Cara Istiqomah Beramal Sholeh Di Jalan Allah

cara-istiqomah

CARA ISTIQOMAH DIJALAN ALLAH. Sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, tahukah sahabat amalan seperti apakah yang paling baik dilakukan ? Apakah amalan yang banyak dan besar nilainya, walaupun dilakukan hanya sesekali saja, ataukah amalan kecil tapi dilakukan secara kontinu atau terus menerus secara konsisten ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka rujukan yang paling benar adalah dengan melihat apa yang Allah perintahkan dalam Al Quran dan atau contoh sunnah Nabi Muhammad SAW, sebagai uswatun hasanah bagi kita umatnya. Dalam salah satu hadist, diriwayatkan Alqomah pernah bertanya pada Ummul Mukminin, Aisyah tentang amalan yang dilakukan oleh Rasulullah, yang artinya,

”Apakah beliau mengkhususkan hari-hari tertentu untuk beramal?” ’Aisyah menjawab, “Beliau tidak mengkhususkan waktu tertentu untuk beramal. Amalan beliau adalah amalan yang rutin (kontinu)” (HR. Bukhari & Muslim)

Dari ’Aisyah, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit.(HR. Muslim)

Jadi jelas sekali bahwa amal terbaik itu bukan dilihat berdasarkan besar atau kecilnya, akan tetapi berdasarkan konsistensi didalam menjalankannya. Walaupun besar, tapi hanya sekali dilakukan, tentu nilainya akan kalah jika dibandingkan dengan amalan kecil yang dilakukan secara terus menerus (kontinu).

Misalnya amal sholeh untuk merutinkan tilawah quran setiap hari sebanyak 1 juz, atau kita kenal dengan istilah One Day One Juz (ODOJ), sehingga dalam 1 bulan bisa mengkhatamkan Al Quran full 30 juz. Bagi yang sudah terbiasa, tentu amalan tersebut bukanlah sebuah perkara yang sulit, bahkan telah menjadi sebuah kebutuhan.

Rasanya ada yang kurang jika dalam 1 hari tidak menamatkan tilawah 1 juz. Akan tetapi bagaimana dengan yang baru memulai ? Tentu akan sangat terasa berat. Apalagi jika bacaan qurannya sendiripun belum terlalu lancar.

Bahkan bagi yang sudah lancar pun merupakan sebuah tantangan tersendiri untuk bisa konsisten membaca 1 juz dalam 1 hari. Nah, disinilah diperlukan tahapan dalam beramal sholeh.

Untuk mencapai konsistensi melakukan tilawah 1 hari 1 juz, bagi yang belum terbiasa, bisa menggunakan kiat membagi membagi dalam 5 waktu sholat. Caranya dengan tilawah 2 lembar setiap habis shalat fardhu, agar tidak terasa berat dibandingkan dengan tilawah 10 lembar dalam satu waktu.

Begitu pula untuk yang belum terbiasa atau belum lancar bacaannya, bisa diawali dengan kontinu membaca 1 halaman terlebih dahulu setiap hari. Hingga terbiasa dan bisa bertahap meningkatkan jumlah halaman bacaan tilawahnya setiap hari.

Kiat lainnya untuk menghindari kejenuhan, misalnya dengan mempelajari nada atau langgam murottal / maqomat tilawah quran yang indah dan merdu dari para qori. Misalnya lantunan murottal dari qori muda Indonesia, Muzammil Hasballah, yang bisa sahabat dengarkan dan download pada artikel download juz 30 full jadi satu mp3.

Untuk qori populer dari timur tengah juga bisa sahabat dapatkan pada artikel download murottal 30 juz, atau qori-qori populer lainnya pada artikel murottal alquran 30 juz mp3. Harapannya dengan langgam yang enak didengar, menjadikan kita lebih betah untuk berlama-lama dengan quran.

Gunakan alat bantu seperti speaker al quran, yang sudah dilengkapi dengan murottal surat-surat dalam Al Quran yang lengkap dan biasanya tersimpan dalam format audio file MP3. Mulai dari Surat Al-Fatihah MP3, Al Baqarah MP3, Yasin MP3 ataupun surat-surat populer dalam berbagai pengajian seperti Surat Yasin MP3, Surat Al-Waqiah MP3, Surat Al Mulk MP3 dan lain sebagainya.

