COVERT SELLING. Sahabat pembaca setia Pondok Islami, kali ini kita masih membahas seputar dunia usaha, khususnya dunia pemasaran digital atau bisnis online. Seperti sahabat-sahabat ketahui, bahwa dalam pemasaran digital, penyampaian informasi produk atau jasa disampaikan melalui iklan promosi.
Banyak cara dan media dalam menyampaikan iklan promosi tersebut. Ilmu dan cara menyampaikan iklan promosi tersebut saat ini lebih dikenal dengan ilmu atau teknik copywiriting. Seiring dengan waktu, teknik copywriting ini pun turut mengalami perkembangan.
Kalau dulu kita mengenal ada teknik iklan dengan cara hardselling dan softselling. Kini muncul satu teknik beriklan baru yang kita kenal dengan nama covert selling. Teknik beriklan atau teknik copywriting ini bisa dikategorikan pengembangan dari teknik softselling, dengan tambahan variasi story telling singkat di dalamnya.
Nah, jadi seperti apa sih teknik copywriting dengan covert selling itu ? Yuk, simak terus pembahasannya pada uraian di bawah ini.
Apa Itu Covert Selling?
Dalam dunia pemasaran online yang semakin kompetitif, penjual harus bijak dalam memilih teknik pemasaran yang efektif. Teknik beriklan yang sedang menjadi tren saat ini adalah beriklan dengan cara “Covert Selling”. Teknik ini telah menjadi senjata rahasia dalam menjual produk atau layanan jasa suatu bisnis.
Covert Selling, secara harfiah, dapat diterjemahkan sebagai “penjualan terselubung” atau tersembunyi. Teknik ini melibatkan penyisipan informasi yang terkait dengan penjualan secara tidak langsung ke dalam pikiran calon pembeli. Dengan kata lain, Anda mengarahkan calon pembeli ke arah yang diinginkan tanpa membuatnya merasa bahwa mereka sedang dijejali promosi agresif.
Dalam dunia yang penuh dengan iklan dan promosi, calon pembeli sering merasa terganggu oleh tumpukan pesan-pesan penjualan. Terutama di media sosial, di mana kita ingin bersantai dan berinteraksi dengan teman-teman kita, promosi yang terlalu agresif bisa sangat mengganggu.
Covert Selling lahir dari pemahaman bahwa calon pembeli umumnya merasa jenuh dengan promosi yang tak diinginkan. Namun, dalam dunia bisnis, penjualan tetap harus berjalan. Jadi, bagaimana Anda dapat menjual produk atau layanan Anda tanpa mengganggu calon pembeli?
Asal Muasal Teknik Covert Selling
Qodarullah, atas izin Allah penulis diberikan kesempatan untuk berjumpa langsung dengan penggagas ataupun founder dari teknik beriklan dengan cara terselubung atau covert selling ini. Dan berdasarkan buku “Mantra Covert Selling”, buku pertama yang beliau tulis, dan hingga saat ini mungkin masih menjadi satu-satunya buku di Indonesia yang membahas tentang covert selling, kata-kata seni “ghaib” bikin iklan memikat, yang tercantum di penggalan judul ini, bukanlah tanpa arti.
Pada prakteknya, jika teknik covert selling ini diterapkan secara konsisten, maka kesan “Ke-ghaiban” itu akan terjadi. Orang yang membaca iklan dengan teknik ini tidak sadar bahwa yang dibacanya adalah sebuah iklan.
Pembaca akan merasa nyaman, tidak merasa terganggu, tidak merasa sedang dijuali, akan tetapi efeknya bisa menghasilkan penjualan. Bahkan bagi praktisi covert selling yang sudah berpengalaman dan memiliki jam terbang tinggi, tulisan-tulisan promosi mereka malah mampu membuat orang yang membacanya jadi ketagihan untuk terus mengikuti tulisan-tulisannya.
Teknik covert selling ini sendiri, berdasarkan penuturan foundernya, dan apa yang beliau ceritakan dalam bukunya yang kedua, “The Science Of Wealth”, hadir sebagai hasil dari perenungan, akibat kegelisahannya melihat fenomena ramainya penawaran dan promosi hard sellling yang semakin agresif dan masif, terutama di media sosial.
Sebagai seorang pebisnis online yang mengandalkan tulisan sebagai ujung tombak pemasaran, dan sangat aktif bersosial media, tentu beliaupun ikut merasakan sendiri fenomena tersebut. Akhirnya menimbulkan pertanyaan apakah memang sebuah penawaran itu harus seperti itu ?
Bagaimana jika sebaliknya ? Apa jadinya jika cara berjualan dilakukan dengan cara sebaliknya ? Tetap berjualan, tapi tidak harus menawarkan, tidak harus mengajak ataupun tidak memerintahkan orang untuk membeli produk yang akan dijual.
