Pelukan Hangat Si Bungsu, Pesan Kejujuran Untuk Kita

PELUKAN HANGAT KEJUJURAN. Setiap pagi, jadwal rutin harian penulis adalah mengantar anak-anak sekolah, termasuk si bungsu yang masih duduk di salah satu Taman Kanak-kanak Islam Terpadu di Kota Bandung. Bagi penulis, kegiatan ini bukan semata-mata rutinitas belaka, melainkan waktu yang sangat berharga dan ternyata penuh dengan momen-momen kecil penuh kesan bersama mereka.

pelukan-hangat-kejujuran

Terutama si bungsu ini, saat memandang wajah polosnya yang selalu riang gembira, mendengarkan celotehnya selama perjalanan hingga menyaksikan antusiasmenya saat tiba di sekolah. Menyaksikan momen perjumpaannya dengan teman-teman dan guru, menjadi potongan fragmen kebahagiaan tersendiri bagi seseorang ayah.

Pagi ini seperti biasa, kami berangkat ke sekolah dengan aura keceriaan dan kegembiraan, diselingi canda tawa selama perjalanan. Setiba di halaman parkir sekolah, serombongan anak-anak lain pun sedang bersiap masuk, disambut para guru yang berdiri di depan pintu gerbang.

Satu per satu anak menyalami guru-guru mereka dengan penuh rasa hormat. Akan tetapi terdapat satu peristiwa yang membuatku tertegun. Saat si bungsu bersalaman dengan salah seseorang gurunya, tiba-tiba ia langsung memeluknya erat.

Penulis melihat gurunya sedikit kaget, namun setelah itu dia membalas dekapan itu dengan penuh kehangatan pula. Dari perubahan raut mukanya nampak jelas kebahagiaan yang memancar atas sikap perlakuan spontan si bungsu tadi.

Matanya berbinar, seakan lagi menghantarkan kehangatan pada muridnya yang secara spontan telah memeluknya tadi. Begitu pula dengan anakku, dia nampak begitu aman serta bahagia dalam pelukan gurunya itu. Penulis tersenyum menyaksikan fragmen kejadian tersebut.

Selama perjalanan ke kantor benak penulis tak dapat lepas dari peristiwa tadi itu. Jiwa dan hati seorang anak memang memiliki kepolosan yang tercermin dalam bersikap, yang sesungguhnya mencerminkan sikap kejujuran yang luar biasa dalam mengekspresikan perasaan mereka.

Tanpa basa-basi, tanpa kepalsuan, mereka menampilkan apa yang mereka rasakan saat itu. Rindu, bahagia ataupun senang seluruhnya terpancar secara natural, tanpa halangan dan batasan, tidak seperti pada umumnya seseorang yang telah beranjak dewasa.

Kejujuran, Permata dalam Kehidupan

Momen kecil ini jadi mengingatkan penulis pada sebuah nilai penting yang kerap terlupakan bersamaan dengan semakin bertambahnya usia kita. Selaku orang dewasa, kita seringkali terjebak dalam norma sosial, yang justru membuat kita menahan ekspresi serta emosi kita di hadapan orang lain, bahkan untuk sebuah perilaku yang baik sekalipun.

Kita pasti akan berpikir dua kali saat ingin menunjukkan ekspresi perasaan kita. Entah itu rasa rindu ataupun kasih sayang kita, sebab khawatir akan dinilai kelewatan. Tetapi anak-anak, mereka dengan tulus dan perasaan bebas, menampilkan apa yang ada dalam hati mereka tanpa memikirkan penilaian orang lain atas sikapnya.

Justru dengan sikap dan perilaku tulus dan jujur dari anak-anak ini, kita yang menerima perlakuan tersebut akan menjadi senang, dan dengan tulus membalas perlakuan mereka dengan balasan yang sama, tanpa ada pamrih apapun.

Jika kita telaah lebih jauh, sesungguhnya Islam mengajarkan tentang kejujuran ini sebagai sebuah nilai luhur yang sangat tinggi. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam berkata dalam salah satu haditsnya,

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya : “Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke sorga. Seseorang yang selalu jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah sifat bohong, karena kebohongan membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa ke neraka.Orang yang selalu berbohong dan mencari-cari kebohongan akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong” (HR. Muslim)

Kejujuran tidak cuma berkaitan dengan mengatakan benar, namun pula tentang gimana kita berperan secara tulus cocok dengan hati nurani. Anak-anak, dalam kepolosannya, mengarahkan kepada kita makna kejujuran yang sebetulnya. Mereka jujur dalam berdialog berperan serta mengekspresikan apa yang mereka rasakan.

Kejujuran dalam Islam: Kunci Kebahagiaan serta Keberkahan

Dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran bukan cuma semata-mata keutamaan moral, namun pula jadi kunci keberkahan dalam hidup. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah serta hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah: 119)

Ayat ini menegaskan kalau kejujuran merupakan salah satu karakteristik khas orang-orang beriman. Kejujuran akan membawa keberkahan dalam tiap aspek kehidupan, baik dalam ikatan sosial, bisnis, ataupun ibadah. Orang yang jujur akan dipercaya, dihormati, serta dicintai oleh sesama manusia dan memperoleh ridha Allah SWT.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, mengatakan bahwa kata jujur dapat diartikan dalam berbagai makna. Jujur dalam perkataan, jujur dalam niat dan kehendak, jujur di dalam azam (tekad), jujur di dalam menunaikan azam, jujur di dalam perbuatan dan yang terakhir jujur di dalam mengimplementasikan maqamat di dalam agama.

