PRINSIP CARA BERDAGANG ABDURRAHMAN BIN AUF R.A. Sahabat quran pembaca setia Pondok Islami, salah satu sahabat Rasulullah yang terkenal dengan kemampuan berdagangnya adalah Abdurrahman bin Auf Radhiallahu‘anhu. Beliau tergolong dalam sahabat yang pertama-tama memeluk agama Islam.
Ia juga termasuk kedalam golongan sahabat, yang diberikan kabar gembira oleh Rasulullah, karena masuk dalam golongan sahabat yang disebutkan Rasulullah masuk surga. Selain itu Abdurrahman bin Auf R.A pun termasuk dalam kelompok sahabat yang ikut dalam musyawarah pemilihan khalifah pengganti Umar Bin Khattab.
Abdurrahman bin Auf R.A, adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup. Namanya di masa sebelum memeluk Islam adalah Abdu Amr, dan ketika masuk Islam, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam memanggilnya dengan nama Abdurrahman.
Beliaupun termasuk dalam kelompok sahabat yang hijrah dari Mekkah ke negeri Madinah tanpa bekal apapun. Sesampainya di Madinah, masing-masing sahabat mendapatkan seorang Saudara dari penduduk Madinah yang dijalinkan persahabatannya oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abdurrahman bin Auf mendapatkan Saudara Sa’ad Bin Rabi Al Anshari radhiallahu ‘anhuma.
”Wahai Saudaraku, aku merupakan orang yang banyak memiliki harta di Madinah. Aku mempunyai dua kebun dan dua istri. Engkau dapat memilih kebun mana yang engkau sukai, dan aku akan memberikannya kepadamu. Akupun akan menceraikan salah seorang istriku untuk engkau nikahi.” demikian Sa’ad berkata kepada Abdurrahman.
Namun Abdurrahman bin Auf pun membalas tawaran saudara barunya tersebut dengan perkataan,”Terima kasih saudaraku, semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu, cukup bagiku tunjukkan dimana letak pasar kepadaku.”
Sahabat Sa’ad pun kemudian membawa dan menunjukkan kepada Abdurrahman bin Auf letak pasar, dan disanalah beliau mulai melakukan perdagangan dan mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperolehnya, sedikit demi sedikit ditabung hingga semakin hari semakin bertambah.
Ia pun kemudia berkata, “Dunia telah terbuka bagiku, sampai aku merasa seandainya aku mengangkat sebuah batu, niscaya aku akan mendapatkan di bawah batu itu emas dan perak.” Sungguh besar berkah yang beliau dapatkan dari Allah SWT, hingga ia mendapatkan julukan ‘Sahabat Bertangan Emas’.
Ketika terjadi peristiwa Perang Badar, sahabat Abdurrahman bin Auf pun tak ketinggalan turut berjihad fi sabilillah bersama Rasulullah. Dalam perang itu, musuh-musuh Allah pun berhasil ia kalahkan, diantaranya Umar bin Utsman bin Ka’ab At-Taimy.
Tak ketinggalan dalam Perang Uhud, ia tak bergeming bertahan di samping Rasulullah, ketika banyak tentara Muslimin yang lari meninggalkan medan perang.
Disamping terkenal sebagai sahabat yang paling kaya, Abdurrahman bin Auf pun merupakan sahabat yang sangat terkenal akan kedermawanannya. Ia tak pernah ragu untuk mengeluarkan hartanya dalam jihad di jalan Allah. Ketika Perang Tabuk berlangsung, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka.
Rasulullah berdiri di tengah sahabatnya lalu berkata,”Bersedekahlah wahai kalian, karena aku ingin mengirim pasukan perang.” Mendengar itu, Abdurrahman bin ‘Auf pun segera pulang ke rumah dan kembali lagi ke tempat Rasulullah, kemudian berkata,”Wahai Rasulullah, aku mempunyai uang sebanyak empat ribu dinar. dua ribu aku pinjamkan untuk Tuhanku, dan dua ribu lagi aku tinggalkan untuk keluargaku.”
Rasulullah Shalallahu alahi wa sallam pun kemudian menjawab perkataan sahabatnya,”Semoga Allah memberkahimu di dalam harta yang engkau infakkan, dan semoga Allah memberkahimu di dalam harta yang engkau pegang.”
Ketika beliau bersiap-siap menuju Tabuk untuk memerangi kaum Romawi, di perang itulah masa-masa sulit dialami Rasulullah dan para Sahabat. Beliau membutuhkan banyak kuda perang, perbekalan, dan tentara Islam.
