KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU DALAM PERSPEKTIF AJARAN ISLAM. Sahabat pembaca Pondok Islami, seperti kita pahami bahwa majunya suatu bangsa dan peradabannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dari manusianya, alias rakyat dari bangsa itu sendiri. Jika rakyatnya memiliki kualitas yang unggul dalam berbagai bidang, maka peradaban bangsa akan maju, begitu pula sebaliknya, jika rakyatnya tertinggal maka bisa dipastikan bangsa tersebut akan tertinggal dalam semua aspek kehidupan.
Disinilah peran pentingnya pendidikan, sebagai salah satu pilar utama yang harus dibangun dan dikembangkan dengan baik, untuk menghasilkan kualitas manusia-manusia yang unggul di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Sarana, prasarana dan sistem pendidikan yang baik bagi rakyat suatu bangsa untuk menuntut ilmu, tentu memiliki peranan yang dominan, dalam membentuk rakyat dan bangsa yang berkualitas serta maju peradabannya.
Pada kenyataanya, berdasarkan kajian data pada beberapa situs penelitian dunia, kualitas pendidikan di Indonesia masih belum sampai pada taraf maju. Berdasarkan laporan yang dirilis situs worldtop20.org, pada tahun 2023 Indonesia tidak termasuk peringkat atas negara dengan sistem pendidikan terbaik.
Saat laporan itu dirilis, Indonesia berada pada peringkat 67 dari 203 negara. Dalam lingkup ASEAN yang terdiri dari 11 negara, Singapura, Brunei Darussalam dan Vietnam memiliki peringkat di atas Indonesia.
Jika kita lihat dari tingkat kecerdasan intelegensia (IQ) atau tingkat kecerdasan masyarakatnya, Indonesia memiliki peringkat yang lebih rendah lagi. Berdasarkan laporan Average IQ by Country 2023, dari World Population Review, Indonesia menempati peringkat 10 dari 11 negara ASEAN, alias nomor 2 terendah di Asia Tenggara. Sementara untuk peringkat global, Indonesia menduduki peringkat 130.
Menjadi sebuah pekerjaan rumah yang sangat besar bagi pemangku kebijakan di negeri ini, untuk melakukan perbaikan dan peningkatan sistem pendidikan yang ada, agar mampu sejajar dengan negara-negara di dunia.
Nah, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, maka kita perlu melihat kembali kepada ajaran Islam. Bagaimana sesungguhnya perfektif Islam dalam memandang pendidikan atau perihal menuntut ilmu ini ?
Yuk kita coba bahas lebih detil dengan mengacu kepada petunjuk dari Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wassalam.
Mengapa Manusia Wajib Menuntut Ilmu ?
Nabi Muhammad, semoga kedamaian senantiasa terlimpahkan atasnya, ditakdirkan datang pada masa ketika masyarakat Arab, seperti banyak masyarakat patriarki pada masa itu, dipenuhi oleh berbagai perilaku jahiliyah (bodoh). Beliau menyampaikan Islam kepada bangsa Arab melalui metode dakwah atau ajakan, seruan serta contoh dalam setiap aspek kehidupan sebagai sarana pendidikan sekaligus menuntut ilmu pengetahuan bagi pengikutnya.
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu pilar penting dalam bangunan Islam. Bahkan fakta bahwa wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad, mengandung perintah untuk “membaca”, cukup menjadi gambaran besar tentang betapa pentingnya proses belajar atau menuntut ilmu dalam Islam.
Melalui dakwah ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad, maka bangsa Arab yang tadinya adalah bangsa dengan budaya jahiliyah, bertransformasi menjadi bangsa yang maju. Kondisi keterbelakangan dan kebodohan mereka pada masa itu, berubah menjadi maju dan berpengetahuan dengan proses belajar dan menuntut ilmu bersama Nabi Muhammad.
Dari bangsa terbelakang dan bodoh, menjelma menjadi satu kekuatan baru dunia. Hanya dalam hitungan 23 tahun, bangsa Arab mampu mensejajarkan diri, bahkan mengalahkan peradaban raksasa bangsa Romawi dan Persia, yang sudah duluan eksis dan telah berusia ribuan tahun lamanya.
Apa Itu Menuntut Ilmu ?
Dari penjelasan di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa kebangkitan bangsa Arab, menjadi bangsa yang diakui keberadaannya pada masa itu, merupakan buah dari dakwah pendidikan Nabi Muhammad kepada mereka. Dari bangsa Arab Jahiliyah yang bodoh dan terbelakang, dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari dari wahyu yang disampaikan Nabi Muhammad, bangsa Arab menuju jalan kebenaran dan kemajuan, meninggalkan kebodohannya.
