BERNIAGA DENGAN ALLAH PERNIAGAAN YANG TIDAK PERNAH MERUGI. Tahukah sahabat pembaca yang dimuliakan Allah, ada sebuah perniagaan yang tidak pernah merugi ! Apakah itu ? Koq bisa ?
Nah, jawabannya ada di ayat berikut :
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Fathir : 29)
Jadi, perniagaan yang tidak pernah merugi adalah berniaga dengan Allah subhanahu wata’ala, seperti janji Allah sendiri dalam suat Fathir ayat 29 di atas. Ayat dalam surat Fathir di atas seringkali disampaikan oleh para ustadz, kepada orang-orang yang sedang mengalami masalah dalam hidupnya, lebih khusus lagi masalah-masalah terkait dengan masalah finansial.
Dalam salah satu bahasan di buku “Hijrah Ekstrem”, Perjalanan Hijrah Mira dari Dunia Gemerlap Mengejar Hidayah-Nya, karya founder Komunitas Hijrah Ekstrem bunda Mirani Mauliza, dijelaskan tentang konsep ASI (Al Quran, Shalat, Infak). Konsep ini merupakan rumusan dari apa yang Allah sampaikan dalam surat Fathir ayat 29 di atas.
Nah, bahasan kita kali ini akan mencuplik informasi yang bunda Mira jelaskan dalam bab “Perniagaan Yang Tidak Pernah Merugi”, dalam buku “Hijrah Ekstrem”. Buat sahabat yang ingin mengetahui dan kenal lebih dekat dengan Bunda Mira serta komunitas Hijrah Ekstrem bisa mengunjungi Instagram Komunitas Hijrah Ekstrem.
Perniagaan Yang Tidak Pernah Merugi
Surat Fathir ayat 29 yang telah di cantumkan di awal merupakan ayat yang sering dibacakan oleh Ustadz Adi Pratama Larisindo, Pengasuh Mesjid Ismuhu Yahya Pontianak, Inisiator gerakan SIDAQ (Selamatkan Indonesia Dengan Al Quran) dan founder komunitas Scaleuprezeki, sekaligus suami dari Bunda Mira. Surat ini selalu beliau bacakan kepada setiap orang yang datang berkonsultasi kepada mereka tentang berbagai permasalahan mereka.
Ustadz Adi selalu menyebutnya dengan kata ASI (Al Quran, Shalat, Infak). Ini merupakan sebuah rumusan yang Allah berikan, dan telah benar-benar dirasakan oleh bunda Mira dan Ustadz Adi sendiri, selama hidup mereka hingga saat ini.
Setiap orang pasti menginginkan sebuah perniagaan yang tidak pernah merugi, dengan keuntungan yang luar biasa. Benar bukan ? Nah, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara kerjanya ?
Kembali pada Surat Fathir ayat 29 di atas dan terjemahan dalam kata ASI, yaitu A=Al Quran, S=Shalat, I=Infak, maka jika tiga hal tersebut dilakukan, mata batin akan terasah untuk menangkap sinyal-sinyal solusi yang dikirimkan oleh Allah subhanahu wata’ala. Ibarat sebuah antena, sinyal-sinyal tersebut akan menggerakkan diri kita, juga alam semesta serta orang-orang di sekitar kita untuk memberikan jalan agar kita bisa berniaga dengan Allah.
A = Al Qur’an
Perintah di ayatnya sangat jelas, membaca Al Quran. Saat sahabat membaca artikel ini, sudah berapa halaman Al Quran dibaca hari ini ? Sudah berapa hari kita lalai membaca Al Quran ?
Setiap huruf yang tertera di Al Quran adalah kebaikan. Bacaan apalagi di muka bumi ini, selain Al Quran yang dengan membacanya saja kita sudah mendapatkan keuntungan, bahkan dari setiap hurufnya ? Tidak ada !
Diantara keutamaan membaca Al Quran yang perlu kita ketahui yaitu :
- Mendapatkan berkali-kali lipat kebaikan. Barangsiapa yang membacanya akan mendapatkan balasan kebaikan sepuluh kali lipat dari setiap kebaikan yang dilakukan.
- Al Quran merupakan solusi atas segala permasalahan, baik secara tersirat maupun tersurat. Jika sedang menghadapi masalah, cobalah untuk membaca Al Quran, insya Allah akan kita temukan jawabannya, sebagaimana yang bisa dijelaskan dalam buku Garputala karya Ustadz Nasrullah.
- Al Quran akan menjadi syafaat bagi orang-orang yang membacanya kelak. Pada hari kiamat, orang-orang yang membaca Al Quran setiap hari akan didatangi oleh Al Quran.
- Orang yang membaca Al Quran kemudian mengkajinya akan menambah iman, mendapat ketenangan, serta dilindungi oleh Allah. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang yang membaca Al Quran secara sungguh-sungguh pasti mendapatkan ketenangan dan lurus hidupnya.