Di saat hewan tunggangan masih terbatas, datanglah beberapa sahabat yang meminta izin untuk berperang. Namun Rasulullah tolak karena kekurangan hewan tunggangan. Sehingga mereka menangis tidak ikut perang bersama Rasulullah.
Dengan kondisi kaum muslimin yang paceklik pada masa itu, hingga pasukan ini juga disebut “pasukan masa sulit”, sahabat Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin ‘Auf merupakan sahabat yang paling terdepan menutupi kekurangan perlengkapan perang pasukan tersebut.
Do’a Rasulullah, kepada sahabat Abdurrahman bin Auf pun diijabah Allah SWT. Setelah beberapa lama kemudian, sahabat Abdurrahman bin ‘Auf pun menjelma menjadi seorang saudagar kaya raya. Beliau memiliki beberapa kafilah dagang dengan banyak pegawai di dalamnya. Beliau merupakan seorang pedagang yang sangat mahir dalam mengatur manajemen usaha yang dibangunnya.
Dalam berdagang beliau sangat terkenal dengan kedermawanannya pula. Beliau pernah mengirimkan kafilah dagang ke madinah sebanyak 700 unta, beserta pegawainya, dengan membawa gandum, tepung, minyak, pakaian, bejana-bejana, minyak wangi dan semua yang diperlukan oleh penduduk madinah. Semua barang-barang itu dijual dengan peruntukannya untuk fakir miskin di kota Madinah, yang pada masa itu sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Menjelang wafatnya, sebelumnya beliau memerdekakan budak-budaknya. Beliau membagikan harta kepada sahabat yang pernah ikut Perang Badar masing-masing 400 dinar emas. Meskipun hartanya udah dibagi-bagikan kepada warga madinah, beliau masih mempunyai seribu ekor unta, seratus ekor kuda, dan tiga ribu ekor kambing.
Empat orang istri Abdurrahman bin Auf pun sudah mendapatkan warisan yang sangat berlimpah. Masing-masing istri diberi warisan 80.000 dinar. Tak hanya sampai disitu, masih banyak sisa emas dan perak yang kemudian di potong-potong untuk dibagikan ke keluarganya lainnya.
Ini berkat do’a Rasulullah kepada Abdurrahman bin Auf, sehingga hartanya menjadi berkah, bahkan saking berlimpahnya, beliau sangat kesulitan untuk kemana lagi menyedekahkan harta-hartanya.
PRINSIP CARA BERDAGANG ABDURRAHMAN BIN AUF
Dari kisah sahabat Abdurrahman bin Auf R.A ini, kita bisa mengambil banyak pelajaran tentang kehidupan, iman dan akhlak serta ilmu bisnis / dagang, yang menyebabkan beliau menjadi salah seorang sahabat Rasulullah yang paling kaya.
Berikut ini 8 prinsip cara berdagang Abdurrahman Bin Auf R.A yang bisa kita petik pelajarannya :
1. Berani Memulai Usaha
Kisah Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu’anhu di atas, memberikan gambaran kepada kita tentang bagaimana seorang Abdurrahman bin Auf memulai usahanya. Diawali dengan tangan kosong (hampir tanpa modal / tanpa harta modal yang banyak) beliau memulai usaha, hingga perlahan menjelma menjadi bisnis yang besar dengan harta yang melimpah.
Menjadi seorang pengusaha yang sukses tidak lepas dari mental yang kuat, kemauan, kesungguhan/keuletan, sifat pantang menyerah, dan manajemen yang baik dari sisi keuangan serta pengelolaan karyawan.
Kemauan dan semangat yang besar, merupakan modal awal yang dibawa Abdurrahman untuk mulai merintis sebuah usaha. Ia hijrah dari Mekkah ke Madinah dengan tanpa membawa perbekalan sedikitpun. Namun mampu mengambil peluang yang ada dan mengatur strategi agar perdagangannya di pasar menjadi sukses.
Seringkali bagi para pemula dalam berbisnis, lintasan pikiran tentang kemungkinan gagal dari bisnis yang akan dirintisnya merupakan pertanyaan yang kerap menghantui. Tidak jarang pikiran seperti itu membatasi ruang gerak, hingga membatalkan niat untuk mulai berbisnis.
