MANAJEMEN WAKTU ALA RASULULLAH SAW. Sahabat pembaca Pondok Islami yang senantiasa mengharapkan ridho Allah SWT, tahukah sahabat bahwa Islam sangat menghargai yang namanya waktu. Allah SWT dalam Al Quran berulang kali mengatasnamakan waktu dalam sumpah-Nya.
Hal ini sebagai petunjuk sekaligus pengingat bagi kita, hamba-hamba-Nya betapa waktu ini merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Seperti dalam surat – surat berikut ini :
“Demi waktu” dalam QS. Al-Ashr, “Demi waktu saat matahari naik sepenggalah” dalam QS. Adh-Dhuhaa, “Demi waktu fajar” dalam QS. Al-Fajr, “Demi waktu malam” dalam QS. Al-Lail.
Waktu benar-benar dimuliakan Allah SWT karena dibalik setiap sumpah-Nya itu, Allah memiliki maksud dan petunjuk penting bagi umat manusia. Mungkin terbetik pertanyaan dalam diri kita, kenapa Allah SWT bersumpah demi waktu? Kenapa begitu pentingnya waktu sehingga Allah berulangkali bersumpah atas nama waktu ?
PENTINGNYA WAKTU
Waktu adalah sesuatu yang sangat istimewa, sungguh berharga namun sering disepelekan oleh manusia. Sumpah yang Allah ucapkan dalam Al Quran, menjadi penegas bagi kita, betapa berharga dan pentingnya waktu ini.
Rasulullah SAW pun dalam hadistnya telah menjelaskan tentang penyakit manusia terkait dengan waktu, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu luang”. (Muttafaqun ‘alaih)
Islam sendiri melalui Al Quran dan sunnah-sunnah Rasulullah SAW telah memberikan penjelasan dan gambaran yang utuh tentang bagaimana seharusnya kita memuliakan waktu. Kedudukan waktu menempati tepat yang sangat tinggi, sebagaimana telah Allah SWT jelaskan dalam firman-Nya, yang artinya :
“Dan mereka berkata” kehidupan ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan (mematikan) kita kecuali dahr (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam).” (QS. Al-Jaatsiyah: 24)
Satu di antara karakteristik waktu yang sangat berharga adalah sifatnya yang sangat cepat berlalu, sebagaimana Allah gambarkan dalam Al-Quran yang artinya,
“Dan (ingatlah) akan hari (yang waktu itu) Allah mengumpulkan mereka (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah tinggal (di dunia) melainkan sesaat saja di siang hari (yang waktu itu) mereka saling berkenalan” (QS. Yunus: 45)
Imam Syafi’i rahimahullah pernah menyebutkan sebuah perkataan sebagai berikut:
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata:
“Waktu seseorang itulah hakekat umurnya, dialah penentu kehidupan abadinya (di kemudian hari), apakah dalam kenikmatan abadi ataukah dalam kehidupan sengsara dalam adzab abadi yang pedih.
Waktu berlalu lebih cepat dari aliran awan. Maka siapa saja yang waktunya dihabiskan untuk Allah dan karena Allah maka waktu itulah hakekat umur dan kehidupannya.
Adapun selain itu (jika waktunya tidak dihabiskan untuk dan karena Allah) maka waktu tersebut pada hakekatnya bukanlah termasuk kehidupannya, akan tetapi kehidupannya laksana ibarat kehidupan hewan.
Jika ia menghabiskan waktunya dalam kelalaian dan syahwat, serta angan-angan yang batil, dan waktu yang terbaiknya adalah yang ia gunakan untuk tidur dan nganggur maka matinya orang yang seperti ini lebih baik dari pada hidupnya” (Al-Jawaab Al-Kaafi hal 109)
Waktu harus dimanfaatkan sebaik mungkin, waktu merupakan sarana untuk melakukan dan menyelesaikan banyak hal. Jika ada pendapat barat yang mengatakan bahwa waktu adalah uang, maka Islam menjawab bahwa waktu bernilai jauh lebih tinggi dan mulia daripada harta/uang.
Hasan Al-Banna mengatakan suatu nasihat bahwa “waktu adalah kehidupan”. Jangan sampai usia kita hanya kita habiskan untuk bermalas-malasan dan tidak produktif. Lakukan aktivitas positif untuk mengisi waktu.
Kita semua diberi waktu yang sama dalam sehari tersedia 24 jam, tetapi pemanfaatan terhadap waktu setiap orang berbeda-beda. Kejadian dalam keseharian kita berikut ini semoga bisa menjadi ibrah sekaligus pengingat bagi penulis pribadi dan pembaca sekalian.
Pernahkah kita mendapat tugas dari kantor atau bagi sahabat pembaca yang bersekolah mendapatkan tugas dari guru / dosen, dan diberi waktu seminggu untuk dikerjakan? Selanjutnya tugas itupun dikerjakan secara bertahap sampai genap satu minggu kita akhirnya menyelesaikannya.
Pada lain kesempatan, kita mendapat tugas yang sama lagi. Hanya saja diberi waktu selama dua hari. Apa yang terjadi? Tugas itu benar-benar kita tuntaskan dalam dua hari!