- Al Quran dapat menyembuhkan penyakit. Jika kita menderita suatu penyakit dan ingin sembuh secepatnya, mulailah membaca Al Quran, niscaya kita akan merasa jauh lebih baik dan menjadi sehat dengan sangat cepat.
S = Shalat
Shalat adalah ibadah wajib yang pertama kali akan dihisab oleh Allah subhanahu wata’ala di hari perhitungan kelak. Jika shalatnya baik, maka amal-amal sholeh lainnya akan ditimbang sebagai pemberat timbangan kebaikan.
Akan tetapi apabila shalatnya rusak, maka semua amal sholeh yang kita lakukan selama hidup di dunia tidak akan bernilai. Sudahkah kita menjalankan ibadah wajib ini dengan sungguh-sungguh.
Sudahkah kita menjalankan shalat wajib tanpa bolong-bolong ? Sudahkah kita menjalankan ibadah shalat wajib tepat waktu ? Sudahkah kita mendirikan shalat 5 waktu dengan optimal ?
Sungguh, Allah tidak merugi andai semua manusia tidak lagi mendirikan shalat, justru yang merugi adalah manusia, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Surat Al Mukminun,
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ
Artinya : “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS. Al Mu’minun : 1-2)
Apa saja keberuntungan yang akan diperoleh dalam shalat ? Dalam shalat, seseorang dapat merasakan ketenangan jiwa. Ketika menegakkan shalat dengan sungguh-sungguh, diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber segala ketenangan jiwa.
Dahulu, orang-orang shaleh mendapatkan ketenangan dan pelepas segala permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyukan shalat. Selain itu shalat dapat menjadi penawar bagi kelalaian.
Lalai adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di dalamnya. Oleh sebab itu, shalat juga dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar.
Sebagaimana Allah katakan dalam Al Quran :
ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut : 45)
Sudah menjadi sifat dasar manusia ketika tertimpa musibah dan cobaan, mereka akan mencari solusi untuk menyelesaikan masalahnya. Tidak ada cara yang lebih manjur dan lebih hebat dari shalat.
Shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan kesulitan hidup. Oleh karena itu, kejarlah keuntungan ! Berjamaahlah di setiap waktu shalat.
Gunakan rumus STW (Shalat Tepat Waktu), terlebih lagi shalat subuh karena ada korelasi yang nyata antara rezeki dan shalat subuh. Ketika subuh Allah subhanahu wata’ala sedang menurunkan malaikat-Nya untuk menebar rezeki, kesehatan, dan ketenangan.
Rebutlah semua yang Allah tebarkan itu ! Selain shalat wajib, sempurnakanlah pula tugas kita dalam rangka berniaga dengan Allah, melalui shalat-shalat sunnah. Dirikan tahajud, tunaikan shalat hajat, akui kesalahan dengan shalat tobat, dan jemput rezeki dengan shalat dhuha.
Maka, nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan ?
I = Infak
Dari sisi ilmu matematika, mungkin saja uang yang sebelumnya kita miliki jadi berkurang karena kita keluarkan untuk infak. Namun, perhitungan Allah tidaklah demikian. Inilah mengapa di atas dikatakan bahwa dunia adalah panggung drama.
Segala hal yang jelas-jelas kita keluarkan justru menjadi jalan atas pelipatgandaan dari apa yang akan kita dapatkan. Allah menjanjikan balasan sebesar tujuh kali lipat dari harta yang kita infakkan, bahkan seringnya justru lebih.
Allah bisa dengan mudah mengganti harta yang kita infakkan dengan sepuluh kali lipat, bahkan seratus kali lipat. Suka-suka Allah.
Sungguh, Allah Mahakarya lagi Maha Terpuji. Simak kejadian nyata yang dialami bunda Mira dalam berniaga dengan Allah. Kejadian tersebut hanyalan merupakan satu keuntungan kecil yang didapat dari berniaga dengan Allah, karena sesungguhnya keuntungan perniagaan dengan Allah yang jauh lebih besar lagi, adalah mendapatkan ridho dan rahmat-Nya.
Bunda Mira menceritakan bahwa beliau pernah menginfakkan dua cincin yang saat itu menjadi harta satu-satunya yang dimiliki. Kemudian atas kebesaran dan kemuliaan Allah subhanahu wata’ala, harta yang diinfakkan tersebut diganti dengan pasangan hidup yang menyempurnakan bangunan tauhid dalam keluarganya.
Beliau juga bercerita pernah menginfakkan mobilnya untuk keperluan operasional masjid dan umat. Alhamdulillah, Allah ganti dengan kemampuan melunasi hutang sebesar 1.8 miliar rupiah, bahkan bonus penggantiannya masih terus dirasakan berbulan-bulan berikutnya. Sungguh Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.
Tidak ada yang bisa meyakinkan formula-formula untuk lepas dari jeratan permasalahan ini selain diri kita sendiri. Hanya Allah penggenggam setiap hati. Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan, Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Semua solusi atas permasalahan hidup, sepelik apapun sudah Allah sampaikan.
