KUNCI SUKSES DAN KEMAKMURAN ABDURRAHMAN BIN AUF. Sahabat Pondok Islami yang dimuliakan Allah, bagaimana kabarnya ? Semoga sahabat semua senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat Allah SWT. Aamiin.
Sahabat sekalian, akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar, membaca, melihat di berbagai media atau mungkin malah menyaksikan langsung disekitar kita, bagaimana masyarakat semakin menurun tingkat kesejahteraannya, kemakmurannya. Terutama kondisi ini dirasakan sekali oleh masyarakat bawah yang memiliki taraf ekonomi kurang mampu.
Pandemi yang kita alami beberapa tahun kemarin, masih menyisakan banyak permasalahan sosial dan ekonomi di tengah masyarakat. Daya beli, kemakmuran, kesejahteraan hingga pendidikan saat ini menjadi permasalahan bangsa yang semakin membesar bolanya.
Semoga para pemimpin di negeri ini, yang tengah memegang amanah dari seluruh rakyat Indonesia ini, bisa menjalankan tugasnya dengan baik, demi mensejahterakan rakyatnya. Doa kita bersama tentunya, agar mampu bertahan dan melewati episode ini dengan baik, walaupun pasti penuh dengan cobaan dan perjuangan.
Kita harus yakin, karena kita punya Allah Azza wa Jalla yang selalu mendampingi dan melindungi, serta memberikan pertolongan kepada kita hamba-hamba-Nya, yang sedang berada dalam kondisi sulit ini. Aamiin Allahumma Aamiin.
Kemakmuran Bukan Kebetulan
Pada artikel kali ini, sesungguhnya ada sesuatu yang ingin dibagi, walaupun tidak membahas lebih detil tentang permasalahan sosial ekonomi kita saat ini, tapi insya Allah masih berhubungan dengan situasi kondisi seperti dijelaskan di atas, yaitu tentang kemakmuran.
Tahukah sahabat pembaca semua bahwa sesungguhnya yang namanya kemakmuran, kesejahteraan itu bukanlah sesuatu yang bersifat kebetulan, atau keberuntungan semata.
Kemakmuran pada hakekatnya adalah sebuah ilmu pengetahuan (science).
Bagaimana bisa seperti itu ?
Tanpa bermaksud melepaskan diri dari campur tangan Allah dalam setiap kehidupan kita, yaitu bahwa setiap mahluk Allah sudah ditentukan takdirnya, tapi mari kita coba lihat dari sisi sunatullah-Nya. Dalam bahasa sederhana, bisa dimaknai sebagai, mari kita simak dari sisi domain kita sebagai hamba-Nya, yaitu ikhtiar.
Banyak contoh yang bisa kita pelajari sebenarnya untuk melihat peristiwa ini. Paling mudah dan shahih tentu saja dari kehidupan Nabi dan para sahabatnya , generasi terbaik umat.
Sosok yang bisa menjadi contoh adalah salah seorang sahabat Nabi, Abdurrahman bin Auf. Beliau adalah satu dari 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga dan tergolong dalam assabiqunal awwalun (golongan yang pertama memeluk Islam).
Soal harta kekayaan beliau, sepertinya tidak usah kita bahas lagi, karena terlalu banyak literatur yang menceritakan tentang ini. Nah, yang kita akan coba lihat adalah bagaimana proses beliau bisa menjadi saudagar yang sangat kaya dari hasil perdagangannya.
Dalam buku The Science Of Wealth, karangan pebisnis muda sukses, sekaligus penulis buku bisnis, yang lebih dikenal dengan panggilan Ki Jendral Nasution, dikisahkan tentang ibroh dari shirah sahabat Abdurrahman bin Auf ini. Kisah tersebut juga dicuplik dari buku “Biografi 60 Sahabat Nabi” karya Syaikh Khalid Muhammad Khalid.
Dalam buku The Science Of Wealth itu disebutkan bahwa Abdurrahman bin Auf memang lahir dari keluarga kaya raya di kota Mekkah. Sejak kecil beliau sudah dilatih oleh orang tuanya untuk berdagang dan menguasai berbagai ilmu berdagang, yang membuatnya kelak tumbuh menjadi saudagar super kaya di kota Mekkah.
Semenjak beliau memeluk Islam, beliau berkomitmen penuh dengan agama barunya ini. Hingga saat ada perintah berhijrah ke Madinah, tanpa ragu beliau pun ikut serta berhijrah dan meninggalkan semua harta benda dan bisnisnya di Mekkah.
