Rihlah Wisata, Ketika Perjalanan Mengajarkan Kehidupan

RIHLAH WISATA. Mentari pagi bersinar lembut dibalik awan tipis yang sedikit menutupi cahayanya, dikala kami bersiap untuk memulai rihlah di pekan liburan kali ini. Rihlah wisata dengan tujuan resort Taman Bunga Nusantara, Cianjur, menjadi selingan kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh grup pengajian kami.

rihlah

Ya, rihlah wisata ini lebih tepat disebut rihlah wisata ukhuwah, karena menjadi sarana berwisata sekaligus mempererat tali silaturahmi antar keluarga dalam kelompok kecil pengajian di lingkungan kami. Mengapa penulis beri judul “Rihlah Wisata”, karena rihlah artinya adalah perjalanan dengan tujuan mendapatkan kebaikan-kebaikan tertentu yang ingin diraih, sambil tentu saja berwisata, mendapatkan hiburan untuk melepaskan segala penat dan beban.

Sudah beberapa minggu rencana ini disusun oleh rekan-rekan pengajian, dan alhamdulillah akhirnya bisa juga terlaksana di akhir bulan Januari ini. Rihlah wisata ini bukan semata-mata jalan-jalan, melainkan juga sebagai fasilitas untuk membangun dan menjalin kebersamaan serta mempererat ukhuwah.

Rihlah wisata di alam bebas semoga bisa menjadi sarana untuk mentadabburi keindahan alam, merasakan keelokan ciptaan Allah subhanahu wata’ala sembari merenungi hikmah dari tiap langkah perjalanan yang akan kami lakukan.

Jalur Berliku, Ujian Kesabaran

Perjalanan diawali dengan semangat. Tetapi nyatanya rute yang kami tempuh tidak semulus yang dibayangkan. Jalanan berliku serta penuh tanjakan selama perjalanan menjadi ujian tersendiri bagi semua peserta.

Ditambah lagi, pada satu titik, saat kendaraan bis yang kami tumpangi sudah memasuki jalan raya cianjur puncak, posisi kami sedikit agak tersesat. Pak Supir menepikan bis sejenak untuk kemudian mengambil ancang-ancang berputar arah.

“Kenapa putar balik ? ” tanya salah seseorang sahabat sambil menatap arah bis yang sedang berputar.

“Iya, sepertinya kita salah jalan!” jelas sahabat yang lain.

Pak Supir pun sepertinya agak kebingungan, untuk kemudian meminta keneknya turun dan bertanya arah jalan ketempat tujuan yaitu Taman Bunga Nusantara kepada orang di pinggir jalan. Selang beberapa saat bis pun kembali melaju setelah mendapatkan informasi arah yang benar.

rihlah-artinya

Beberapa sahabat pun ikut memantau peta melalui perangkat HP-nya dengan membuka aplikasi Google Map. Beberapa menit kemudian arah pada Google Map memberikan petunjuk untuk berbelok memasuki jalan yang ada di sisi sebelah kiri jalan utama.

Akan tetapi pak supir hanya berhenti sejenak untuk kemudian tetap melaju lurus ke arah jalan yang dituju sesuai arahan Google Maps.

“Bukannya kita belok kiri di belokan tadi?” ucap salah seorang sahabat sambil menunjukkan arah pada Google Map di perangkat HP-nya.

“Iya, tapi sepertinya ukuran jalannya terlalu kecil untuk dilewati bis ini!”, ujar sahabat yang lain memberi penjelasan.

Pak supir dan beberapa peserta mencoba mencari alternatif jalan lain yang memungkinkan untuk dilalui oleh kendaraan bis kami yang tergolong kapasitas bis besar. Waktu yang sepatutnya dapat ditempuh dalam kurang lebih 3 jam, harus molor sampai lebih dari 3 jam.

Beberapa alternatif jalan pada simpangan belokan telah dilewati, akan tetapi karena perkiraan lebar jalan yang akan dilalui terlalu sempit, bis tetap melaju hingga beberapa menit kedepan. Ujian kesabaran kami mulai diuji, sebagian mulai terlihat risau sedangkan yang lain berupaya menenangkan dengan candaan supaya atmosfer senantiasa cair.

