KONFLIK PALESTINA DAN ISRAEL MEMANAS, BAGAIMANA SIKAP KITA ? Sahabat pembaca yang dimuliakan Allah, beberapa hari terakhir di awal bulan Oktober 2023 ini, kita semua umat Islam dikejutkan dengan berita serangan perlawanan militer Hamas kepada Zionis Israel. Peristiwa ini begitu menghentak dunia, karena tidak pernah menyangka, Zionis Israel dengan propaganda kehebatan militernya sebagai yang terkuat didunia, ternyata berhasil ditembus oleh para pejuang Hamas di Palestina.
Hingga saat artikel ini ditulis, konflik Palestina dan Israel semakin meluas akibat serangan balasan tentara Israel kepada tanah dan penduduk Palestina, khususnya di wilayah kota Gaza. Apa yang dilakukan oleh para pejuang Hamas, seperti diberitakan Republika (9/10/2023), dinilai sebagai bentuk perlawanan untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat Palestina.
Sekaligus juga menjadi sebuah pernyataan kepada dunia bahwa para pejuang Hamas di Palestina masih ada, dan selama konflik Palestina dan Israel ini terus berlangsung, mereka akan terus berjuang tanpa kenal menyerah, untuk membebaskan rakyat Palestina dari cengkraman penjajahan Zionis Israel.
Sebuah serangan yang merupakan reaksi terhadap tindakan sewenang-wenang otoritas Israel yang selama waktu panjang dan secara sistemik menghancurkan kedaulatan rakyat dan bangsa Palestina, sebagaimana di beritakan pada laman berita Media Indonesia (08/10/2023).
Sebagai umat Islam sekaligus negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah pasti kita merasa terenyuh, sedih sekaligus geram, setiap kali mendengar berita tragedi kemanusiaan dan penderitaan bangsa Palestina akibat perlakuan kaum zionis Israel. Begitu pula saat ini, berita serangan balasan yang dilakukan Zionis Israel dalam konflik Palestina dan Israel kali ini terhadap penduduk Palestina, khususnya penduduk kota Gaza sudah sangat tidak manusiawi.
Bahkan menurut para pengamat perang dan tokoh-tokoh dunia yang disampaikan pada berbagai laman pemberitaan online, serangan zionis Israel ke kota Gaza saat ini sudah termasuk pada kategori genosida, alias pembantaian umat manusia, dalam rangka melenyapkan suku bangsa tertentu di suatu wilayah, naudzubillah mindzalik.
Sahabat-sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, penduduk Gaza atau rakyat Palestina adalah saudara-saudara kita. Dalam konflik Palestina dan Israel yang berkepanjangan dan telah berlangsung berpuluh tahun, maka rakyat Palestina lah yang menjadi korban dan mengalami berbagai macam penderitaan.
Apa yang saudara-saudara kita alami di Gaza sana bukan sekedar hanya masalah kenaikan biaya BBM, ataupun kenaikan bahan pangan dan listrik. Tapi penderitaan yang sudah menyangkut darah, nyawa manusia. Nyawa wanita, dan anak-anak yang tidak berdosa, terenggut akibat keganasan, kezaliman tentara-tentara Zionis Israel.
Sudah menjadi kewajiban kita, sebagai sesama umat Islam, sebagai saudara untuk membantu mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengingatkan dalam salah satu hadistnya,
“Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukan bagian dari mereka.” (HR. Al-Hakim & Baihaqi)
Jadi apa yang harus kita lakukan ?
Pertama, tanamkanlah dalam diri kita setiap kali mendengar berita tentang mereka, sebuah hati yang turut merasakan penderitaan mereka. Sebagaimana Rasulullah menegaskan bahwa muslim yang satu dengan yang lainnya bagaikan satu anggota tubuh.
Bukanlah hal yang bijaksana jika kita saat mendengar berita tentang Palestina kemudian justru sinis dan menganggap sebagai berita mengada-ada, apalagi dengan menuding karena ada unsur ditunggangi oleh berbagai kepentingan. Naudzubillah. Tidak adakah sedikit ruang di hati kita rasa memuliakan sesama saudara muslim kita ?
Kedua, luangkan waktu untuk mendoakan mereka dengan sepenuh pengharapan kepada Allah. Akan lebih baik lagi dengan membaca doa qunut nazilah setiap waktu salat, atau sekurang-kurangnya sebuah doa khusus pada pertengahan malam kita untuk keselamatan dan kemerdekaan bangsa dan rakyat Palestina.