Gagal dalam usaha merupakan sebuah keniscayaan, akan tetapi bukan berarti kita kemudian menjadi takut, dan berhenti untuk selalu mecoba. Menghitung-hitung untung rugi, peluang, dan strategi dalam memulai usaha itu perlu.
Akan tetapi terlalu banyak perhitungan, akan cenderung menyebabkan kita takut untuk mencoba. Lebih baik mencoba walaupun kemungkinan akan gagal daripada tidak mencoba samasekali. Jangan juga lupakan untuk selalu mencari ilmu. Khususnya bagi para pemula, carilah ilmu untuk belajar bisnis untuk pemula, yang bisa mengarahkan dan membimbing Anda dari awal membangun bisnis.
Rumusnya sederhananya :
Mencoba usaha = 50% gagal atau 50% berhasil
Takut / tidak mau mencoba = 100% gagal
2. Jujur dan Sabar
Kejujuran merupakan landasan utama bisnis seorang Abdurrahman bin ‘Auf. Tak heran jika para pelanggannya menjadi puas dan memiliki kepercayaan yang tinggi kepadanya. Sehingga mereka senantiasa membeli barang dagangan yang dijual oleh Abdurrahman bin Auf.
Jika berdagang tidak disertai dengan kejujuran, maka barang yang kurang bagus kita katakan bagus. Efeknya adalah kekecewaan pelanggan, dan kedepannya mereka tidak akan pernah membeli barang dari kita lagi. Bukan hanya itu, pemberitaan dari mulut ke mulut pun menjadi efek yang sangat besar terhadap laris atau tidaknya barang dagangan kita.
Pelanggan yang puas dengan pelayanan dan kualitas barang yang kita jual, akan menyampaikannya kepada orang lain. Begitu pula mereka yang tidak puas, akan menyampaikannya juga kepada orang lain.
Berwirausaha juga harus disertai dengan kesabaran, karena ketika berdagang maka sudah sangat jamak apabila dagangan kita kadang laris kadang juga sepi. Jika dagangan sepi pembeli, maka yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi atas faktor-faktor penyebab dagangan sepi.
Jangan berhenti ditengah jalan ketika barang tidak laku. Jika tidak bisa dipertahankan maka ganti barang dagangan dengan sesuatu yang dibutuhkan di masyarakat.
Ketika barang dagangan laris manis, dan kita mendapatkan keuntungan, maka jangan langsung dihabiskan untuk memenuhi keinginan-keinginan kita. Bersabarlah, pikirkan langkah apa yang harus dilakukan berikutnya, dengan hasil tersebut.
Abdurrahman bin ‘Auf ketika mendapatkan keuntungan, beliau menabungnya dan sebagiannya diputar kembali untuk modal. Begitu seterusnya sehingga lama kelamaan keuntungannya membesar.
3. Susun Strategi Untuk Menarik Costumer
Senantiasa mengamati pasar, dengan melakukan observasi mengenai keadaan konsumen. Jika kita hidup di lingkungan petani beras, maka jangan menjual beras kepada mereka, karena mereka pun pasti punya beras, tetapi cari dagangan yang lain.
Menjual barang-barang yang dibutuhkan di masyarakat menjadi tolak ukur, apa yang akan kita perjual-belikan. Sehingga kita bisa menghitung-hitung untung ruginya.
Jika kita memiliki pesaing, karena ada pengusaha lain yang menjual barang dagangan yang sama, maka berusahalah tampil berbeda. Buatlah desain tempat usaha yang lebih menarik, bersih serta nyaman.
Informasikan barang dagangan kepada para konsumen dengan melalui iklan, brosur, spanduk, dll. Manfaatkanlah teknologi terkini untuk semakin mendekatkan diri kepada para pelanggan, sehingga pelanggan merasa nyaman dan tertarik dengan perusahaan kita.
4. Pertahankan Kualitas Barang
Satu hal yang juga kadang dilupakan oleh para pedagang adalah, tidak menjaga kualitas barang, karena ingin meraih keuntungan yang lebih banyak. Ini merupakan sebuah kekeliruan besar yang harus dihindari.
Tidak sedikit konsumen yang melihat kualitas barang, walaupun sedikit lebih mahal dari pedagang yang lain. Pada awalnya, mungkin keuntungan yang diperoleh menjadi sangat tipis, akan tetapi, jika kualitas barangnya baik, maka pelanggan akan tetap datang walaupun harganya dinaikan.
