PENGERTIAN ISTIQAMAH DALAM ISLAM DAN HIKMAHNYA. Sahabat quran yang selalu merindukan surga, subuh ini penulis sempat menonton video youtube acara ceramah Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Muhammad Zainul Majdi, yang juga dikenal dengan gelar Tuan Guru Bajang (TGB), gubernur aktif NTB saat ini.
Kegiatan tabligh akbar yang diselenggarakan dilokasi Eco Pesantren Daarut Tauhiid Bandung, dipandu oleh Kyai Haji Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), pembina Pondok Pesantren Daarut Tauhiid sekaligus tuan rumah dalam acara tersebut. Tabligh akbar ini juga merupakan bagian dari safari silaturahmi Ustad Abdul Somad di Kota Bandung.
Sungguh lega dan nyaman sekali hati ini melihat para ulama dan umaro (pemimpin) saling bersilaturahmi, mengeratkan persatuan dan ukhuwah diantara mereka. Melepaskan segala atribut aksesoris keduniaan dan perbedaan untuk bersama-sama menggalang persatuan umat.
Ada satu hal dalam ceramah Ustadz Abdul Somad, yang penulis sangat resapi terkait dengan kisah yang diceritakan, yaitu tentang seorang sahabat nabi yang mendapat sebutan ahli surga. Sahabat ini, oleh Rasulullah SAW pada suatu kesempatan berkumpul dengan para sahabatnya, mengabarkan kepada mereka tentang calon ahli surga ini.
Tentu saja berita ini membuat para sahabat Rasulullah yang hadir pada saat itu, menjadi penasaran, sekaligus ingin mencari tahu apa saja amalan yang telah dilakukannya sehingga Rasulullah menggelarinya sang ahli surga.Setelah mencari tahu dengan sungguh-sungguh tentang amalan apa saja yang sudah dilakukan oleh sang ahli surga tersebut, para sahabat Nabi menjadi tertegun dan akhirnya mendapatkan ibroh yang sangat luar biasa. Apakah itu ?
Sahabat yang digelari ahli surga itu, sesungguhnya tidak memiliki terlalu banyak amalan, sebagaimana layaknya para sahabat Rasul yang lain. Akan tetapi ternyata ia sangat konsisten untuk selalu menjalankan amalan sikap yang senantiasa menghindari diri dari rasa iri dan dengki serta tidak senang akan keberhasilan orang lain. Terutama keberhasilan ataupun kesuksesan sesama saudara seiman.
Bahkan ia selalu senantiasa turut bergembira jika ada sesama muslim yang mencapai kebaikan dan prestasi yang tinggi. Ia selalu ikut merasakan keberhasilan saudaranya itu sebagai sebuah keberhasilan kolektif sesama umat Nabi Muhammad SAW yang memiliki visi yang sama yaitu limardhotillah (mencari ridho Allah) atau lillah ta’ala (karena Allah semata). Oleh karenanya ia selalu mendoakan dan merasakan kebahagiaan bila mendapatkan kabar tentang kesuksesan ataupun keberhasilan saudaranya yang lain.
Sikap konsisten atau istiqamah dalam akhlaknya terpujinya inilah yang dapat menghantarkannya untuk mendapatkan predikat ahli surga. Ke-istiqamahan seseorang dalam melakukan amal kebaikan insya Allah akan berbuah surga, sebagaimana Allah SWT sampaikan dalam Al Quran yang artinya :
Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al Ahqaf: 13-14)
Rasulullah SAW pun menegaskan dalam sebuah hadist yang artinya :
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim no. 783)
Jadi jelaslah sudah betapa pentingnya sikap istiqamah ini, dalam setiap aspek kehidupan terutama dalam kita beribadah kepada Allah SWT. Apa yang dikisahkan oleh Ustadz Abdul Somad di atas hanyalah merupakan salah satu contoh saja keutamaan dari sikap istiqamah seseorang dalam melakukan amal kebaikan.
Dalam sejarah islam dan kisah orang-orang shaleh terdahulu, kita bisa membaca kisah tentang orang-orang yang mendapatkan kabar dari Rasulullah sebagai ahli surga, karena keistiqamahannya dalam melakukan amal kebaikan. Salah satu contoh lain adalah, seorang sahabat Nabi yang mendapatkan gelar “manusia yang namanya terkenal di langit tapi tidak terkenal di bumi”, dialah sahabat Uwais Al Qarni.
Gelar itu menunjukkan bagaimana seorang sahabat dengan akhlak dan amalan terbaiknya, mampu menggetarkan langit, walaupun namanya sama sekali tidak dikenal di bumi. Bahkan para sahabat nabi yang lain, yang sering berkumpul dengan Rasulullah pun sampai tidak mengenal nama tersebut.
Amalan seperti apa yang mampu menggetarkan penghuni langit tersebut ? Sahabat quran yang belum mengetahui kisah tentang sosok Uwais Al Qarni dapat membaca artikel kami sebelumnya yang berjudul Kisah Uwais Al Qarni sang Manusia Langit.
