LAW OF ATTRACTION DALAM ISLAM (QURANIC LAW OF ATTRACTION). Law of Attraction (LoA) adalah konsep yang telah menjadi topik pembicaraan hangat dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan premis bahwa pikiran dan perasaan kita dapat menarik kejadian dan keadaan dalam hidup.
Law of Attraction menarik perhatian banyak orang yang mencari cara untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Namun, dalam konteks Islam, bagaimana konsep ini dipahami dan diterapkan? Apakah LoA sesuai dengan ajaran Islam, atau apakah ada batasan yang perlu dipertimbangkan?
Artikel ini akan menjelaskan secara ringkas tentang law of attraction dalam islam, berdasarkan sumber buku Quranic Law Of Attraction, karya Rudin S. Rauf. Dalam buku tersebut bukan saja menjelaskan tentang konsep LoA dan Quranic LoA, tetapi juga bagaimana seorang Muslim dapat menerapkan ilmu ini dalam kehidupan, agar sesuai dengan ajaran Islam yang sumber utamanya adalah Al Quran.
Pengertian Law of Attraction dan Prinsip Dasarnya
Law of Attraction adalah keyakinan bahwa energi positif atau negatif yang dipancarkan oleh pikiran seseorang akan menarik hasil yang sepadan dalam hidup mereka. Dalam konteks ini, jika seseorang terus-menerus berpikir positif dan membayangkan hasil yang baik, mereka dipercaya akan menarik hal-hal baik ke dalam hidup mereka.
Sebaliknya, pikiran negatif diyakini akan menarik kejadian yang tidak diinginkan. LoA sering dikaitkan dengan visualisasi, afirmasi, dan berbagai teknik meditasi yang bertujuan untuk memperkuat keyakinan seseorang terhadap hal-hal yang mereka inginkan.
Law of Attraction telah ada dalam berbagai bentuk selama berabad-abad. Namun, konsep ini menjadi sangat populer di dunia Barat pada abad ke-20, terutama setelah penerbitan buku-buku seperti The Secret oleh Rhonda Byrne.
Buku ini mengajarkan bahwa melalui pemikiran positif dan visualisasi, seseorang dapat menarik apa pun yang mereka inginkan dalam hidup, termasuk kekayaan, kesehatan, dan kebahagiaan. Namun, dalam perspektif Islam, konsep ini memerlukan pemahaman yang lebih dalam dan harus diintegrasikan dengan prinsip-prinsip dasar agama.
Meskipun konsep ini terdengar menarik, penting untuk memahami bagaimana hal ini bisa sejalan dengan ajaran Islam yang mengutamakan ketergantungan kepada Allah.
Law of Attraction dalam Perspektif Islam
Secara prinsip sebenarnya LoA ini banyak sekali bersesuaian dengan apa-apa yang diajarkan oleh Islam, yaitu apa-apa yang Allah perintahkan dan larang dalam Al Quran. Bahkan Allah menjelaskan dalam Al Quran tentang LoA ini dengan lebih lengkap dan jauh lebih sempurna.
Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar yang dijelaskan dalam LoA dan kesuaiannya dengan prinsip dalam Islam, serta hal yang harus dibatasi agar tetap sejalan dengan ajaran Islam.
Hubungan Antara Law of Attraction dan Tawakal
Dalam Islam, konsep tawakal atau berserah diri kepada Allah adalah inti dari kehidupan seorang Muslim. Seorang Muslim harus yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup mereka adalah atas izin Allah, dan mereka harus bergantung sepenuhnya kepada-Nya.
Tawakal bukan berarti menyerah tanpa usaha, tetapi berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Jika dilihat dari perspektif ini, Law of Attraction bisa dikatakan sejalan dengan Islam jika diaplikasikan dengan cara yang benar.
Pikiran positif dan doa adalah bagian dari tawakal, di mana seorang Muslim harus selalu berharap yang terbaik dari Allah dan bersyukur atas apa pun yang diberikan-Nya.
Qada dan Qadar dalam Islam
Qada dan Qadar adalah konsep takdir dalam Islam. Seorang Muslim percaya bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi dalam hidup ini.
Ini termasuk rezeki, umur, jodoh, dan berbagai peristiwa yang kita alami. Meskipun demikian, Islam juga mengajarkan bahwa manusia memiliki kebebasan untuk berusaha dan membuat keputusan, tetapi hasil akhirnya tetap di tangan Allah.
Dalam konteks ini, Law of Attraction harus dipahami dengan hati-hati. Keyakinan bahwa kita dapat mengontrol semua aspek kehidupan kita hanya melalui pikiran kita sendiri dapat bertentangan dengan konsep takdir dalam Islam.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mengingat bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah.
Berpikir Positif dan Doa sebagai Bagian dari Iman
Islam sangat menekankan pentingnya berpikir positif dan berdoa. Rasulullah SAW pernah bersabda,
Artinya: “Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, maka ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, maka ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR. Muslim)
Berpikir positif dalam Islam bukan hanya tentang menarik hal-hal baik ke dalam hidup kita, tetapi juga tentang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah dan bersabar dalam menghadapi ujian. Doa juga merupakan cara seorang Muslim untuk memohon kepada Allah agar diberikan yang terbaik.