5. Manajemen Keuangan
Faktor penting lain dalam usaha adalah manajemen keuangan yang baik, perhatikan modal yang dikeluarkan dan pemasukan keuangan, termasuk didalamnya membuat laporan perkembangan keuangan perusahaan melalui neraca debet dan kredit usaha yang sedang dikembangkan.
Pengusaha seperti Abdurrahman bin ‘Auf yang memiliki harta melimpah tidak terlepas dari manajemen keuangan yang baik dan tersusun rapi. Beliau juga pasti membuat pembukuan yang baik dalam setiap usaha yang dilakukannya.
Keuntungan besar yang beliau raih dari perdagangannya tentunya tidak beliau lakukan sendiri. Akan tetapi, ada sejumlah pegawai yang turut membantunya dalam menjalankan struktur perusahaan, termasuk juga fungsi dalam mengurusi masalah keuangan perusahaan.
6. Memperhatikan Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan bisnis, agar karyawan yang sudah dibina dan dipercaya perusahaan tidak pindah ke perusahaan lain. Menjaga motivasi dan semangat kerja, serta meningkatkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan merupakan faktor penting dalam sebuah perusahaan.
Untuk menjaga loyalitas karyawan ini, perusahaan hendaknya memberikan kompensasi kesejahteraan yang lengkap yang mampu membuat karyawan merasa nyaman bekerja pada perusahaan.
Kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan tentunya akan sangat bermanfaat bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka dan keluarganya. Program kesejahteraan karyawan merupakan salah satu strategi perusahaan yang harus dilakukan dengan tetap berazaskan pada peraturan yang berlaku, keadilan dan kelayakan sesuai dengan kemampuan perusahaan.
Jangan sampai karyawan terlantar karena tidak diperhatikan, dan memberikan gaji yang tepat agar mereka bisa sejahtera. Seperti sabda Rasulullah Shalallahu alahi wa sallam. Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma dan Thabrani telah meriwayatkan dari Jabi radhiallahu ‘anhu serta Abu Ya’la juga meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْطُوا الأَجِيْرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ
“Berikanlah upah kepada pekerja sebelum keringatnya kering.”
7. Menggenggam Dunia dengan Tangan Bukan Dengan Hati
Meskipun termasuk sahabat yang paling kaya, Abdurrahman bin Auf tetap berprilaku sederhana dalam hidup kesehariannya. Ia tidak silau dengan harta yang dimilikinya. Seluruh harta yang ia punya tidak membuat dirinya tertipu dan tidak pula mengubah kepribadiannya.
Kesederhanaan seorang Abdurrahman bin Auf dalam kesehariannya, seringkali membuat banyak orang yang tidak bisa membedakan, antara beliau dengan para budaknya ketika berjalan bersama-sama.
Abdurrahman bin Auf mampu meletakkan dunia dalam genggaman tangannya, bukan meletakkannya dihati. Sehingga ketika hartanya diinfakkan, beliau dengan sangat ikhlas dan rela melepaskannya dan tidak merasakan kerugian sedikit pun.
8. Bersedekah Untuk Jihad
Tak bisa kita pungkiri lagi bahwa saat ini, kaum muslimin butuh orang-orang Islam yang dengan ikhlas menginfakkan harta serta jiwanya untuk berjihad fi sabilillah. Tidak melulu berperang dengan dengan senjata, namun ikhlas dan rela untuk berperang dengan menginfakkan harta-harta mereka.
Salah satu pondasi kesuksesan bisnis Abdurrahman bin Auf adalah keikhlasannya dalam menginfakkan harta bendanya, bahkan jiwanya, untuk jihad fi sabilillah, jihad di jalan Allah SWT.
Baca juga artikel buku “Jackpot Rezeki“, yang membahas tentang
rahasia rezeki berkah dan berlimpah
Firman Allah SWT dalam Al Quran :
“Wahai orang2 beriman, apabila kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Demikianlah 8 prinsip cara berdagang Abdurrahman bin Auf yang dapat dipelajari, dan dijadikan contoh teladan bagi para pebisnis / entrepreuner muslim. Semoga semakin banyak pebisnis muslim yang bisa mengikuti jejak Abdurrahman bin Auf, dan menginfakkan hartanya untuk jihad fi sabilillah. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
Barakallah Fiikum.
sumber : ditulis ulang dari group Kajian WA ISLAMADINA (channel telegram @kajianIslamadina)
Terimakasih, semoga Allah memberkati kerluarga dan hartamu,.
Aamiin Allahumma Aamiin….jazakallah khairan katsiran….