Pengalamannya sebagai seorang pebisnis yang telah ditekuninya sejak bangku kuliah, dilengkapi dengan kreatifitas yang Allah anugerahkan kepadanya, pada akhirnya membuahkan sebuah teknik atau seni beriklan terselubung (covert selling) ini. Sekitar tahun 2016, terbitlah sebuah buku berjudul “Mantra Covert Selling”, yang ditulis oleh Ki Jendral Nasution (nama panggilan / populer penulisnya).
Keberhasilan dan kebermanfaatan dari teknik covert selling ini makin hari semakin disukai dan diminati oleh para pelaku bisnis online yang mengandalkan sosial media dan tulisan sebagai ujung tombak penjualannya. Pada perkembangannya, kemudian dibentuklah komunitas para praktisi yang sukses menerapkan ilmu ini, sekaligus menjadi pengajar untuk menyebarkan seni beriklan ini dengan nama Licenced Trainer Covert Selling.
Mengapa Covert Selling Populer?
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu alasan mengapa Covert Selling menjadi sangat populer adalah, karena kemampuannya untuk menciptakan minat dan keingintahuan calon pembeli tanpa membuat mereka merasa terganggu. Teknik ini mengakui bahwa calon pembeli adalah manusia yang memiliki perasaan, emosi, dan naluri ingin tahu.
Covert Selling bertujuan untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar calon pembeli ataupun database pelanggan. Itu sebabnya sahabat pembaca akan bisa melihat bahwa dalam Covert Selling, penjual menggunakan kalimat, informasi, atau cerita yang tidak secara langsung mengarah ke produk atau layanan yang dijual. Penasaran kan ?
Yuk cek terus pembahasannya di bawah ini.
Bagaimana Covert Selling Diterapkan?
Untuk lebih memahami iklan Covert Selling, mari kita lihat beberapa contoh penerapannya dari berbagai sudut pandang (point of view).
Komponen Utama dalam Covert Selling
Untuk menciptakan konten Covert Selling yang efektif, ada beberapa komponen utama yang perlu dipahami:
1. Membangkitkan Rasa Penasaran (Curiosity)
Salah satu kunci utama dalam Covert Selling adalah membangkitkan rasa penasaran pada pembaca. Buatlah konten yang membuat mereka ingin tahu lebih banyak tentang apa yang akan ditawarkan. Ini bisa dilakukan melalui penggunaan informasi yang cukup untuk menimbulkan pertanyaan dalam pikiran mereka.
2. Bermakna Ganda (Ambiguity)
Komponen kedua adalah menciptakan konten yang dapat memiliki makna ganda atau ambiguitas. Ini berarti konten yang dibuat dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda oleh pembaca yang berbeda. Tujuannya adalah mengarahkan pembaca ke persepsi positif terhadap produk atau layanan yang ditawarkan.
3. Membangkitkan Emosi (Emotionally)
Selain itu, Covert Selling juga harus mampu membangkitkan emosi atau perasaan pada pembaca. Cerita yang disampaikan harus dapat menyentuh emosi mereka, membuat mereka merasa terhubung dengan produk atau layanan yang ditawarkan.
Contoh Penerapan Dalam Copywriting Iklan Promosi
Membangkitkan Rasa Penasaran (Curiosity)
“Kalau banyak yang suka, bakalan saya terusin ceritanya. Kapan enaknya ya ?”
Contoh pertama ini menciptakan rasa ingin tahu pada pembaca. Mereka diperkenalkan dengan “sesuatu”, tetapi informasinya sengaja dibuat tidak lengkap atau diceritakan sebagian. Ini memberi mereka ruang untuk mengeksplorasi lebih lanjut.
Bermakna Ganda (Ambigu)
“Alhamdulillah semua stok laris manis, sold out semua per hari ini!”
Contoh kedua menggunakan teknik bermakna ganda. Informasi tentang stok yang sold out, dan laris manis membentuk persepsi bahwa produk ini sangat diminati. Tidak ada informasi mengenai berapa banyak produk terjual, bisa saja mungkin stok tinggal 4 dan pada hari itu memang terjual semua.
Penjualnya tidak boleh berbohong, memang stoknya habis alias sold out pada hari itu, produknya memang laris manis terjual semua, walaupun ternyata hanya 4 pcs. Jadi penjual dilarang untuk berbohong, hanya menggunakan bahasa yang berbeda untuk memunculkan persepsi positif terhadap produk yang sedang dipromosikan.
Pembacanya akan dibiarkan berpikir tentang kelangkaan produk dan akhirnya memunculkan keinginan untuk bagaimana caranya mereka bisa mendapatkannya. Inilah ambiguity atau makna ganda tersebut diciptakan.