Jadi apakah sesungguhnya istiqamah itu sendiri ? Bagaimana pengertian istiqamah yang sesungguhnya ? Berikut ini penulis coba merangkum tentang pengertian istiqamah serta penjelasan dari Al Quran dan Hadist termasuk pula pandangan dari para ulama besar islam.
AYAT / DALIL TENTANG ISTIQAMAH
Setiap muslim hendaknya selalu istiqamah dalam ketaatan kepada Allah SWT. Selalu istiqamah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya dalam kondisi dan situasi apapun. Berikut ini adalah beberapa dasar dalil Alquran dan hadist Nabi tentang perintah untuk bersikap istiqamah.
Dalam Alquran surat Fushilat ayat 30 Allah SWT berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS Fushilat : 30)
Begitu pula dalam surat Al-Ahqaf ayat 13 :
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka tetap istiqmah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati”. (QS. al- Ahqaf :13)
Hal ini juga diperkuat oleh perintah Rasulullah SAW, yang menyampaikan perintahnya untuk senantiasa istiqamah dalam hadist yang artinya :
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasul, tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam Islam, dan saya tidak akan bertanya lagi, kepada siapapun.” Nabi menjawab ” Katakanlah aku telah beriman kepada Allah, kemudian istiqamah (Konsisten menjalankan perintah, dan menjauhi larangan.)”.(HR.Tirmidzi)
Utamanya istiqamah dalam keimanan kepada Allah SWT sebagaimana hadistnya,
Dari Sufyan bin Abdullâh ats-Tsaqafi, ia berkata, “Wahai Rasûlullâh, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda!” Beliau menjawab “Katakanlah, aku beriman, lalu istiqomahlah”. (HR Muslim)
PENGERTIAN ISTIQAMAH DAN KEUTAMAANNYA
Berdasarkan firman Allah SWT dan hadist Rasulullah di atas maka para ulama dan ahli tafsir menyampaikan makna serta pengertian istiqamah diantaranya adalah sebagai berikut.
Imam Ibnu Rajab al-Hambali rahimahullah (wafat tahun 795 H) ulama sunni beraliran Mazhab Hambali, seorang ahli tafsir sekaligus ahli hadist kelahiran Baghdad menjelaskan pengertian istiqamah dengan mengatakan: “Istiqamah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Istiqamah mencakup melakukan semua ketaatan lahir dan yang batin serta meninggalkan semua perkara yang dilarang. Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama”
Ulama besar lain Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, dalam kitab tafsir yang dikenal dengan Tafsir ‘Aisar, menjelaskan pengertian istiqamah, yaitu mereka yang sangat yakin dengan kebenaran Islam, dan tidak akan menukarnya dengan apapun apalagi kepercayaan lain. Tetap konsisten menjalankan ibadah dan menjauhi segala bentuk kemungkaran, hingga malaikat akan turun kepadanya dua kali. Pertama, ketika hendak menghembuskan nafas terakhir. Kedua, ketika bangkit dari kubur menuju akhirat. Malaikat itu berkata, kami akan temani kamu, hingga berakhir ke surga, seperti yang telah dijanjikan Allah.
Sahabat Rasulullah yang kita kenal sebagai Khulafaur Rasyidin pun memiliki pendapatnya tentang pengertian istiqamah. Berikut pendapat mereka :
- Abu Bakar Ash-Shiddiq R.A : Istiqamah itu tidak menyekutukan Allah dengan apapun juga.
- Umar bin Khattab R.A : Istiqamah itu hendaknya untuk bertahan dalam satu perintah atau larangan dan tidak berpaling dari yang lain layaknya seekor musang.
- Utsman bin Affan R.A: Istiqamah artinya ikhlas.
- Ali bin Abi Thalib R.A: Istiqamah adalah melaksanakan suatu kewajiban.
Masih ada beberapa pendapat dari para ulama dan ahli tafsir yang menjabarkan pengertian istiqamah ini. Secara umum dapat disimpulkan tentang pengertian istiqamah ini yang mencakup tiga hal utama yaitu :
1. Istiqamah di atas tauhid
2. Istiqamah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban kepada Allah SWT
3. Istiqamah di atas ikhlas dan beramal hingga maut menjemput.
Jadi yang bisa kita dapatkan dari yang itu semua tentang pengertian istiqamah adalah, istiqamah memiliki arti konsisten dalam melakukan kebaikan tanpa akhir hingga maut menjempu. Teguh dalam satu pendirian dan tidak akan tergoyahkan oleh berbagai macam rintangan dengan satu tujuan utama untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Demikianlah sahabat Quran yang senantiasa merindu surga, pembahasan tentang pengertian istiqamah yang bisa penulis simpulkan dari beberapa sumber referensi.
Wallahu’alam bishawab.
sumber : https://almanhaj.or.id; http://islamiyyah.mywibes.com