Yakin Dengan Kemampuan Diri Sendiri
Abdurrahman bin Auf yang saat itu merupakan salah seorang terkaya di Mekkah, terpaksa berhijrah ke Madinah tanpa harta benda apapun, kecuali apa yang melekat di badannya. Saat kaum Muhajirin yang berhijrah saat itu tiba di Madinah, mereka langsung dipersaudarakan dengan kaum Anshor Madinah oleh Rasulullah SAW.
Apa yang kemudian terjadi ? Sebagian sahabat kaum Anshor yang juga para pedagang Madinah, mengetahui mengenai tentang latar belakang sahabat Nabi Abdurrahman bin Auf ini, dan serta merta mereka menawarkan sebagian harta, bisnis bahkan sebagian dari istri-istri mereka untuk Abdurrahman bin Auf.
Hal ini mereka lakukan, karena mereka yakin, di tangan Abdurrahman bin Auf yang sholeh dan sangat pandai berbisnis ini, harta dan bisnis mereka bisa berkembang lebih maju dan bermanfaat bagi perjuangan dan dakwah Islam. Mereka berharap bisa kebagian amal jariyah dari pemanfaatan harta tersebut.
Tapi apa yang dilakukan Abdurrahman bin Auf ? Penawaran istimewa dari sahabat kaum Anshor dengan halus ditolak Abdurrahman bin Auf, dengan mengatakan, “Semoga Allah berkahi hartamu dan keluargamu. Tunjukkan saja dimana pasar kalian.”
Bisa kita bayangkan dalam keadaan tidak memiliki apa-apa lagi, Abdurrahman bin Auf malah menolak pemberian harta, dan bisnis dari sahabat Anshor. Beliau dengan tanpa bermodal harta sepeserpun, mulai bergerilya di pasar.
Menurut sebagian ulama/ustadz, dikatakan bahwa Abdurrahman bin Auf mulai mengumpulkan modal dengan berjualan jasa menjadi makelar kambing di pasar kota Madinah tersebut.
Setelah terkumpul sedikit demi sedikit, modal tersebut digunakan untuk membeli minyak, mentega dan yogurt untuk dijual kembali. Hanya dalam waktu sebulan beliau sudah menguasai perputaran uang di pasar.
Kemudian beliau berekspansi dengan menjual kuda serta perlengkapan berkuda, karena melihat peluang pasar akan produk tersebut. Dari hari ke hari bisnis beliau semakin berkembang hingga memiliki asset lahan pertanian.
Singkat cerita, Abdurrahman bin Auf sudah kembali menjadi saudagar kaya raya di kota Madinah, seperti saat beliau masih menetap di kota Mekkah. Bukan hanya berhasil dalam sisi financial atau kemakmuran saja, Abdurrahman bin Auf pun menebarkan nilai-nilai ekonomi islam dalam kegiatan bisnisnya.
Beliau memiliki peran yang besar dalam membangun terbentuknya pasar kaum Muslim Madinah yang diprakarsai Rasulullah SAW untuk membebaskan pasar dari praktek-praktek perdagangan kaum Yahudi di pasar Madinah sebelumnya.
Mengetahui Kunci Sukses Kemakmuran
Pertanyaan menarik yang timbul adalah apa yang menyebabkan seorang Abdurrahan bin Auf bisa secepat itu membangun kembali dan melebarkan sayap-sayap bisnisnya ? Padahal beliau memulai semua dengan modal nol.
Jawabannya adalah Abdurrahman Bin Auf sudah mengetahui cara berdagang dan membangun bisnisnya. Ia memiliki dan memegang kunci sukses untuk meraih kemakmuran, yaitu memahami dengan baik pola dan struktur yang jelas untuk meraih kemakmuran finansialnya.
Beliau sudah pernah menjadi orang super kaya saat di Mekkah, selama bertahun-tahun, dan itulah modal utama yang dimilikinya. Beliau sudah memahami polanya, sehingga saat di Madinah tinggal mengulangi semua tindakan yang pernah beliau lakukan dulu, saat membangun bisnisnya di kota Mekkah.
Ibaratnya seorang penjahit, saat menjahit baju mereka sudah memiliki pola jahitan untuk berbagai jenis baju. Mereka tinggal menggunting dan menjahit satu bagian dengan bagian lain mengikuti pola yang sudah ada. Sehingga mereka dapat menjahit baju model apapun dalam jumlah berapapun karena telah memiliki pola jahitannya.
Begitulah kemakmuran, kekayaan dan kesejahteraan itu pun terjadi. Selalu ada pola dan struktur tertentu. Jika seseorang telah memahami polanya, maka jalan menuju kemakmuran terbuka lebar. Seperti Abdurrahman bin Auf, saking memahami polanya, beliau pernah berkata, “Andai aku mengangkat sebuah batu, pasti kutemukan emas di baliknya.”
