ROBBI ANZILNI MUNZALAN MUBAROKAN WA ANTA KHAIRUL MUNZILIN. Sahabat pembaca Pondok Islami yang senantiasa mencari ridho Allah Subhanahu Wata’ala, tentu sudah tidak asing dengan doa Nabi Nuh alaihissalaam yang satu ini,
رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ
Rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn
Artinya : “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat”. (QS. Al Mukminun : 29)
Ayat yang mulia ini merupakan ayat dari Surat Al Mukminun yang memuat rangkain dari kisah Nabi Nuh alaihissalaam. Dimana pada ayat sebelumnya, Allah telah mengisahkan Nabi Nuh diperintahkan membuat sebuah bahtera atau perahu besar, yang sekaligus menjadi mukjizat Nabi Nuh, untuk kelak digunakan bersama sebagian kaumnya yang masih mau mengikuti risalah yang dibawa Nabi Nuh, agar terhindar dari banjir bandang yang Allah timpakan kepada kaum Nabi Nuh.
Saat menaiki bahtera bersama sebagian kaumnya dan berbagai mahluk hidup yang bisa diangkut dalam perahu Nabi Nuh, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk berdoa sebagaimana ayat 29 dari Surat Al Mukminun di atas, begitu pula saat bahtera berlabuh di suatu daratan. Ada juga sebagian ulama tafsir, yang mengatakan bahwa doa tersebut diucapkan Nabi Nuh sesaat setelah kapal berlabuh, dan Nabi Nuh turun dari bahtera bersama seluruh penumpang.
Doa “Robbi Anzilni Munzalan Mubarokan Wa Anta Khairul Munzilin” yang dipanjatkan Nabi Nuh, mengandung hikmah pembelajaran yang sangat penting dan mendasar bagi kita. Doa tersebut merangkum harapan dan kerendahan hati seorang hamba, ketika menghadapi perubahan dan tantangan dalam kehidupan.
Seperti saat itu, Nabi Nuh alaihissalam, setelah melalui perjalanan yang panjang bersama seluruh kaumnya yang tersisa, akhirnya berlabuh di suatu wilayah baru yang masih asing dan tidak diketahui sebelumnya. Bagaimana menghadapi kondisi alam yang baru dan sama sekali tidak dikenal, bersama dengan “amanah” memimpin sekelompok umat manusia dan mahluk hidup yang tersisa yang akan menjadi tanggungjawabnya.
Hikmah Doa “Robbi Anzilni Munzalan Mubarokan Wa Anta Khairul Munzilin”
Nah, sahabat pembaca Pondok Islami, apa saja makna, hikmah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari doa Nabi Nuh, “Robbi Anzilni Munzalan Mubarokan Wa Anta Khairul Munzilin” ini ? Mari bersama kita kaji makna yang terkandung dari doa ini dalam konteks perjalanan hidup yang penuh keberkahan.
- Konteks Sejarah:
Doa ini mencuat dalam kisah Nabi Nuh AS, yang setelah perjalanan panjang dengan kapal-Nya yang menjadi sarana penyelamatan umatnya dari banjir besar. Ketika berada di atas bahtera yang membawanya ke arah yang tidak diketahuinya, dan akhirnya berlabuh, turun memasuki wilayah yang baru, Nabi Nuh menyampaikan doa ini sebagai ungkapan kerendahan hati dan permohonan akan keberkahan dalam memulai fase baru dalam hidup. - Rendah Hati di Hadapan Allah:
Doa ini mencerminkan sikap rendah hati Nabi Nuh yang, meskipun menjadi nabi yang diutus Allah, tetap merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta. Permohonannya untuk ditempatkan pada tempat yang diberkahi mengindikasikan pengakuan akan kebutuhan akan petunjuk dan rahmat Allah di setiap langkahnya. - Perubahan dan Tantangan:
Ketika Nabi Nuh turun dari bahtera, dia dihadapkan pada realitas perubahan besar. Wilayah yang baru dan asing menuntut adaptasi dan keteguhan hati. Doa ini mencerminkan kesadaran akan kebutuhan untuk memohon petunjuk dan keberkahan Allah saat menghadapi perubahan dan tantangan dalam hidup. - Simbolik Perjalanan Hidup:
Doa ini menjadi simbolik penting dalam perjalanan hidup setiap individu. Seperti Nabi Nuh yang memasuki wilayah baru, kita juga seringkali harus menghadapi fase baru, situasi yang asing, dan perubahan yang mungkin menguji keteguhan iman. Dalam doa ini, terkandung harapan akan kesuksesan dan keberkahan di tengah perjalanan hidup yang dinamis. - Permohonan untuk Tempat yang Diberkahi:
Doa ini mencakup harapan untuk ditempatkan pada tempat yang diberkahi. Tempat yang diberkahi tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga kondisi hati, pikiran, dan keberhasilan spiritual. Permohonan ini menunjukkan keinginan untuk hidup yang bermakna, penuh berkah, dan sesuai dengan kehendak Allah subhanahu wata’ala. - Pengakuan akan Kebijaksanaan Allah:
Frasa “Wa Anta Khairul Muzilin” (Dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat) merupakan pengakuan penuh akan kebijaksanaan Allah. Dalam doa ini, Nabi Nuh mengakui bahwa hanya Allah-lah yang mampu memberikan tempat terbaik sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Ini menciptakan mindset tawakal dan kepercayaan total pada rencana Ilahi. - Kesiapan dalam Perubahan:
Dalam doa ini terkandung kesiapan mental dan spiritual untuk menerima perubahan. Nabi Nuh tidak hanya memohon keberkahan, tetapi juga mengekspresikan kesediaannya untuk menerima tempat yang Allah tetapkan. Ini menciptakan ketangguhan dan keberanian untuk menghadapi perubahan hidup. - Keberkahan dalam Ketergantungan pada Allah:
Doa ini menjadi teladan tentang keberkahan yang terkandung dalam ketergantungan penuh pada Allah. Nabi Nuh tidak mengandalkan kekuatannya sendiri atau mengandalkan keadaan fisik semata. Dia menyadari bahwa keberkahan sejati berasal dari petunjuk dan keputusan Allah. - Mengatasi Kekhawatiran dan Tidak Pasti:
Doa ini menjadi alat untuk mengatasi kekhawatiran dan ketidakpastian. Dalam menghadapi wilayah yang asing dan baru, keimanan Nabi Nuh memberikan ketenangan dan keyakinan bahwa Allah-lah yang sebaik-baik pemberi tempat. - Pembukaan untuk Hidup yang Bermakna:
Doa ini menciptakan landasan untuk hidup yang bermakna dan penuh berkah. Permohonan untuk tempat yang diberkahi mencerminkan keinginan untuk hidup yang memiliki dampak positif, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Doa “ ” mengandung makna yang mendalam dan relevan dalam perjalanan hidup setiap individu. Dalam menghadapi perubahan dan tantangan, doa ini menjadi sumber kekuatan, harapan, dan ketenangan batin.
Keutamaan Doa Nabi Nuh
Mengetahui hikmah yang terkandung dalam doa ini, maka sangat disarankan untuk senantiasa memanjatkan doa ini setiap selesai shalat fardhu. Dalam sebuah video kajian Ustadz Lukmanul Hakim, pengasuh Mesjid Kapal Munzalan Pontianak, beliau menyampaikan agar rutin selalu membacakan doa ini, setiap selesai shalat fardhu, agar senantiasa Allah berikan rezeki berupa pekerjaan yang halal dan penuh dengan keberkahan.
Selain hal di atas, doa Nabi Nuh ini juga bisa dibaca saat kita bepergian dan sampai pada satu tempat yang dituju, dengan harapan agar senantiasa Allah limpahkan dengan keselamatan dan keberkahan, baik selama di perjalanan dan sesampainya di tujuan.
Hal ini merupakan kaul Imam Ibnu Mujahid yang dikutip dalam Maqashid al-Quran.
وقيل أمره الله سبحانه بأن يقول هذا القول عند دخول السفينة، وقيل عند خروجه منها وأراد بالبركة النجاة من الغرق وكثرة النسل بعد الإنجاء، والآية تعليم من الله لعباده إذا ركبوا ثم نزلوا أن يقولوا هذا القول
“Dikatakan, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk membaca doa tersebut setelah masuk bahtera, ada yang bilang setelah turun atau keluar dari bahtera. Diharapkan dengan doa tersebut keberkahan dan selamat dari tenggelam dan banyaknya keturunan setelah mereka selamat. Ayat tersebut juga sebagai pembelajaran dari Allah kepada para hambanya ketika naik kendaraan dan sampai pada suatu tempat, hendaknya membaca doa tersebut.”
Dalam ketergantungan pada Allah dan kesediaan untuk menerima tempat yang Allah tetapkan, terbentuklah sikap tawakal dan kesiapan untuk menjalani hidup yang penuh berkah. Doa ini, yang mengalir dari hati Nabi Nuh, menjadi inspirasi dan petunjuk untuk hidup yang dijalani dengan iman dan keteguhan.
Demikianlah sahabat pembaca semua, hikmah dan makna tersirat dalam kandungan doa Nabi Nuh, “Robbi Anzilni Munzalan Mubarokan Wa Anta Khairul Munzilin” . Semoga artikel singkat ini bisa memberikan manfaat dan pembelajaran bagi penulis pribadi dan sahabat pembaca semua pada umumnya.
Wallahu’alam bishawab.