Seseorang anak yang berkembang dalam lingkungan yang menjunjung tinggi kejujuran akan memiliki kepribadian yang kokoh. Dia tidak cuma akan menjadi individu yang bisa dipercaya, namun juga akan lebih mudah mencapai kesuksesan di dunia serta akhirat.

Akhlak Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam sendiri merupakan cermin sekaligus contoh terbaik tentang sikap jujur. Beliau dikenal memiliki keutamaan sikap jujur, sehingga diberi gelar Al-Amin, yang artinya “Yang Terpercaya”. Hal ini disebabkan perilaku kejujurannya yang luar biasa semenjak kecil.

Belajar dari Anak-anak

Peristiwa yang penulis saksikan di sekolah anak penulis pagi ini benar-benar meninggalkan sebuah hikmah pelajaran yang sangat berharga. Anak-anak tidak berpura-pura dalam menampilkan rasa cinta serta rindu.

Mereka tidak menghiraukan apa yang orang lain pikirkan. Mereka berperilaku hanya berdasarkan pada kejujuran dan ketulusan hati mereka. Bayangkan jika saja kita selaku orang dewasa dapat mengambil ibroh pembelajaran dari sikap mereka yaitu, kejujuran.

Jujur dalam perasaan, jujur dalam perkataan, serta jujur dalam perbuatan sebagaimana dicontohkan oleh Baginda Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam. Dalam kehidupan sehari-hari, kerap kali kita berbohong, entah itu demi alasan sopan santun ataupun demi menjauhi kita dari konflik.

Tetapi perbuatan tersebut jika terus menerus kita lakukan, maka semakin hari, semakin jauhlah kita dari nilai-nilai Islam yang mengajarkan kita kepada sikap ketulusan, kejujuran serta kebenaran.

Oleh karenanya sebagai seorang muslim kita harus berupaya menjadi orang-orang yang jujur, orang-orang yang bisa dipercaya, sebagaimana contoh dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam. Kemudian, bagaimana cara terbaik untuk mempraktikkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari? Simak terus artikel ini hingga akhir.

Cara Terbaik Mempraktekkan Kejujuran

Berikut ini adalah cara terbaik agar bisa menjadi orang yang terbiasa untuk jujur, yang penulis sarikan dari berbagai sumber :

  • Jujur pada diri sendiri – Jangan menipu diri dengan alasan yang dibuat-buat. Akui kelemahan serta terus berupaya membetulkan diri.
  • Jujur dalam berkata-kata – Jangan berkata suatu yang tidak cocok dengan realitas Jauhi kebohongan sekecil apa juga
  • Jujur dalam menjalani kehidupan – Jalani suatu dengan niat yang tulus tanpa terdapat maksud tersembunyi.
  • Jujur dalam lingkaran pergaulan – Jangan berpura-pura jadi orang lain cuma demi memperoleh pengakuan.

Pelukan hangat si bungsu kepada gurunya pagi ini mengajarkan sebuah pelajaran singkat yang sangat berharga, yaitu kejujuran merupakan fitrah manusia. Anak-anak secara alami lahir dengan sikap yang jujur dalam mengekspresikan perasaan mereka.

Sementara orang dewasa seringkali menutupi apa yang sesungguhnya dirasakan, dengan alasan norma-norma sosial, yang mungkin akan beranggapan sikap yang berlebihan. Akan tetapi pelajaran penting yang bisa diambil sebagai seseorang Muslim adalah, kita sepatutnya menjadikan kejujuran sebagai sebuah prinsip dalam hidup.

Kejujuran bukan cuma soal berkata benar, namun juga tentang bagaimana menempuh kehidupan dengan ketulusan serta integritas. Allah subhanahu wata’ala sudah menjanjikan surga bagi mereka yang senantiasa menjaga kejujuran, sebagaimana hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam yang telah disebutkan di atas.

Akhirul kalam, semoga artikel sederhana ini bisa memberikan manfaat untuk diri penulis pribadi dan tentunya sahabat pembaca semua. Penulis juga mengajak sahabat untuk selalu meluangkan waktu mendampingi anak-anak kita dalam proses tumbuh kembang mereka.

Bangunlah bonding dengan mereka melalui aktifitas keseharian anak, belajar kehidupan dari anak- anak kita. Karena dari mereka kita bisa belajar untuk kembali pada fitrah kejujuran yang sesungguhnya telah Allah tanamkan dalam diri kita semenjak lahir.

Dalam Islam, kejujuran bukanlah sebuah pilihan, tetapi sebuah kewajiban. Karena kejujuran tidak hanya membuat hidup kita menjadi lebih tenang, namun akan semakin mendekatkan kita kepada ridha Allah serta kebahagiaan sejati, di dunia dan akherat kelak.

Wallahu a’lam bishawab.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.