Jadi menuntut ilmu adalah merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk merubah perilaku sebelumnya yang buruk dan bodoh, menjadi perilaku dan budaya yang baik dan maju. Pada dasarnya ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan dunia, akan menunjukkan jalan menuju kebenaran dan kemajuan serta meninggalkan kebodohan.
Keutamaan Menuntut Ilmu
Agama Islam diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk kasih sayang Allah SWT bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Amanah ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
Itulah sebabnya Allah SWT dan Rasulullah SAW mewajibkan setiap manusia untuk selalu menuntut ilmu selama hidupnya. Melalui Al Quran, Sunnah Nabi, maupun Hadist kita bisa mengetahui bagaimana perintah tentang menuntut ilmu pengetahuan itu. Berikut ini adalah beberapa dalil dan hadist tentang keutamaan menuntut ilmu.
Dalil Al Quran Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
Berikut ini beberapa dalil Al Quran tentang keutamaan menuntut ilmu.
1. Nabi Muhammad Diutus Untuk Menyampaikan Ilmu-ilmu Allah SWT
كَمَآ اَرۡسَلۡنَا فِيۡکُمۡ رَسُوۡلًا مِّنۡکُمۡ يَتۡلُوۡا عَلَيۡكُمۡ اٰيٰتِنَا وَيُزَكِّيۡکُمۡ وَيُعَلِّمُکُمُ الۡكِتٰبَ وَالۡحِکۡمَةَ وَيُعَلِّمُكُمۡ مَّا لَمۡ تَكُوۡنُوۡا تَعۡلَمُوۡنَ
Artinya : “Demikian juga, Kami telah mengutus kepada kalian Rasul (berkah dan salam semoga tercurah kepada-Nya) dari kalangan kalian sendiri, yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Kami, menyucikan diri kalian, mengajarkan kepada kalian Kitab, hikmah, dan memberikan pengetahuan kepada kalian tentang hal-hal yang sebelumnya kalian tidak mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah : 151)
2. Nabi Muhammad Diutus Untuk Membangun Budaya Menuntut Ilmu
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ
Artinya : “Dia lah Yang mengutus Rasul-Nya di antara orang-orang ummi dari mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan dan mensucikan mereka, mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah. Sesungguhnya mereka sebelumnya berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Jumu‘ah : 2)
3. Melakukan Perubahan Ke Arah Lebih Baik Dengan Menuntut Ilmu
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
Artinya : “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk mendalami pengetahuan agama mereka, dan menasihatkan orang-orang ketika mereka kembali kepada mereka, agar mereka (dapat) menjaga diri mereka sendiri (dari kejahatan).” (QS. At-Taubah : 122)
4. Orang Yang Menuntut Ilmu Lebih Bijaksana
أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا۟ رَحْمَةَ رَبِّهِۦ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya : “Katakanlah: ‘Apakah mereka yang mengetahui dan mereka yang tidak tahu sama?’ Hanya orang-orang yang bijaksana yang menerima peringatan.” (QS. Az-Zumar : 9)
5. Ketaqwaan Dicapai Dengan Ilmu
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Artinya : “Jadi hanya hamba-hamba-Nya yang memiliki pengetahuan tentang realitas ini dengan visi dan pandangan yang takut kepada-Nya. Sungguh, Allah Maha Kuasa, Maha Pengampun.” (QS. Fatir : 28)
6. Pengetahuan Hanya Didapat Dengan Menuntut Ilmu
اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ ١
خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ ٢
اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ ٣
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ ٤
عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ ٥
Artinya : “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu adalah Yang Maha Pemurah, Yang mengajarkan dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-‘Alaq : 1–5)
7. Ilmu Pengetahuan Sebagai Cahaya dan Ketidaktahuan Sebagai Kegelapan
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an:
قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ قُلِ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَٱتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِى ٱلظُّلُمَٰتُ وَٱلنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا۟ لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُوا۟ كَخَلْقِهِۦ فَتَشَٰبَهَ ٱلْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍ وَهُوَ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّٰرُ
Artinya : “Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa” (QS. Ar-Rad : 16)
Hadist Nabi Muhammad (SAW) Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu
Berikut ini adalah beberapa hadist tentang menuntut ilmu.
1. Menguasai Ilmu Pengetahuan Sangat Penting
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
“Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu.” (HR. Ahmad)
2. Kewajiban Menuntut Ilmu
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah)
3. Mengajarkan Untuk Saling Berbagi Pengetahuan
لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ
“Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya.” (HR. Ath-Thabrani)
4. Ilmu Lebih Penting Dari Uang
إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
5. Kedudukan Tinggi Dari Segi Ibadah
مَنْ خَرَجَ فِيْ طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَتّٰى يَرْجِعَ. (رواه الترمذى)
Artinya : “Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang kembali.” (HR. Tirmidzi).