Ketiga, sisihkanlah sebagian rezeki kita kepada lembaga atau yayasan yang menerima donasi untuk menyalurkannya kepada rakyat Palestina. Tidak perlu menyembunyikan uang yang kita miliki, karena Allah Maha Mengetahui yang nyata maupun yang tersembunyi.
Jika orang barat punya prinsip yang mereka pegang teguh bahwa “uang tidak mengenal saudara !”, mengapa kita sebagai umat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam tidak bisa teguh dengan prinsip bahwa “uang mengikat persaudaraan”.
Keempat, jika kita mampu dan memiliki sarana, maka tunjukkan solidaritas kita dengan melakukan aksi nyata, misalnya mengirimkan petisi, meminta tindak lanjut dari pemerintah, mengajak saudara-saudara kita yang lain agar ikut memperhatikan saudara-saudara kita rakyat dan Palestina yang saat ini sedang terzalimi, ataupun jika mampu bisa terjun bergabung menjadi relawan.
Setiap orang pasti memiliki kapasitas masing-masing yang berbeda-beda, tapi percayalah bahwa Allah akan menilai setiap tindakan kita sekecil apapun yang diiringi dengan keikhlasan. Yang tidak bernilai adalah yang sama sekali tidak bertindak, malah lebih parah lagi yang justru melecehkan atau bersikap sinis.
Ingatlah akan satu kisah hikmah yang mungkin sering kita dengar tentang cicak dan burung pipit, pada peristiwa pembakaran Nabi Ibrahim alaihissalam. Saat Nabi Ibrahim alaihissalam dibakar oleh Raja Namrudz, terlihat seekor burung pipit yang meneteskan air dari paruhnya di atas api yang membakar Nabi Ibrahim.
Hal itu dilakukan secara berulang-ulang, si burung pipit mengambil air dari danau dan meneteskan air dari paruhnya yang kecil itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim Alaihi Salam. Cicak yang melihat peristiwa tersebut tertawa dan berkata sambil mencibir, “Hai Pipit!, alangkah sia-sia dan bodohnya apa yang kau lakukan itu. Tetes-tetes air yang kau bawa di paruhmu itu mana mungkin bisa memadamkan api itu ?”
Mendengar perkataan cicak, burung pipit pun menjawab : “Wahai cicak, memang tak mungkin air yang aku teteskan ini dapat memadamkan api yang sangat besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja, saat sesuatu yang Allah cintai dizholimi. Allah tak akan menilai hasilnya, apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak, tetapi Allah akan melihat dimana aku berpihak”.
Cicak malah terus tertawa mendengar jawaban burung pipit tadi, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim alaihissalam agar terus membesar. Tiupan cicak yang juga kecil itu, memang tidak berarti apa-apa untuk menambah besarnya api yang membakar Nabi Ibrahim alaihissalam, akan tetapi Allah tahu dimana cicak dan burung pipit berdiri dan berpihak.
Burung pipit berpihak pada sesuatu yang Allah cintai dan sedang dizholimi, sementara cicak justru berpihak pada sisi yang menzhalimi apa-apa yang Allah cintai.
Kelima, bersihkan hati kita, pertebal prasangka baik kepada sesama muslim. Ingatlah bahwa kita dalam keadaaan sedang bermunajat kepada Allah Yang Maha Mulia, doa kita tulus dan murni hanya kepada Yang Maha Penolong.
Jadi tidak usah mengindahkan sebagian orang yang mungkin memandang sinis atau rendah kepada apa yang kita lakukan untuk membela saudara-saudara kita bangsa dan rakyat Palestina. Mereka hanya tidak bisa merasakan seperti apa yang sedang kita rasakan. Tak usah berdebat yang tidak perlu, apalagi sampai mengotori lisan dan hati kita.
Andaikan kita menjadi orang yang paling benar sekalipun, tetap saja akan ada orang yang tidak suka dengan kita dan apa yang kita lakukan tanpa alasan yang jelas. Tidak perlu membuang energi yang tidak penting, fokuslah hanya kepada Allah, fokuslah untuk mendapatkan ridho dan cinta-Nya.
Tentukan posisi kita ada dimana atas ujian yang sedang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina. Apakah kita menjadi bagian dari solusi atau bagian dari masalah ? Semoga dengan peristiwa konflik Palestina dan Israel kali ini, Allah akan semakin mempererat ikatan ukhuwah islamiyah diantara umat Islam di Indonesia juga umat islam di seluruh dunia serta Allah segera berikan kemerdekaan kepada saudara kita rakyat dan Bangsa Palestina.
Aamiin allahumma aamiin.