Menjelang milad RI ke-71 ini, Saya melihat semakin banyak berseliweran postingan-postingan di facebook Saya tentang adanya pelatihan bisnis secara online, yang diadakan oleh salah seorang pebisnis muda penuh prestasi. Awalnya tidak terlalu memperdulikan karena sudah sering melihat penawaran model pelatihan online seperti itu. Akan tetapi semakin hari semakin banyak teman-teman pebisnis online yang merekomendasikan pada status facebook mereka tentang pelatihan ini. Beberapa diantaranya bahkan merupakan pebisnis online yang sudah Saya kenal sosok dan prestasi bisnisnya.
Jadi timbul pertanyaan dan rasa penasaran tentang siapakah sosok yang saat ini sedang ramai dipromosikan itu ? Mengapa banyak pebisnis online senior yang ikut merekomendasikan kelas bisnisnya. Akhirnya mengacu kepada link yang diberikan salah seorang pebisnis online di wall facebook mereka, mendaftarlah Saya di sekolah bisnis tersebut.
Setelah mendaftar dan membayar biaya kepesertaan yang masih dalam masa promo, yaitu mendapatkan diskon yang cukup besar hingga 60%, mulailah saya mendapatkan beberapa video awal dari sekolah bisnis ini. Ternyata rasa penasaran ini terjawab sudah setelah mengikuti 8 video awal yang pada saat itu telah dikirimkan di member area. Sosok inspiratif ini adalah CEO grup Keke Busana, Rendy Saputra. Sosok muda penuh fenomenal dan prestasi ini, dalam usia yang masih sangat muda, sudah menjadi pimpinan grup usaha busana muslim papan atas di negeri ini dengan omzet milyaran perbulannya.
Dari video awal yang dibagikan untuk para member ekslusif sekolah bisnis ini, Saya benar-benar mendapatkan pencerahan, ilmu-ilmu baru dan motivasi bisnis serta hal-hal fundamental yang harus dimiliki seorang pebisnis, baik pemula maupun pebisnis senior, benar-benar sangat bermanfaat. Dapat dibayangkan bagaimana ilmu-ilmu bisnis kedepannya yang akan dibagikan serta diajarkan oleh Kang Rendy, demikian panggilan akbar sang CEO Keke Busana ini.
Sekolah Bisnis Dua Kodi Katika, demikian nama dari pelatihan bisnis asuhan kang Rendy ini. Sekolah bisnis online yang akan memberikan total 99 episode video pembelajaran bisnis selama 33 pekan sejak tanggal 1 Agustus 2016 kepada seluruh member premiumnya. Selain itu kang Rendy juga menyediakan ruang diskusi dua arah melalui Grup FB tertutup dan Grup Telegram sebagai sarana tanya jawab sekaligus mentoring sekolah bisnis ini.
Banyak kejadian menarik dan penuh inspirasi dari jejak langkah sosok muda ini, diantaranya yang sangat menarik hingga Saya jadikan headline dari artikel ini adalah, tentang bagaimana kang Rendy memaknai episode pernikahan dini yang dilakukannya. Menurutnya pernikahan dini itu ternyata membawa berkah yang sangat luarbiasa bagi perjalanan hidup dan bisnisnya kelak. Berikut ini adalah kisah menarik tersebut, yang diceritakan kang Rendy dalam salah satu episode awal videonya.
Pria muda ini semasa sekolah pernah mengenyam pendidikan S-1 walaupun ternyata tidak pernah diselesaikannya. Kuliah teknik perminyakan ITB dilakoninya hingga semester ke-3 untuk kemudian memutuskan berhenti kuliah karena merasa dunia perminyakan bukanlah dunianya. Kang Rendy menuturkan, “Ternyata saya merasa tidak nyambung di sana. Nalar saya untuk urusan di bawah permukaan (perut bumi) itu sangat lemah. Sementara, ilmu perminyakan itu dituntut untuk mempunyai nalar kuat semacam itu.”
Mahasiswa Droup Out (DO) yang kemudian disandangnya ternyata tidak menjadikannya pemuda galau. Keputusan berat yang diambilnya tersebut dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Bahkan sebaliknya, ia berusaha bangkit membangun bimbingan belajar sambil merintis cita-citanya sebagai seorang pengusaha. Tepat saat usianya baru menginjak 21 tahun, kang Rendy mengambil sebuah keputusan penting dalam hidupnya. Hal ini dilakukan atas inisiatifnya sendiri setelah mendapatkan pencerahan dari guru kehidupannya yang tanpa disangka berkata dengan kelakar yang tegas, “Jika hidupmu mulai kacau, menikah saja.”
Mengikuti kata hatinya dan saran dari guru kehidupannya, akhirnya Rendy menikahi seorang Muslimah yang usianya terpaut empat tahun lebih tua. ”Married-nya diatur sama ustaz. Wah, seperti film Ayat Ayat Cinta gitu deh,” kata pria yang kini sudah memiliki tiga anak ini.
Awal-awal pernikahan, dilaluinya dengan banyak cobaan dan kesulitan. “Awal nikah saya mengontrak di samping kuburan. Empat minggu setelah menikah, istri saya hamil anak pertama. Kondisi ekonomi ketika itu sukar, tapi saya tidak mau menyerah.” tutur Rendy di salah satu video tentang motivasi yang ada pada sekolah bisnis Dua Kodi Kartika ini. Bahkan selang 1 tahun lahirlah anak ke-2 dan 1 tahun kemudian lahir pula anak ke-3.
