Belajar Alquran Metode Nabi dan Para Sahabat

BELAJAR ALQURAN. Sahabat muslim pencinta Alquran, seperti kita pahami dan yakini bahwa belajar Alquran adalah kewajiban setiap muslim. Mengapa ? Karena Alquran adalah pedoman utama bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Sebagaimana sabda Rasulullah :

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengamalkannya” (HR Bukhari)

Oleh karenanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam selalu mengajarkan bahwa orang yang terbaik adalah mereka yang melakukan dua hal yaitu, belajar Alquran dan mengamalkan Alquran. Artinya, belajar Alquran saja tidaklah cukup, tetapi tahapan berikutnya adalah kita memiliki kewajiban untuk mengamalkannya.

cara belajar alquran

Namun tahukah kita, bagaimana caranya belajar Alquran ? Saat ini sudah sangat banyak metode atau cara yang bisa diterapkan, mulai dari cara membaca Alquran, cara menghafal Alquran hingga tentu saja bagaimana menerapkannya dalam kehidupan.

Mulai dari metode Iqro yang sudah cukup populer di kalangan umat muslim hingga metode menghafal alquran dengan pengulangan / repetisi yang lebih dikenal saat ini dengan istilah metode tikrar (dengan mushaf alquran tikrar sebagai pelengkapnya, dan masih banyak lagi metode atau cara-cara lainnya yang tidak semua kita ketahui.

Akan tetapi pernahkan terpikirkan oleh kita, bagaimana para sahabat Nabi dahulu saat mempelajari Alquran ? Pada saat Alquran pertama kali diturunkan, bagaimanakah cara Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, Muawiyah, Abdurrahman bin Auf, Mushab bin Umair, Aisyah, dan para sahabat lain mempelajari Alquran?

Pada masa awal dakwah Nabi Muhammad SAW, para sahabat belajar Alquran secara langsung kepada Nabi Muhammad dengan cara lisan dan hafalan. Hal ini disebabkan pada masa itu para sahabat memiliki daya hafalan yang kuat, disamping pada masa itu alat-alat tulis belum ada.

Hingga pada masa pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab pun beliau sangat mengutamakan hafalan ayat-ayat Alquran, bukan membaca dari lembaran-lembaran Alquran. Baru kemudian pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Alquran dibukukan dan diberi nama “Al Mushaf”.

Metode belajar Alquran para sahabat Nabi sangat unik dan menarik. Metode mereka sangat layak untuk kita tiru dalam kehidupan kita saat ini, khususnya saat menuntut ilmu atau pemahaman baru. Sebab, metode mereka pasti merupakan hasil mencontoh dari pola Nabi Muhammad saat mengajarkan Alquran pada para sahabatnya itu.

Alhamdulilah agama kita diberkahi dengan hadist. Salah satu fungsi hadist adalah memperjelas ayat-ayat Alquran. Dari seorang sahabat, yakni Abdurrahman as-Sulami, kita mendapatkan informasi tentang metode para sahabat Nabi. Seperti apakah caranya?

Metode Belajar Alquran Para Sahabat Nabi

Dari Abi Abdurrahman as-Sulami, ia berkata,

“Para pembaca Alquran semisal Utsman bin Affan, Abdullah bin Mas’ud, dll, bercerita kepada kami bahwa mereka belajar dari Rasulullah 10 ayat. Mereka tidak menambahnya sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya. Mereka berkata, ‘Kami mempelajari Alquran, memahaminya, sekaligus mempraktikkannya.’”

belajar alquran generasi sahabat nabi

Dari perkataan tersebut kita bisa mendapatkan keterangan tentang bagaimana para sahabat Nabi dahulu belajar Alquran, yaitu :

1. Belajar Alquran per 10 Ayat.

Mereka tidak terburu-buru dalam mempelajarinya. Mereka tidak akan pindah ke ayat ke-11, apabila 10 ayat yang sebelumnya belum selesai dipelajari. Bukan hanya itu, selanjutnya setelah mempelajari 10 ayat tersebut, mereka pun tidak akan pindah ke ayat ke-11 apabila belum memahami sekaligus mengamalkan 10 ayat yang sedang dipelajarinya itu. Masya Allah, unik sekali, bukan ?

Bahkan sangat istimewa dan luar biasa. Para sahabat Nabi hanya belajar Alquran dengan cara belajar tiap 10 ayat, akan tetapi sangat lengkap seperti hadist Nabi Muhammad diatas, mempelajari Alquran hingga mengamalkannya.

