5 KARAKTER POSITIF ORANG SUKSES BERDASARKAN QS. THAHA. Sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, tahukah sahabat kalau orang-orang sukses itu memiliki ciri-ciri karakter-karakter positif yang sama. Karakter-karakter ini lah yang membuat mereka bisa mencapai kesuksesan dan meraih berbagai macam prestasi.
Dari buku-buku tentang biografi orang-orang sukses, kita bisa temukan beberapa karakter positif yang sama pada diri mereka. Sekurang-kurangnya ada lima karakter positif yang dimiliki oleh orang-orang yang berhasil dalam hidupnya.
Jika sahabat ingin mengikuti jejak kesuksesan mereka, maka milikilah kelima karakter positif ini. Jika saat ini sudah sahabat miliki, pertajamlah, bila belum ada, maka mulailah memupuk dan membangun 5 karakter positif ini.
Apa sajakah 5 karakter positif tersebut ? Yuk kita jabarkan dan bahas satu persatu.
1. Take Action (Segera Bertindak)
Merupakan karakter pertama yang harus dimiliki jika sahabat ingin mencapai kesuksesan. Artinya seseorang yang sukses itu harus mau melakukan action, atau tindakan nyata untuk menggapai mimpi-mimpinya.
Bukan hanya sebatas impian atau khayalan saja, akan tetapi diikuti dengan sebuah tindakan nyata (take action) untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut. Kita harus ingat bahwa tak ada seorangpun yang mampu menggantikan tindakan kita.
Mengapa ? Karena, apa pun yang ingin kita lakukan sesungguhnya telah terpetakan dalam pikiran kita, dan tentu saja apa yang ada dalam pikiran kita hanya kita saja yang mengetahui.
Banyak orang yang memiliki mimpi-mimpi tentang apa yang ingin dicapai kedepannya. Akan tetapi tidak banyak orang yang mau segera bertindak, kemudian memperjuangkan mimpi-mimpinya hingga menjadi nyata.
Banyak mimpi tapi miskin tindakan, itulah pada umumnya perilaku kebanyakan orang. Di jaman serba online dan sosial media seperti saat ini, seringkali kita melihat orang-orang yang terlihat seperti yang paling sibuk di dunia maya. Tapi pada kenyataannya di dunia nyata, minim sekali action yang dilakukan untuk memperbaiki hidupnya dan mewujudkan mimpi-mimpinya.
Lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak ada dampaknya terhadap pencapaian mimpinya. Kapan dia mau mengerti bahwa action nyata itu adalah sesuatu yang wujudnya nyata, bukan maya.
2. Network (Jaringan dan Kemampuan Bekerjasama)
Walaupun saat ini dunia sudah serba online, setiap orang terhubung dengan mudahnya kepada orang lain, akan tetapi tiap individu tetap membutuhkan individu yang lain. Sehebat apapun kemampuan seseorang, dan didukung dengan teknologi secanggih apappun, ia tetap akan dibatasi oleh ruang dan waktu.
Jika ia hanya bertindak sendirian, maka kesuksesannya pun terbatas. Seperti kata-kata bijak yang mengatakan bahwa, seorang yang besar bisa melakukan banyak hal sendirian, akan tetapi hal-hal yang besar tidak bisa dilakukan sendirian, hanya bisa dilakukan secara bersama-sama.
Yang dibutuhkan bukan seorang superman, akan tetapi superteam. Oleh karena itu kita harus memiliki kemampuan dalam membangun relasi atau hubungan yang baik dengan orang lain.
Tentu saja yang namanya kerja sama adalah bekerja bersama dan berhasil bersama. Bukan memanfaatkan orang lain untuk berhasil sendirian. Temukan orang yang akan memperoleh keuntungan dengan keahlian kita, dan sebaliknya kitapun akan semakin melesat dengan keterlibatan mereka.
3. Knowledge (Pengetahuan dan Jiwa Pembelajar)
Ciri karakter positif orang sukses yang ketiga adalah memiliki knowledge / pengetahuan dan jiwa pembelajar. Dunia ini sangat luas, banyak sekali hal-hal yang harus kita pahami dan ketahui agar bisa sukses mengarunginya.
Keengganan untuk belajar akan mempersempit langkah kita. Pada setiap bidang usaha apapun itu jenisnya, pasti ada orang yang sudah lebih dulu berhasil sebelum kita.
Di antara orang-orang yang berhasil itu, pasti ada yang bisa kita dekati untuk memberi kita saran tentang apa yang bisa ditambahkan dan diperbaiki dari usaha yang sudah kita mulai ataupun jalani selama ini. Pasti akan selalu ada kekurangan dan perbaikan yang harus dilakukan, yang menjadi sebab pencapaian kita belum seperti mereka.
Jika ingin sukses, jangan pernah merasa malu untuk belajar.
4. Persistence (Mental Tahan Banting/Sifat Pantang Menyerah)
Jalan menuju kesuksesan itu ibarat tebing atau gunung yang tinggi dan terjal. Untuk mencapai puncaknya, pasti akan penuh dengan rintangan dan hambatan.