Pertanyaannya adalah, “Maukah kita patuh terhadap perintah Allah?”, maukah kita dengan penuh keikhlasan berniaga dengan Allah, semata karena mengharapkan ridho-Nya ?
مَّن ذَا ٱلَّذِى يُقْرِضُ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً ۚ وَٱللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya : “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Al Baqarah : 245)
Sebagai kesimpulan dari proses belajar itu semua, Bunda Mira membuat sebuah aktifitas harian yang disebut 40 Hari Riyadhoh bersama Allah.
40 Hari Riyadhoh Berniaga Dengan Allah
Riyadhoh ini dimulai dengan niat untuk istiqomah selama empat puluh hari berturut-turut menjalani kegiatan riyadhoh ini. Karena kita berniat berniaga dengan Allah, maka selama 40 hari kedepan kita betul-betul bekerja di “jam kantor” Allah.
Tidak lama, hanya tiga jam saja dari mulai pukul 3 pagi hingga 6 pagi. Hakikatnya, semua tempat di muka bumi ini adalah tempat kita beribadah (mengabdi) kepada Allah, karena bumi (dan langit) ini adalah milik Allah. Dan, semua waktu adalah waktu kita untuk beribadah (mengabdi) kepada Allah.
Hanya saja, kita sering lupa datang ketika Allah sedang membagi-bagikan rezeki-Nya pada siapapun hamba-Nya yang meminta.
Bangunlah tengah malam. Adukan semua masalah kepada Allah, hingga tiba saatnya shalat subuh. Selepas subuh, lanjut dengan tilawah, mengaji dan mengkaji isi Al Quran. Sebisa mungkin minimal selesai tilawah satu juz setiap harinya.
Kemudian sempurnakan pekerjaan di “jam kantor” Allah dengan bersedekah di waktu subuh. Lalu tuntaskan rentetan kegiatan itu saat waktu dhuha tiba dengan mengerjakan shalat Dhuha. Ada banyak sekali keutamaan yang didapat dengan bersedekah di waktu subuh, sebagaimana Rasulullah Shallallaahu alaihi wassalam berkata, yang artinya :
“Setiap awal pagi saat Matahari terbit, Allah menurunkan dua malaikat ke Bumi. Lalu salah satu berkata, ‘Ya Allah, berilah karunia orang yang menginfakkan hartanya. Ganti kepada orang yang membelanjakan hartanya karena Allah’, malaikat yang satu berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah orang-orang yang bakhil,” (HR Bukhari dan Muslim)
Sahabat-sahabat pembaca sekalian, selama ini mungkin masih banyak diatara kita yang justru terbalik dalam mengatur waktunya, membalikkan aturan Allah. Lebih banyak dari kita yang semangat bekerja di “kantor dunia” pada siang hari, dan berharap untuk panen rezeki di malam hari.
Parahnya, justru kita lalai pada malam hari. Tidak jarang yang justru malah menambah jam “kantor dunia” pada malam hari dan mangkir dari masuk “jam kantor” Allah. Apa yang sesungguhnya dikejar ? Siang hari seharusnya adalah waktunya memanen, setelah malam dan pagi harinya bekerja di “kantor Allah”.
Itulah gambaran besar amalan yang dilakukan oleh penulis dan founder dari Komunitas Hijrah Extrem Bunda Mira dan Ustadz Adi dalam rangka berniaga dengan Allah. Jika sahabat tertarik untuk mengamalkannya, dalam buku Hijrah Ekstrem juga disertakan tabel Riyadhoh 40 hari yang lebih lengkap dan detil mulai dari waktu subuh hingga malam hari, semua yang dilakukan oleh Bunda Mira dan Ustadz Adi untuk melakukan perubahan ekstrem dalam kehidupan mereka.
Bertobat + Birrul Walidain + Al Quran + Shalat + Infak
Jika ingin perubahan yang ekstrem dalam hidup kita, ingin berniaga dengan Allah secara sungguh-sungguh, maka berhijrahlan dengan ekstrem juga, agar hasilnya juga ekstrem. Semakin besar yang kita dilakukan, maka semakin banyak yang didapatkan.
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala,
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat balasan-Nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan-Nya) pula” (QS. Al-Zalzalah : 8)
Jika ingin mengubah pola hidup dan keluar dari zona sebelumnya secara ekstrem, maka lakukanlah pendekatan kepada Sang Pemberi Rezeki juga secara ekstrem seperti telah dijelaskan di atas dan secara lebih lengkap dan detil dalam buku Hijrah Ekstrem.
Setiap orang bisa menakar apakah pendekatan yang dilakukan untuk memperbaiki masalah dan hidupnya sudah sesuai dengan kapasitas masalah serta kemampuan masing-masing. Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan hidayahnya untuk kita semua, dan semoga apa yang sudah disampaikan dalam artikel berniaga dengan Allah, sebuah perniagaan yang tidak pernah merugi ini, bisa bermanfaat bagi penulis secara pribadi dan sahabat pembaca semua.
Aamiin Allahumma Aamiin.
Wallahu’alam bishaawab.