Bagaimana mungkin tugas yang awalnya membutuhkan waktu satu minggu dapat selesai hanya dua hari? Karena sebenarnya tugas itu akan berkembang menyesuaikan waktu yang kita siapkan.
Begitu waktu yang tersedia panjang, maka pikiran kita akan mengada-ada dan mengerjakan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Jadilah tugas kita pun menjadi berkembang.
Disinilah dibutuhkannya sebuah batasan waktu ataupun target yang jelas dalam sebuah aktifitas/pekerjaan. Dahulu Rasulullah SAW saat menyiapkan pasukan dalam perang dengan kaum Yahudi dari Bani Quraizah, yang telah melanggar perjanjian damai kepada kaum muslimin berpesan,
لَا يُصَلِّيَنَّ أَحَدٌ الْعَصْرَ إِلَّا فِي بَنِي قُرَيْظَةَ
“Janganlah ada satupun yang shalat Ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizah.”(Hadist Riwayat Bukhari)
Kisah tersebut membuktikan bahwa Rasulullah terbiasa memberi target waktu yang jelas dalam sebuah pekerjaan. Sesungguhnya menentukan deadline dan merencanakan manajemen waktu adalah bagian dari ajaran agama.
MANAJEMEN WAKTU ALA RASULULLAH
Sebagai seorang muslim, seyogyanya kita juga terbiasa untuk membatasi sejumlah waktu tertentu pada setiap pekerjaan tertentu. Selayaknya contoh yang diberikan Rasulullah SAW dalam melakukan perubahan besar di Jazirah Arab.
Tanpa manajemen waktu yang baik, rasanya perubahan besar yang terjadi di Jazirah Arab yang pada akhirnya juga mampu merubah sejarah dunia, tidak mungkin terjadi hanya dalam waktu 23 tahun saja. Dengan waktu sesingkat itu sebuah peradaban baru muncul, dan mampu bersaing dengan 2 peradaban besar lainnya pada masa itu, Romawi dan Persia yang telah berusia ribuan tahun.
Lalu bagaimana cara Rasulullah SAW melakukan pengaturan waktunya hingga bisa menghasilkan karya dan prestasi yang begitu mengagumkan ? Nah, berikut ini adalah rangkuman beberapa point utama manajemen waktu ala Rasulullah SAW yang perlu kita pelajari dan contoh.
1. Shalat Fardhu Sebagai Acuan Aktivitas
Seorang muslim sesungguhnya memiliki kelebihan dibandingkan dengan umat lain, karena adanya kewajiban sholat 5 waktu. Otomatis setiap harinya telah memiliki pemilahan waktu yang jelas dengan adanya waktu-waktu sholat ini.
Umat Islam harus terlatih dalam hal majemen waktu yang baik agar aktifitasnya dapat terprogram dengan baik, tanpa mengganggu waktu beribadah shalat 5 waktu ini.
2. Pola Pikir Investasi (Jangka Panjang)
Dalam mengelola waktu, jangan mengelola waktu dengan cara instan. Hal ini akan membuat kita malas dalam berproses. Persiapkan segala hal untuk masa depan kita. Sehingga hasil di masa mendatang adalah hasil akumulasi aktivitas waktu yang digunakan sebelumnya.
3. Terus Produktif
Jangan biarkan waktu terbuang percuma dengan melakukan hal yang sia-sia. Ingatlah selalu waktu tidak akan bisa diulangi. Setiap waktu yang terbuang percuma dengan hal yang sia-sia tidak akan bisa diperbaiki, dan akan dihisab semuanya kelak tanpa ada yang telewat sedikitpun.
4. Manfaatkan Kesempatan Yang Datang
Jangan menyia-nyiakan peluang yang ada. Dan saat peluang datang seharusnya kita telah siap dengan matang.
5. Jauhi Sikap Menunda-nunda
Apapun itu, kerjakanlah segera, selesaikan dan bila telah selesai silahkan lanjutkan pada aktivitas lainnya.
6. Cepat, Tapi Jangan Tergesa-gesa
Harus bisa bergerak cepat, beraktivitas cepat, berpikir cepat, bertindak cepat, tapi tepat dan bermanfaat.
7. Evaluasi Berkesinambungan
Evaluasi adalah kunci untuk mengukur efektifitas dan hasil dari sebuah aktifitas / kegiatan. Tanpa adanya evaluasi maka aktivitas dan kegiatan yang telah dilakukan tidak akan ada peningkatan dan perbaikan untuk menuju kesempurnaan dan hasil yang lebih baik lagi.
Demikianlah sahabat pembaca semua, Manajemen Waktu Ala Rasulullah SAW yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran. Nabi kita, tauladan kita yang terbaik telah memberikan contoh-contohnya secara nyata, tinggal kita sebagai umatnya meneladani dan menerapkannya dalam kehidupan kita saat ini.
Yuk bersegera mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW dalam mengatur waktu, agar kita termasuk dalam golongan orang-orang yang cerdas dan beruntung, sebagaimana hadist Rasulullah SAW, yang artinya :
“Bersama sepuluh orang, aku menemui Nabi SAW lalu salah seorang di antara kami bertanya, ‘Siapa orang paling cerdas dan mulia wahai Rasulullah?’ Nabi menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat’.” (HR. Ibnu Majah)
Wallahu’alam bishawab.