Membangkitkan Emosi (Emotionally)
Untuk memahami konsep emosi ini, coba bandingkan dua contoh kalimat berikut :
Kalimat 1 :
“Pagi ini aku merasa sepi, karena Rara sahabat sejatiku harus pindah ke kota lain”
Kalimat 2 :
“Aku dan Rara adalah sahabat sejak kecil. Kami selalu bermain bersama, tertawa bersama, menangis bersama, dan bermimpi bersama. Tiada hari yang aku lalui, tanpa kehadiran Rara disampingku. Ibarat bayangan, Rara selalu hadir, dimanapun, dan kapanpun Aku membutuhkannya. Namun, pagi ini Rara harus pergi, meninggalkanku tanpa sepatah kata. Rasanya ada yang robek didada ini, meninggalkan ruang kosong hampa di sana. Menyisakan rasa sepi, tanpa kehadiran Rara, sahabat sejatiku”
Mana diantara dua kalimat di atas yang lebih berasa banget rasa sepinya ? Tentu kalimat ke-2 ya. Kita sebagai pembaca diajak mengikuti cerita, diajak untuk merasakan atau mengalami apa yang dialami pada cerita di atas.
Begitu pula iklan, jangan cuma bercerita, tapi tunjukkan juga rasanya gimana. Maka emosi dari pembaca pun akan terbawa. Simak satu lagi contoh iklan promosi yang membangkitkan emosi, sambil diselipkan iklan jualan terselubung.
Contoh Iklan Produk Edukasi Religi
“Alhamdulillah barusan chatting sama sohib lama, rasanya udah lama sekali gak saling sapa. Abis say hello, eh dia langsung pesen 1 set speaker quran Al-Akram untuk ortunya, biar tiap hari ortu doi bisa dengerin murotal quran 24 jam. Masya Allah, emang dari dulu doi terkenal hormat dan sayang banget sama ortunya, dan qadarullah doi sepertinya liat status promo speaker quran Al-Akram yang baru gue posting di status WA. Ternyata silaturahmi itu walau hanya melalui udara, memang penuh berkah. Berkah umur, berkah kantong, he he he.”
Contoh-contoh di atas menggambarkan bagaimana Covert Selling dapat digunakan dalam berbagai konteks. Mulai dari menjual produk fisik, digital, ataupun layanan jasa. Reseller, affiliate marketing, ataupun produsen langsung, bisa menggunakan teknik copywriting ini.
Teknik ini memungkinkan penggunanya untuk menciptakan kesadaran, minat dan perasaan penasaran serta emosi tanpa harus menggunakan panggilan tindakan langsung, seperti “Beli Sekarang”, “Hayu diborong”, “Jangan sampai tidak beli sekarang”, dan lain sebagainya. Jika kondisi ini sudah terjadi, maka konversi atau closing penjualan hanya masalah waktu saja.
Strategi Menyusun Iklan Covert Selling yang Ciamik
Setelah memahami komponen-komponen utama Covert Selling, berikut adalah beberapa strategi untuk menyusun copywriting Covert Selling yang efektif:
1. Berikan Gambaran Masalah
Untuk menarik perhatian pembaca, mulailah dengan memberikan gambaran tentang masalah yang sedang dihadapi. Ini akan membuat mereka merasa terhubung karena mereka mungkin mengalami masalah yang sama.
2. Informasi Metrik untuk Social Proof
Menggunakan statistik atau angka dalam copywriting yang dibuat agar dapat meningkatkan bukti sosial. Ini akan membuat pembaca merasa lebih percaya pada apa yang ditawarkan.
3. Kombinasi Cerita dan Gambar
Tambahkan elemen visual dalam konten yang dibuat agar lebih menarik. Gambar atau ilustrasi yang mendukung cerita, dapat memainkan peran penting dalam membangkitkan minat pembaca.
4. Copywriting yang Menarik
Pastikan seluruh konten mudah dipahami dan menarik untuk dibaca. Covert Selling adalah tentang memikat pembaca dan membuat mereka ingin tahu lebih banyak.
Kesimpulan
Covert Selling adalah teknik penjualan yang sangat efektif dalam dunia pemasaran online yang kompetitif. Dengan mengarahkan pikiran bawah sadar calon pembeli, maka akan dapat menciptakan minat yang kuat tanpa perlu melakukan promosi yang terlalu agresif.
Beriklan dengan teknik Covert Selling dapat membuat komunikasi dengan pembaca lebih efektif karena mampu membangkitkan emosi, dan menciptakan ikatan sebelum mengarahkan mereka pada tindakan pembelian.
Jadi, jika Sahabat pembaca ingin menjual produk atau layanan tanpa membuat calon pembeli merasa terganggu, pertimbangkan untuk menerapkan Covert Selling dalam strategi pemasarannya. Kuasa skill digital marketing ini dengan baik, sehingga dengan pemahaman yang tepat tentang teknik ini, diharapkan akan dapat mencapai hasil yang memuaskan dalam meningkatkan penjualan bisnis sahabat pembaca sekalian. Selamat mencoba!