Syukur alhamdulillah, beberapa waktu kemudian kami melihat jalan alternatif menuju lokasi dengan lebar jalan diperkirakan sesuai untuk ukuran bis yang kami tumpangi. Maka bis pun dapat berbelok dengan lancar dan selang beberapa menit kemudian kami tiba di tempat tujuan, yaitu Taman Bunga Nusantara, Cianjur.

“Masya Allah! Indah sekali,” celetuk beberapa sahabat setiba di lokasi.

Hamparan bunga berwarna-warni menyongsong kehadiran kami, seolah membayar lunas rasa letih selama perjalanan tadi. Apalagi setelah melewati sedikit drama tadi, melewati jalur yang penuh lika-liku, sempat tersesat, dan berkali-kali melewati jalan yang sempit, kini sampai juga di tujuan dengan suguhan pemandangan yang sangat indah menyambut kami di Halaman Taman Bunga Nusantara.

Rihlah Wisata, Ajaran Kehidupan

Jika rihlah wisata ini ibarat kehidupan, dan surga nanti ibarat Taman Bunga Nusantara, maka perjalanan berliku yang telah dilalui, tersesat di jalan, berkali-kali mencari alternatif jalan lebar untuk bisa dilalui kendaraan bis yang kami tumpangi adalah tantangan dan ujian dari kehidupan.

Maka, jika kita tetap tabah serta istiqamah menjalaninya, tetap bertawakkal kepada-Nya, yakin akan janji-Nya bagi semua hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengharapkan ridha-Nya, insya Allah kita akan sampai di tempat tujuan utama kita yang indah, penuh kenikmatan yang mampu memupus semua lelah dan pengorbanan yang telah kita lakukan.

Demikianlah inti dari taushiyah yang disampaikan guru kami, setibanya kami di lokasi dan berkumpul bersama di tengah hamparan Taman Bunga Nusantara, Cianjur, yang sangat menyejukkan, menenangkan dan menyegarkan mata serta hati.

Seluruh peserta tersenyum, mengingat sekelumit drama kejadian tadi, sekaligus dalam hati kami mengamini kebenaran dari tausiyah yang disampaikan. Memang benar adanya bahwa setiap perjalanan dalam kehidupan ini senantiasa sarat dengan ujian, sebagai pertanda sayangnya Allah subhanahu wata’ala dengan hamba-Nya.

Dalam Al Quran Allah subhanahu wata’ala telah menyampaikan,

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Artinya : “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al-Baqarah : 214)

Oleh karenanya saat menerima ujian harus disikapi dengan keimanan, karena sesungguhnya dibalik ujian ada pahala yang sangat besar. Janganlah kita mudah menyerah dan putus asa jika mendapatkan ujian dari Allah, karena Allah Maha Tahu, sementara manusia tidak tahu apa-apa.

Sebagaimana Allah sampaikan dalam lanjutan Surat Al Baqarah ayat 216,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya : “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Bila kita senantiasa berupaya dan tidak pernah menyerah, Allah akan memberikan ganjaran kepada kita kebahagiaan yang sudah dijanjikan.

Sambil mendengarkan tausiyah, Kami pun sekalian mengabadikan momen kebersamaan dengan mengambil gambar bersama. Hawa sejuk serta panorama alam yang mempesona membuat hati terasa lebih ringan, tak lupa sembari duduk beristirahat kami pun menikmati cemilan dan bekal yang sudah disiapkan dari rumah.

Mengikutsertakan Keluarga dalam Rihlah

Menariknya, dalam ekspedisi ini terdapat beberapa sahabat yang harus sedikit berjuang supaya sanak keluarganya turut dalam rihlah ini. Awal mulanya sebagian anggota keluarganya enggan berangkat. Tetapi dengan bujukan serta ajakan yang penuh kasih sayang, mereka pun akhirnya bersedia turut serta.

rihlah-wisata-surat-ath-thuur-ayat-21

Selepas acara di Taman Bunga Nusantara, mereka juga mengakui kalau rihlah kali ini sangat berharga. Perihal ini jadi pengingat untuk kami semua, terutama penulis pribadi kalau keimanan dalam keluarga butuh untuk diikhtiarkan.

Tidak hanya cukup dengan berdoa supaya generasi kita jadi orang-orang beriman, namun kita pun wajib berikhtiar seoptimal mungkin untuk berusaha mengajak mereka ke dalam lingkungan yang baik. Sebagaimana rihlah ini, terkadang terdapat yang ragu buat turut namun dengan sedikit usaha serta kesabaran, kesimpulannya mereka dapat menikmati kebahagiaan bersama.