Salah satu contoh penerapan Law of Attraction yang sejalan dengan Islam adalah melalui doa untuk kebaikan dunia dan akhirat. Seorang Muslim dapat memanjatkan doa seperti “Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah waqina ‘adhabannar” yang artinya “Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka.”
Doa ini mencerminkan keinginan untuk mendapatkan yang terbaik di dunia dan akhirat, serta melibatkan keyakinan bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Visualisasi dan Niat yang Tulus
Dalam penerapan Law of Attraction, visualisasi sering digunakan sebagai teknik untuk membayangkan apa yang kita inginkan. Dalam Islam, niat yang tulus dan keikhlasan sangat penting.
Seorang Muslim dapat menggunakan visualisasi sebagai bagian dari doa dan usaha mereka, dengan niat yang tulus untuk mendapatkan ridha Allah. Namun, visualisasi ini harus disertai dengan keyakinan bahwa hasil akhir dari setiap usaha adalah keputusan Allah.
Misalnya, seseorang yang ingin mencapai kesuksesan dalam pendidikan atau karir dapat membayangkan diri mereka mencapai tujuan tersebut sambil berdoa dan berusaha. Namun, penting untuk diingat bahwa visualisasi ini harus disertai dengan tawakal, yaitu keyakinan bahwa hasil akhir adalah atas kehendak Allah.
Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu berdoa dan memohon petunjuk dari Allah, serta berserah diri kepada-Nya.
Usaha dengan Cara yang Halal
Islam mengajarkan bahwa usaha adalah bagian penting dari kehidupan. Seorang Muslim harus bekerja keras dan melakukan usaha dengan cara yang halal dan sesuai dengan syariat. Law of Attraction tidak boleh menggantikan usaha yang nyata.
Berpikir positif dan visualisasi harus disertai dengan tindakan yang konkret. Misalnya, jika seseorang ingin sukses dalam karir, mereka harus berusaha dengan bekerja keras, belajar, dan mencari peluang yang sesuai, sambil terus berdoa kepada Allah agar usaha mereka diberkahi.
Ketika menghadapi ujian hidup, berpikir positif adalah sikap yang sangat dianjurkan dalam Islam. Seorang Muslim harus meyakini bahwa setiap ujian adalah bentuk kasih sayang Allah dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Dengan berpikir positif, seorang Muslim dapat menghadapi ujian dengan sabar dan tetap bersyukur, karena mereka percaya bahwa setiap ujian memiliki hikmah yang tersembunyi dan akan membawa mereka lebih dekat kepada Allah.
Batasan dan Peringatan dalam Menerapkan Law of Attraction
Penerapan LoA dalam kehidupan harus benar-benar dijaga agar tidak terjebak kepada hal-hal yang justru dilarang oleh Islam. Beberapa hal yang menurut pendapat penulis harus diperhatikan, antara lain :
Menghindari Syirik dalam Menerapkan Law of Attraction
Salah satu peringatan penting dalam menerapkan Law of Attraction adalah menghindari syirik, yaitu mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Keyakinan bahwa ada kekuatan selain Allah yang dapat mengendalikan nasib kita adalah syirik dan merupakan dosa besar dalam Islam.
Seorang Muslim harus berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan segala sesuatu dalam hidup mereka hanya dengan kekuatan pikiran. Semua usaha dan doa harus selalu ditujukan kepada Allah, dengan keyakinan bahwa hanya Dia yang memiliki kekuasaan atas segala sesuatu.
Menjaga Niat yang Ikhlas
Niat adalah kunci dalam Islam. Segala sesuatu yang dilakukan seorang Muslim harus didasari oleh niat yang ikhlas untuk mencari ridha Allah. Dalam menerapkan Law of Attraction, niat yang ikhlas harus selalu menjadi dasar dari setiap pikiran, doa, dan usaha.
Seorang Muslim harus memastikan bahwa niat mereka selalu lurus dan tidak tercampur dengan keinginan duniawi yang bisa menjauhkan mereka dari Allah.
Tetap Bersyukur dan Bersabar
Islam sangat menekankan pentingnya bersyukur dan bersabar. Seorang Muslim harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah, baik besar maupun kecil.
Mereka juga harus bersabar dalam menghadapi ujian, karena setiap ujian adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Law of Attraction yang diterapkan tanpa rasa syukur dan kesabaran dapat menyebabkan seseorang menjadi serakah dan tidak puas dengan apa yang mereka miliki.
Oleh karena itu, seorang Muslim harus selalu menjaga sikap bersyukur dan bersabar dalam segala keadaan.
Law of Attraction adalah konsep yang menarik dan dapat memberikan manfaat jika diterapkan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Namun, sebagai seorang Muslim, penting untuk memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita adalah atas kehendak Allah, dan kita harus selalu bergantung kepada-Nya.
Dengan berpikir positif, berdoa, dan berusaha dengan cara yang halal, seorang Muslim dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya. Namun, mereka harus selalu ingat bahwa hasil akhir adalah keputusan Allah, dan mereka harus selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan-Nya.
Pada akhirnya, Law of Attraction dalam Islam harus dipahami sebagai bagian dari tawakal, di mana kita berusaha semaksimal mungkin sambil menyerahkan hasilnya kepada Allah. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan yang diberkahi dan selalu berada dalam lindungan-Nya.
Wallahu’alam bishawab.