Selain itu berbagai variasi bacaan / langgam maqomat dari qori popular yang membacanya, tentu akan sangat membantu dan mempermudah proses belajar maqomat / langgam bacaan quran kita.

Konsistensi dan kontinuitas dalam melakukan amal kebaikan/amal sholeh dalam islam sering disebut juga dengan istiqomah. Walaupun istiqomah sendiri memiliki pengertian yang lebih luas lagi.

Istiqomah dalam melakukan ibadah atau amal sholeh menjadi sangat penting dilakukan oleh orang-orang yang beriman dan senantiasa berharap limpahan pahala serta rahmat Allah SWT. Mengapa ? Karena beramal sholeh secara istiqomah, menurut para ulama merupakan salah satu tanda diterimanya sebuah amalan, apabila amalan tersebut membuahkan amalan ketaatan berikutnya.

Sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, tentu saja hal ini menjadi sebuah tantangan, sekaligus perjuangan yang besar. Akan banyak godaan, tantangan dan cobaan yang akan menghalangi tekad dan keinginan untuk bisa selalu istiqomah dalam beramal sholeh.

Lalu kemudian bagaimana kiat cara istiqomah yang bisa dilakukan, sebagai tahapan proses membentuk pribadi yang istiqomah dalam beramal sholeh ? Nah, dibawah ini akan dijelaskan cara istiqomah yang bisa diamalkan dan bisa menjadi rujukan kita.

DEFINISI ISTIQOMAH

Sebelum mengetahui cara untuk bisa istiqomah dalam beramal sholeh, terlebih dahulu kita pahami pengertian / definisi dari istiqomah dalam islam.

Istiqomah bisa bermakna, ‘berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser’. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.

Secara terminologi islam, istiqomah memiliki beberapa pengertian sebagai berikut :

Abu Bakar As-Shiddiq saat ditanya mengenai istiqomah beliau pun memberikan penjelasan bahwa istiqomah adalah tidak menyekutukan Allah dengan apa dan siapa pun (tauhid yang murni).

Umar bin Khattab mengatakan, “Istiqomah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan Allah SWT serta tidak menipu sebagaimana tipuan musang”

Utsman bin Affan berkata, “Istiqomah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah Ta’ala”.

Ali bin Abu Thalib berkata, “Istiqomah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”.

Al-Hasan berkata, “Istiqomah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan”.

Mujahid berkata, “Istiqomah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah Ta’ala”

Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka beristiqomah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri kanan”

Jadi, seorang muslim yang istiqomah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun.

6 CARA ISTIQOMAH BERAMAL SHOLEH

Perintah Allah untuk beristiqomah dapat kita baca pada Al Quran, salah satunya tercantum di surat Hud, ayat 112, yang artinya,

“Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Hud : 112)

Begitu pula dengan hadist-hadist Rasulullah SAW yang membicarakan tentang istiqomah, diantaranya hadist di bawah ini yang artinya,

Dari Abu Amr, dia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah katakan kepada saya tentang Islam sebuah perkataan yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selainmu’. Beliau menjawab, ‘Katakanlah, ‘saya beriman kepada Allah’, kemudian beristiqomah-lah”. (HR. Muslim).

Kesemuanya memberikan informasi kepada kita betapa pentingnya memiliki ke-istiqomahan dalam beribadah/beramal sholeh selama hidup di dunia. Untuk itu apa yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah, pakar fikih, cendekiawan dan ulama dari madzhab Hambali menyampaikan 6 cara istiqomah atau faktor-faktor yang harus diamalkan agar bisa tercipta ke-istiqomahan dalam jiwa.