Terperosok, terjatuh, mundur 1 atau 2 langkah kebelakang, merupakan bagian pasti dari sebuah perjalanan. Jangan takut untuk gagal, karena kegagalan merupakan bagian dari perjalanan menuju sukses.
Habiskan jatah gagal dalam perjalanan, agar kesuksesan segera diraih. Jangan mudah menyerah hanya karena sekali gagal, kumpulkan tenaga dan bangkitlah kembali. Jatuh, bangkit, jatuh lagi, bangkit lagi, begitu seterusnya hingga mencapai kesuksesan.
Orang yang mudah menyerah, sebenarnya bukan karena kegagalan yang terjadi, akan tetapi karena mentalnya yang tidak siap untuk menghadapi kegagalan. Satu dua kegagalan sudah cukup baginya untuk membuat banyak alasan untuk berhenti.
Mental tahan banting atau sifat pantang menyerah juga berarti tahan menghadapi berbagai penolakan. Dalam dunia bisnis kita sudah cukup familiar dengan kisah para pebisnis klasik yang berjuang dari nol ketika menawarkan produk yang mereka jual.
Entar sudah berapa puluh atau mungkin ratusan penolakan yang kita dengar dari kisah pendiri KFC, Mc Donal dan penulis Harry Potter. Tapi mereka tetap mampu bangkit lagi, hingga satu momen kesuksesan mereka raih.
Atau contoh lain tentang bagaimana kisah perjuangan seorang pebisnis muda tanah air, yang harus mengalami kebangkrutan di usia masih sangat belia. Kisah Dewa Eka Prayoga, yang harus terlilit hutang milyaran rupiah, hingga terkena penyakit langka yang hampir merenggut nyawanya.
Kisah-kisah persistence mereka dalam menghadapi cobaan hidupnya, merupakan contoh nyata tentang karakter positif mental tahan banting atau sifat pantang menyerah ini mutlak harus dimiliki jika ingin menjadi orang sukses.
Pada kenyataannya kita sendiri masih sering tumbang dengan hanya 1, 2 atau beberapa kali penolakan saja. Berdamai dengan penolakan memang berat, tetapi ini adalah satu tahap yang mau tidak mau harus kita lalui. Bertahanlah.
5. Spritual (Bingkai Keimanan Yang Kokoh)
Karakter positif orang sukses kelima atau terakhir yang juga menjadi bingkai dari keempat karakter positif sebelumnya adalah bagaimana kita mampu menanamkan keempat karakter di atas dalam bingkai keimanan yang kokoh. Sebagai seorang muslim merupakan sebuah keharusan untuk memulai action karena Allah semata.
Segala sesuatu yang dimulai karena Allah tak akan dihentikan karena manusia. Ia juga senang jika saudaranya berhasil seperti dirinya, maka ia membangun network.
Ia pun tahu bahwa ilmu Allah tak terbatas, sehingga merasa dirinya butuh belajar terus menerus. Knowledge adalah kehormatan dan kemuliaannya.
Terakhir ia juga tak mudah kecewa jika gagal. Tak gampang membuat alasan. Persistence, karena semua ia kembalikan kepada Allah. Takdir-Nya adalah yang terbaik. Tugasnya hanya tetap berjuang.
Apakah kelima nilai-nilai positif di atas terkandung dalam Al-Qur’an yang kita baca setiap hari? Tentu saja. Bahkan kita akan menemukan kelimanya hanya dalam satu ayat saja.
Seperti dalam kisah Nabi Musa, jika kita perhatikan perintah Allah kepada Nabi Musa dalam surat Thaha ayat 42 berikut ini,
ٱذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِـَٔايَٰتِى وَلَا تَنِيَا فِى ذِكْرِى
“Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku.”
Pertama adalah ٱذْهَبْ (pergilah) merupakan sebuah perintah untuk mengambil tindakan. Bukan hanya bermimpi tanpa aksi.
Kedua adalah أَنتَ وَأَخُوكَ (kamu beserta saudaramu) jelas sekali anjuran untuk berkerja sama. Karena usaha bersama akan lebih berkualitas dibanding usaha sendirian.
Ketiga adalah بِـَٔايَٰتِى (dengan membawa ayat-ayat-Ku) bermakna dengan membawa ilmu pengetahuan yang telah Allah anugerahkan kepada Nabi Musa.
Keempat adalah وَلَا تَنِيَا (janganlah kamu berdua lalai) merupakan larangan untuk bersifat dengan nilai-nilai negatif, seperti lalai, putus asa, menyerah, lemah, dan sebagainya.
Kelima adalah فِى ذِكْرِى (dalam mengingat-Ku) agar selalu ingat untuk senantiasa menjaga niat semata-mata karena Allah.
Alangkah besarnya kekuatan motivasi yang terkandung dalam Al-Qur’an, bahkan cukup satu ayat saja bisa menyimpan energi yang sangat banyak seperti ini. Apalagi seluruh ayatnya.
Demikianlah sahabat pembaca semua, inspirasi dari Al Quran Surat Thaha, khususnya ayat 42. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan menjadikan kita muslim yang lebih baik lagi kedepannya.
Barakallahu fiikum.
Sumber tulisan : Kajian Ustadz Arafat (grup Telegram dan WA Grup)