Walaupun pernyataan ini pernah ditegur oleh Rasulullah, karena ber‘aroma‘ kesombongan, akan tetapi itulah faktanya. Terlalu mudah bagi seorang Abdurrahman bin Auf menghasilkan uang. Beliau tidak perlu lagi mengejar uang, karena uanglah yang mengejarnya.
Kunci Sukses Kemakmuran Di Jaman Millenial
Nah, sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, sebagai generasi millenial muslim, seharusnya kita bisa mengambil ibroh dari kisah sahabat Abdurrahman Bin Auf di atas. Kemakmuran dan kesejahteraan finansial itu pada dasarnya adalah sebuah ilmu, bukan kebetulan atau peruntungan semata.
Oleh karenanya pelajarilah pola-polanya, berinvestasilah untuk mempelajari atau belajar pola sukses dari orang-orang yang telah sukses di bidangnya masing-masing. Bergaullah dengan lingkungan/komunitas yang bisa mengarahkan dan mengkondisikan kita untuk mempelajari pola-pola sukses tersebut.
Kalau di jaman dulu pasar konvensional adalah tempatnya orang-orang bermuamalah, seperti dikatakan Abdurrahman Bin Auf, maka di jaman serta internet dan sosial media saat ini, pasar itu telah berubah. Saat ini jejaring sosial media, facebook, instagram, tiktok, mesin pencari (search engine) google, market place dan lain sebagainya platform-platform online yang menjadi tempat kerumunan manusia secara maya/virtual.
Disanalah seharusnya para pemuda muslim berkiprah, menguasai pasar dengan semangat jihad dalam bidang ekonomi seperti yang dilakukan Abdurrahman bin Auf. Jangan biarkan pasar itu dikuasai oleh orang asing yang mungkin menyisipkan berbagai konten-konten yang cenderung menyesatkan dan menjauhkan generasi muda muslim dari agamanya.
Pahami kunci sukses dari berbagai platform itu dengan mempelajari terlebih dulu bagaimana pola dan cara kerja mereka. Setelah paham dan mengetahui polanya, kembangkanlah platform milik sendiri yang bisa dijaga dari berbagai muatan-muatan yang tidak sesuai dengan syariat Islam.
Seperti saat ini, kita tahu telah muncul satu platform sosial media yang sedang booming, yaitu aplikasi Tiktok, yang telah menjadi magnet bagi orang-orang untuk berkumpul secara virtual / maya. Itulah salah satu pasar di era modern ini.
Mengikuti kisah Abdurrahman bin Auf di atas, maka sejatinya bagi seorang muslim ini lah media / pasar yang seharusnya bisa kita masuki. Bukan hanya untuk bisa mendapatkan kemakmuran secara finansial akan tetapi juga untuk berbagi berbagai hal-hal positif di sana, jangan justru sebaliknya dihindari karena tidak dipungkiri adanya hal-hal mudharat di sana.
Tentu dibutuhkan pengetahuan atas pola keberhasilan di pasar Tiktok ini. Nah, bagi sahabat yang ingin belajar bagaimana mendapatkan rezeki dari platform Tiktok yang sedang naik daun, segeralah cari komunitas ataupun kelas-kelas pelatihan yang bisa mengajarkan pola-pola sukses tersebut, langsung dari ahlinya.
Contohnya adalah kelas untuk mendapatkan penghasilan melalui Tiktok Live yang baru saja dilaunching oleh komunitas AffiliateAja, yaitu Kelas “Host Tiktok Live“. Kelas yang mengajarkan bagaimana mendapatkan penghasilan jutaan hingga milyaran rupiah tanpa batas dari program Live di tiktok.
Atau bagi pengguna yang tidak pede untuk menampilkan wajah, bisa menggunakan short video tiktok untuk mempromosikan produk Affiliate Tiktok Shop yang sudah terbukti bisa menghasilkan omset jutaan dan ratusan juta bahkan milyaran lewat kelas “Sharing Tiktok Affiliate“.
Jadi mulai saat ini buang jauh-jauh pikiran yang mengatakan bahwa kemakmuran finansial itu sulit untuk didapatkan. Buang juga jauh-jauh bahwa kemakmuran itu hanya milik orang/golongan tertentu saja.
Karena kemakmuran itu sesungguhnya adalah ilmu. Tugas kita adalah mengetahui kunci sukses meraih kemakmuran, dengan menjemput ilmunya dan berjuang serta berkorban waktu dan investasi untuk meraihnya.
Semoga bermanfaat.
Wallahu’alam bishawab.