Satu ayat Al Quran yang menarik disampaikan oleh guru kami, dan sangat relevan dengan rihlah wisata kali ini adalah,

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath-Thuur : 21)

Ayat ini mengingatkan pada kita bahwa rihlah atau perjalanan kita di kehidupan dunia ini yang nantinya menuju pada kebahagiaan, baik di dunia ataupun akhirat, bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Seperti yang baru saja kami alami tadi, akan tetapi bila kita senantiasa teguh dalam keimanan, Allah akan mempertemukan kita dengan keluarga kita di tempat yang penuh kebahagiaan, yaitu surga-Nya kelak.

Bila kita berupaya menanamkan keimanan kepada keluarga kita, maka Allah akan mempertemukan kita kelak dengan anak cucu kita dalam kebahagiaan yang lebih besar di akhirat. Ini jadi pengingat kalau dalam kehidupan, kita tidak cuma berjalan sendiri.

Masing-masing kita memiliki kewajiban berupaya mengajak orang-orang terdekat supaya bersama-sama mengarah kebahagiaan yang hakiki. Terutama sebagai kepala keluarga, maka tanggung jawab ini melekat pada diri kita.

Manfaat Rihlah Wisata dan Hikmah Tersembunyi

Dari rihlah wisata kali ini, penulis pribadi mendapatkan banyak manfaat dan hikmah pembelajaran yang sangat berarti, diantaranya :

1. Kesabaran Menghadapi Ujian

Seperti perjalanan rihlah wisata menuju ke tempat yang indah ini, penuh dengan lika-liku, tantangan dan perjuangan untuk mencapainya. Begitu pula dengan kehidupan kita, selalu penuh dengan rintangan dan cobaan.

Namun dengan kesabaran serta sifat istiqamah dan ketakwaan, kita dapat mencapai pada tujuan yang di idam-idamkan, yaitu surga-Nya yang sangat kita rindukan.

2. Keindahan Senantiasa Datang Sehabis Kesulitan

Walaupun perjalanan yang ditempuh berat dan berliku, pada akhirnya kami dapat menikmati keelokan berbagai hamparan bunga-bunga yang indah di Taman Bunga Nusantara Cianjur. Begitu pula dalam hidup, sehabis kesusahan tentu terdapat kemudahan.

Sebagaimana Allah tegaskan dalam Al Quran,

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah : 5)

3. Mengajak Keluarga Dalam Kebaikan Merupakan Tugas Kita

Seperti drama di atas dalam perjalanan rihlah wisata ini, terdapat anggota keluarga yang awal mulanya ragu, namun sehabis diajak dengan kasih sayang, mereka akhirnya bisa turut serta merasakan kebahagiaan.

4. Surga Merupakan Tujuan Akhir Yang Sempurna

Jika Taman Bunga Nusantara Cianjur yang ada di dunia saja sudah begitu indah, apalagi jika kita dapat membayangkan indahnya surga yang Allah janjikan untuk orang-orang beriman, masya Allah sulit dan tidak bisa kita bayangkan bagaimana sempurnanya kehidupan yang kekal di sana nanti.

Sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, rihlah wisata kali ini bagi penulis bukan semata-mata perjalanan wisata biasa. Ini merupakan sebuah perjalanan yang penuh hikmah serta pengingat kalau hidup kita sesungguhnya penuh dengan ujian, dan cobaan.

Kadang kita tersesat, kadang kita juga bisa merasa kehilangan arah dan pegangan, tapi yakinlah, jika kita senantiasa bertawakkal kepada Allah, yakin bahwa Allah senantiasa ada di samping kita, terus melakukan amal sholeh, maka insya Allah kita akan mencapai tujuan akhir yang indah.

Mudah-mudahan kita semua senantiasa termotivasi untuk selalu istiqomah di jalan Allah. Berupaya tanpa henti mengajak keluarga dan orang-orang yang kita cintai berada dalam jalur keimanan, hingga kelak kita akan dikumpulkan-Nya kembali dalam kebahagiaan yang lebih besar di surga-Nya.

Aamiin allahumma aamiin.

Barakallahu fiikum.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.