“Bisa dibayangkan bagaimana kondisi saya saat itu. Usia 23 tahun sudah memiliki 3 momongan. Disaat teman-teman seusia saya sedang asyik-asyiknya menikmati masa kuliah, Saya sudah harus memikirkan bagaimana harus mengasuh, memberi makan dan segala kebutuhan rumah tangga, istri dan anak-anak Saya”, lanjut Kang Rendy dalam video tersebut.
Akan tetapi semangat pantang menyerah, dan kegigihannya terus membuat Rendy tidak pernah berhenti berusaha. Perlahan tapi pasti ia terus memperbaiki kualitas diri, belajar tanpa henti. ““Kalau kita gak kuliah, lihat saja di youtube. Jangan pernah berhenti belajar.” ujarnya penuh semangat. Saat menginjak 23 tahun, Rendy mulai menjajakan keahliannya sebagai seorang konsultan. Satu persatu perusahaan didatangi untuk menawarkan jasa konsultannya. “Dari satu jam (mendapatkan) 500 ribu saat menjadi konsultan, sampai sekarang sudah pernah ada perusahaan yang memberikan 20 juta rupiah saat saya berbicara hanya dalam waktu 3 jam.” tuturnya bernada semangat.
Hingga akhirnya Rendy bergabung dalam satu perusahaan yang menurutnya mampu bekerjasama dan mengembangkan kemampuannya menjadi lebih baik lagi. Pada perusahaan ini lah ia belajar banyak dari sang pendiri dan pemilik perusahaan busana muslimah, Keke Busana Grup dengan pasangan pendirinya yaitu Ibu Ika Kartika dan Bapak Fahrul Farid. Kedua orang ini lah, yang akrab dipanggil Bunda Tika dan Ayah Farid oleh Rendy, kemudian menjadi guru sekaligus partner bisnis Rendy dalam mengembangkan usaha Keke Busana.
Semangat bisnis dan pembelajaran bisnis membesarkan Keke Busana, yang didapatnya selama ini dari sang pendiri Bunda Ika Kartika lah yang kemudian ingin dibagi oleh kang Rendy dalam bentuk Sekolah Bisnis Dua Kodi Kartika.
“Banyak ilmu yang sebenarnya Bunda miliki, tetapi beliau tidak membaginya dalam ruang publik, beliau hanya mendidikkannya ke kami KeKe People, dan Saya merasa merasa ini adalah amanah ilmu yang harus disampaikan”. ujar Rendy dalam tulisannya pada website Keke Busana.
Perjalanan bisnis Bunda Tika, yang diawali oleh motivasi besar untuk bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya akibat penurunan ekonomi saat krisis moneter tahun 1998 merupakan awal langkah pasangan Ika Kartika dan Fahrul Farid terjun berbisnis dengan membangun Keke Busana. Diawali dengan menjual 2 kodi (40 potong) baju muslimah, hingga kini mampu menjual ratusan ribu potong dalam setahun.
Semenjak tahun 2014 Rendy diamanahi untuk menjadi CEO dari Keke Busana Grup. Pengalamannya berbisnis dan berorganisasi sejak remaja dan kegemarannya membaca serta berbagai pengalaman yang diperolehnya di usia mudanya menjadikan ia seorang pebisnis dan inspirator muda yang cemerlang dengan prestasi. CEO grup usaha busana muslimah papan atas di negeri ini, penulis, public speaker, inspirator sekaligus motivator, merupakan profesi yang saat ini sedang dijalankan dan dinikmatinya. Apa resep dari semua pencapaiannya itu ?
“Rahasia untuk memenangkan pertandingan adalah dengan mendahului kompetitor.” tutur kang Rendy sambil sedikit bercanda dalam videonya yang berjudul “Kunci Cemerlang Masa Remaja”. Ia menuturkan, salah satu kelebihan dirinya dibandingkan dengan orang lain adalah dia lebih dahulu mengetahui atau melewati fase-fase kehidupan dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Saat teman-temannya masih belajar berorganisasi, ia sudah menjadi ketua dari suatu organisasi mahasiswa Islam di kampus ITB saat itu. Saat teman-temannya masih asyik kuliah, bermain dan bersenang-senang, Rendy muda sudah memikul tanggung jawab sebagai seorang suami dan ayah dari 3 orang anak.
“Kita hari ini adalah harga kita masa lalu. Kerja kita hari ini adalah harga kita untuk masa depan.”
Demikianlah ungkapan nasihat Kang Rendy Saputra sang CEO Keke Busana. Pernikahan dini di usia muda seharusnya bukan merupakan penghalang, bahkan bisa menjadi faktor pengungkit / leverage untuk menggapai kesuksesan dunia dan akhirat jika dijalani dengan ilmu, iman, dan taqwa. Demikian pula dengan pendidikan formal, bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan seseorang. Semangat untuk terus belajar, meningkatkan value diri dari waktu ke waktu merupakan faktor terbesar dalam kesuksesan dan kehidupan secara umum.
Wallahu’alam Bishawab…
Semoga Bermanfaat.