sebuah hal teramat penting atau mereka mengira akan terjadi suatu bahaya besar. Segera saja mereka bertanya : “Ada apa ? Mengapa tergesa-gesa seperti ini ? Ada apa dengan mu ?” Semua orang berkumpul sambil bertanya-tanya keheranan. Lalu laki-laki tadi berkata : “Tadi malam, telah lahir sebuah bintang bernama Ahmad”.
Keriuhan Di Persia
Hari itu datang kabar-kabar aneh yang datang dari salah satu negara terbesar pada masa itu, Persia. Istana-istana Kisra berguncang dengan amat dahsyat sehingga empat belas pilar teras yang kokoh tiada tandingannya pada masa itu, runtuh seketika.
Dalam waktu hanya satu malam, air di Danau Sawa yang diagungkan surut dan mengering seketika. Raja Persia dalam mimpinya, melihat kuda-kuda Arab membuntuti unta-unta yang kuat dan kekar melewati Tigris, lalu dari sana ia melihat mereka menyebar ke seluruh penjuru negeri.
Tepat pada saat itu pula, tersebar berita bahwa api abadi di sebuah daerah bernama Istahrabad, yang tidak pernah padam selama seribu tahun dan selalu dikelilingi oleh para pemujanya, telah padam malam itu juga dan tak pernah bisa dihidupkan kembali.
Ya, jelas telah terjadi peristiwa besar pada malam itu. Sebuah peristiwa besar yang ditandai dengan berbagai fenomena alam yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Sebuah peristiwa besar yang menandai lahirnya Sang Mulia di muka bumi, yang sangat dirindu oleh semesta untuk membawa cahaya penerang abadi alam semesta, Baginda Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wassalam.
Membaca sirah berarti menghayati kehidupan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam dari sejak beliau dilahirkan hingga wafatnya. Semua kisah kehidupan yang berkaitan dengan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam sangatlah penting dan mengandung tuntunan bagi mereka yang mau dan mampu memahaminya.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala yang berbunyi :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab : 21)
Mempelajari sirah Nabi Muhammad, salah satunya melalui buku Jalan Nabi 1, tidak semata bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan saja. Akan tetapi untuk memperoleh gambaran sempurna dan lengkap tentang hakikat Islam yang tercermin dalam kehidupan Rasulullah yang dimaknai sebagai asas, sumber hukum, dan acuan hidup.
Dengan demikian, mempelajari sirah Nabi atau kisah kehidupan Nabi tidak lain untuk mengejawantahkan hakikat Islam tersebut, dalam kehidupan nyata secara sempurna.
Semoga sedikit ringkasan dan cuplikan kisah kehidupan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam, dari buku Jalan Nabi 1 di atas dapat memberikan semangat dan inspirasi bagi sahabat-sahabat pembaca agar lebih mencintai junjungan kita Baginda Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam. Aaamiin Allahumma aamiin.
Wallahu’alam bishawab.
.
.
.
.
.