1. Mujahadah Dalam Beramal (Optimalisasi Amal)

Hal ini sebagaimana Allah SWT perintahkan dalam Al Quran surat , yang artinya :

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.  (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS. Al-Hajj :78)

Berusaha untuk selalu melakukan perintah-perintah ibadah dan amal sholeh dengan sebaik-baiknya, dengan segenap kemampuan dan usaha, seolah-olah kita akan mati besok. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a yang artinya,

“….Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.” (HR. Muslim)

2. Bersikap Moderat Dalam Beribadah

Cara istiqomah yang kedua adalah dengan mengerjakan ibadah / amal sholeh secara moderat atau pertengahan. Artinya, jangan berlebihan atau melampaui batas dan jangan pula kikir atau menyia-nyiakannya.

Sikap ini merupakan sebuah ikhtiar terbaik, agar tercipta keistiqomahan dalam beramal sholeh. Perlu tahapan berjenjang dalam beramal sholeh, agar tidak terlalu mudah ataupun teralalu cepat tercipta kefuturan / kejenuhan dalam beramal sholeh. Karena jika ini terjadi, dan kita belum memiliki kesiapan fondasi keimanan yang kuat, bisa menyebabkan terhentinya perbuatan amal sholeh tersebut.

Sebagaimana Allah SWT, telah menjelaskan dalam surat Al-Furqan, ayat 67 yang artinya,

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan : 67)

Dan petunjuk Rasulullah SAW dalam salah satu hadist yang artinya,

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,  “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka” (HR. Ahmad)

Diawali dengan mengerjakan amal sholeh yang kecil/mudah dikerjakan secara kontinu dan konsisten terlebih dahulu. Kemudian secara bertahap ditingkatkan apabila amalah kecil telah konsisten dan kontinu diamalkan.

Maka keistiqomahan akan terbangun dan tercipta, dan menjadi ciri diterimanya sebuah amalan, karena melahirkan amal sholeh lain yang lebih besar lagi. Itulah sebabnya mengapa Allah lebih mencintai amalan yang seperti ini, kecil nilainya tapi istiqomah dilakukan, jauh lebih baik daripada amalan yang besar tapi hanya dilakukan sebentar untuk kemudian berhenti, karena kefuturan/kejenuhan.

3.  Tidak Keluar Batas Ilmu Pengetahuannya

Dalam beramal sholeh jangan melebihi apa-apa batasan yang telah digariskan oleh ilmu pengetahuan, karena semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya kelak, sebagaimana Allah tegaskan dalam surat Al-Isra, ayat 36 yang artinya,

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawaban.” (QS. Al-Isra :36)

4. Tidak Bersandar Pada Faktor Kontemporal, Melainkan Pada Sesuatu Yang Jelas

Beramal harus berdasarkan ilmu yang jelas, bukan sebatas ikut-ikutan terhadap sesuatu yang bersifat kontemporer atau kekinian.

5. Ikhlas

Beramal sholehlah semata-mata karena Allah SWT, jangan memiliki motivasi apapun selain hanya bersandar pada keta’atan kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Bayyinah, Ayat 5 yang artinya,

“Padahal mereka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan)  agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5)

6. Mengikuti Sunnah

“…Barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.” (HR. Tirmidzi)

Imam Sufyan berkata, “Tidak diterima suatu perkataan kecuali bila ia disertai amal, dan tidaklah lurus perkataan dan amal kecuali dengan niat, dan tidaklah lurus perkataan, amal dan niat kecuali bila sesuai dengan sunnah.”

Dengan mengamalkan ke-6 cara istiqomah di atas, maka insya allah akan tercipta pribadi muslim istiqomah. Yaitu, pribadi yang selalu berkomitmen dengan nilai-nilai kebenaran Islam didalam seluruh aspek kehidupannya, hingga bisa merasakan pengaruh positif dan buah dari ke-istiqomahannya.

Semoga penjelasan dan kiat-kiat cara istiqomah di atas, bisa kita amalkan dalam proses kita menjadi seorang muslim istiqomah dan selalu berharap mendapatkan ridho dan rahmat dari Allah SWT. Aamiin allahumma aamiin.

Barakallahu fiikum.

sumber : https://tarbawiyah.com/istiqamah/ ; https://rumaysho.com/550-di-balik-amalan-yang-sedikit-namun-kontinu.html

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

1000 konten video Ramadhan Siap Pakai
This is default text for notification bar