6. Jaminan Surga Bagi Yang Menuntut Ilmu
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Nah, itulah beberapa dalil dalam Al Quran dan Hadist Rasulullah tentang yang menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu dalam Islam.
Menuntut Ilmu Harus Seimbang Antara Ilmu Dunia dan Agama
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam diutus Allah Subhaanahu Wata’ala untuk memperbaiki kehidupan manusia melalui ilmu dan pengetahuan. Beliau menunjukkan bahwa hanya dengan ilmu serta iman yang seimbang maka akan dapat membentuk akhlak yang baik, untuk memelihara serta menyayangi alam semesta ini.
Pada kenyataanya seringkali kita dipertontonkan dengan perilaku orang-orang yang memiliki ilmu, tapi digunakan hanya untuk hal-hal yang tidak baik. Mereka inilah yang termasuk dalam golongan manusia yang buruk akhlaknya karena tidak memiliki keseimbangan antara ilmu dunia dan ilmu agama.
“Didiklah anakmu dengan ilmu agama“, memang merupakan sebuah perintah Nabi Muhammad SAW yang sangat penting diamalkan setiap orangtua. Karena pendidikan agama yang diperkenalkan sejak usia dini, akan menjadi bekal penting bagi putra-putri mereka, agar kelak tumbuh menjadi manusia-manusia yang memiliki keseimbangan antara ilmu dunia dan ilmu agama.
Dalam sebuah hadits dari Ali bin Abi Thalib RA Rasulullah SAW bersabda,
“Didiklah anak-anakmu atas tiga hal: mencintai nabimu, mencintai ahli baitnya dan membaca Alquran. Sebab, orang yang mengamalkan Alquran nanti akan mendapatkan naungan Allah pada hari ketika tiada naungan kecuali dari-Nya bersama para nabi dan orang-orang yang suci.” (HR. At-Tabrani)
Seperti yang Abu Zakariya An Anbari rahimahullah (ulama mazhab Syafi’i dalam bidang hadis, fikih dan tafsir) katakan “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” .
Bila ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia tidak disertai dengan ilmu agama, maka ilmu pengetahuan dunianya akan cenderung menimbulkan kerusakan di bumi dan sesama manusia lainnya. Oleh karenanya menuntut ilmu haruslah didahului dengan adab menuntut ilmu dan etika menuntut ilmu.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin -rahimahullahu Ta’ala- pernah ditanya,
”Apakah (mempelajari) ilmu seperti ilmu kedokteran dan industri termasuk tafaqquh fid diin (mempelajari agama Allah Ta’ala, pen.)?”
Beliau -rahimahullahu Ta’ala- menjawab,
“Ilmu-ilmu tersebut tidaklah termasuk dalam ilmu agama (tafaqquh fid diin). Karena dalam ilmu-ilmu tersebut tidaklah dipelajari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Akan tetapi, ilmu tersebut termasuk dalam ilmu yang dibutuhkan oleh umat Islam.“
Oleh karena itu, sebagian ulama berkata,”Sesungguhnya mempelajari ilmu industri (teknologi), kedokteran, teknik, geologi, dan semisal itu, termasuk dalam fardhu kifayah. Bukan karena ilmu-ilmu tersebut termasuk dalam ilmu syar’i (ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, pen.), akan tetapi karena tidaklah maslahat bagi umat (Islam) ini bisa terwujud kecuali dengan mempelajari ilmu-ilmu tersebut“.
Jadi dalam menuntut ilmu tahap pertama yang wajib dipelajari bagi umat islam adalah mempelajari adab atau etika dalam berilmu. Kemudian dilanjutkan dengan mempelajari ilmu agama yang bersumber pada Al Quran, sunnah dan hadist Nabi Muhammad SAW.
Baru kemudian mempelajari ilmu dunia, yang akan menjadi wajib dipelajari jika tujuannya untuk kebaikan, untuk kepentingan umat manusia dan sejalan dengan tujuan akherat. Dengan demikian maka akan terjadi keseimbangan antara ilmu agama (akhlak) dan ilmu pengetahuan dunia.
Kombinasi ini lah yang akan melahirkan manusia-manusia unggul di bidangnya masing-masing dan memiliki akhlak yang baik untuk mewarisi alam semesta. Bukan justru sebaliknya, ilmu yang dikuasai malah menimbulkan malapetaka bagi sesama manusia dan alam semesta.
Demikianlah sedikit uraian tentang Keutamaan Menuntut Ilmu Dalam Perspektif Ajaran Islam. Semoga artikel singkat ini bisa menambah wawasan penulis secara pribadi dan sahabat pembaca pada umumnya.
Wallaahu’alam bishawaab.