Sangat jauh bila dibandingkan dengan kita saat ini. Kita biasanya tidak sabar dalam belajar Alquran. Kita lebih sering ingin cepat-cepat bisa belajar banyak ayat. Bisa jadi di antara kita ada yang langsung belajar 20 ayat, 30 ayat, atau bahkan 1 surat Alquran langsung yang bisa berisi puluhan sampai ratusan ayat. Lebih terpaku pada mengejar hafalan ayat-ayat Alquran, daripada memahami apalagi sampai mengamalkannya.

Walaupun sahabat Nabi adalah orang-orang yang imannya paling kuat dan paling dekat dengan Nabi Muhammad saw, mereka tidaklah terburu-buru dalam belajar Alquran. Para sahabat nabi justru sebaliknya. Mereka tidak belajar Alquran banyak-banyak sekaligus. Mereka justru belajar Alquran sedikit-sedikit, tiap 10 ayat. Dan ini adalah metode sahabat Nabi yang sungguhan karena diberitakan oleh sahabat Nabi juga yang bernama Abdurrahman as-Sulami.

2. Menghafalkan Alquran dan Memahami Maknanya.

Walaupun mereka sendiri adalah orang arab dan Alquran diturunkan dalam bahasa arab, mereka tetap berusaha Mmmahami arti tiap kata. Selain itu, para sahabat Nabi juga belajar Alquran dengan cara mempelajari makna (tafsir) Alquran yang langsung diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Inilah uniknya para sahabat Nabi. Mereka belajar Alquran tidak saja hanya belajar membaca dan menghafal, tetapi juga tafsirnya. Walaupun para sahabat Nabi sebagian besar adalah orang Arab dan Alquran juga diturunkan dalam bahasa Arab, namun mereka tetap merasa perlu untuk mempelajari cara menafsirkan Alquran langsung dari Rasulullah SAW.

Sekarang coba kita bandingkan dengan kita saat ini. Jika kita ingin belajar Alquran biasanya yang kita maksudkan adalah belajar membaca Alquran. Barangkali kondisi yang lebih baik adalah sampai dengan belajar menghafal Alquran, bukan belajar tafsir Alquran.

Sementara kita sendiri bukanlah orang Arab yang sudah pasti tidak memahami arti bahasa Arab. Sehingga seharusnya yang kita sebut dengan belajar Alquran adalah termasuk mempelajari bahasa Arab agar dapat menafsirkan Alquran.

3. Mengamalkan ayat yang dipelajari.

Tahap berikutnya setelah mereka hafal Alquran dan memahami makna ayat beserta tafsirnya adalah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengamalkan ayat tersebut. Mereka para sahabat Nabi tidak akan pindah untuk mempelajari ayat Alquran yang lain, hingga semua proses tersebut dilalui dengan lengkap dan benar, sebagaimana Abdurrahman as-Sulami mengatakan,

“Mereka (para sahabat Nabi) tidak menambahnya (belajar Alquran) sampai memahami makna kandungannya dan mengamalkannya”

Jadi, jika kita simpulkan maka langkah-langkah yang dilakukan para sahabat Nabi dalam belajar Alquran terdiri dari 5 langkah atau tahapan yaitu :

  1. Belajar per 10 ayat
  2. Menghafalkan 10 ayat tersebut
  3. Mempelajari makna dan tafsir ayat-ayat tersebut
  4. Mengamalkanya sesuai petunjuk Rasulullah SAW
  5. Tidak pindah ke ayat lain sebelum 10 ayat tersebut tuntas dipelajari hingga bisa diamalkan semaksimal mungkin

Itulah cara para sahabat Nabi dalam belajar Alquran yang dikabarkan oleh Abdurrahman As-Sulami. Pantas saja para sahabat menjadi generasi yang paling paham dengan Alquran, sebab metode mereka begitu bagus dan sistematis.

Oleh karena itu jika kita ingin menjadi generasi seperti para sahabat, atau minimal bisa mendekati mereka, maka sudah saatnya kita mencontoh cara mereka belajar Alquran. Harapannya tentu saja agar kita bisa menjadi ataupun melahirkan generasi penerus muslim yang lebih baik seperti yang diharapkan baginda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassalam.

Aamiin Yaa Rabbal ‘alamiin…

 

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Bikin sendiri Game Edukatif Interaktif dengan CANVA Gak Pake Ribet
This is default text for notification bar