Selagi Masih Ada Waktu – Cerita Motivasi Keluarga

cerita-keluargaSahabat Quran yang dicintai Allah. Keluarga merupakan madrasah atau sekolah pertama bagi seorang anak. Didalam keluargalah anak-anak kita pertama kali mendapatkan pendidikan dari kedua orangtuanya, khususnya seorang ibu. Ibu adalah sekolah, di pundak seorang ibulah tanggung jawab perkembangan mental, fisik dan kecerdasan seorang anak terpikul. Seorang ibu adalah pemimpin bagi anak-anaknya dan rumah tangga suaminya.

Sebagaimana Rosululloh bersabda :

“Setiap manusia keturunan adam itu adalah pemimpin, maka seorang pria adalah pemimpin bagi keluarganya sedangkan wanita adalah pemimpin rumah tangga”. (HR. Ibnu Sunni dari Abi Hurairah).

Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang memakan waktu hampir 24 jam non stop. Oleh karena itu, seorang ibu semaksimal mungkin harus mampu menjadikan rumah tangganya seperti sebuah “kantor” yang menyenangkan. Anak-anak adalah partner sekaligus bawahan yang harus mampu dimanage dengan baik. Begitu pula seorang ayah, sebagai pemimpin dalam keluarga, tentu memiliki tanggung jawab utama sebagai imam dalam membawa dan mengarahkan keluarga yang dipimpinnya agar senantiasa berada dalam jalur ketaatan kepada-Nya serta memastikan nafkah dan kesejahteraan buat keluarganya dapat terpenuhi.

Dengan berbagai kesibukan dan “keruwetan” yang dialami sehari-hari, tidak jarang orang tua merasakan kejengkelan, ataupun rasa kesal, akibat tingkah polah anak-anak yang tidak sesuai dengan harapan mereka. Perubahan jaman dan pergeseran nilai akibat perkembangan teknologi dan arus globalisasi cenderung mewarnai dan mempengaruhi perkembangan perilaku anak. Untuk itu dibutuhkan kesabaran yang amat luas dan memahami ilmu tentang keluarga bagi para orang tua muslim (parenting islami). Khususnya untuk seorang ibu yang secara fitrah dan tugasnya mendampingi, membimbing dan mendidik anak-anak hingga suatu saat nanti siap lepas landas menjadi manusia dewasa yang mandiri, beriman serta berakhlak.

Berikut ini penulis sampaikan tulisan yang sangat ringan, berisi cerita keluarga sehari-hari, sekaligus motivasi buat para orang tua yang seringkali dijengkelkan oleh polah dan tingkah laku anak-anak. Diposting oleh Yoanita Astrid pada blog strobela.blogspot.co.id.

Hanya Soal Waktu

Hanya soal waktu…
Saat rumahmu akan sebersih dan serapih rumah2 dalam majalah2 yang sering kau irikan itu
Maka… nikmatilah setiap detik letihmu yang harus berpuluh kali membereskan kekacauan yang mereka buat

Hanya soal waktu…
Saat mereka tak mau lagi kau gandeng, peluk atau sekedar kau cium rambutnya
Maka… berbahagialah ketika mereka selalu membuntutimu kemanapun kakimu melangkah, meski kadang hal itu mengesalkanmu,
bagi mereka tak ada selainmu

Hanya soal waktu…
Saat kau tak lagi jadi si serba tahu dan tempat mengadu
Maka… bersabarlah dengan rentetan pertanyaan juga celoteh riang dari mulut mungil mereka yang kadang membuat dahimu mengernyit atau keasyikanmu terhenti

Hanya soal waktu…
Saat mereka mulai meminta kamarnya masing2 dan melarangmu mengutak atik segala rupa apa yang di dalamnya
Maka… tahan emosimu dari rengekan manja mereka saat minta kelon atau dongeng sebelum tidur ketika mata 5 wattmu juga meminta haknya

Hanya soal waktu…
Saat mereka menemukan separo hatinya untuk selanjutnya membangun sarangnya sendiri…
Mungkin saat itu posisimu tak lagi sepenting hari ini
Maka… resapilah setiap mili kebersamaanmu dengan mereka selagi bisa

Karena tak butuh waktu lama menunggu kaki kecil mereka tumbuh menjadi sayap yang kan membawanya pergi menggapai asa dan cita

Kelak kau hanya bisa menengok kamar kosong yang hanya sekali dua akan ditempati penghuninya saat pulang…
Termangu menghirup aroma kenangan di dalamnya dan lalu tercenung “dulu kamar ini pernah begitu riuh dan ceria”
Dan kau begitu merindukannya

Kelak kau akan sering menunggu dering telepon mereka untuk sekedar menanyakan “apa kabarmu ibu”?
Dan kau akan begitu bersemangat menjawabnya dengan cerita-cerita tak penting hari ini

Kelak kau akan merindukan acara memasak makanan kegemaran mereka dan merasa sangat puas saat melihat hasil masakanmu tandas di piring mereka

Janganlah keegoisanmu hari ini akan membawa sesal di kelak kemudian hari
Kau takkan pernah bisa memundurkannya sekalipun sedetik untuk sekedar sedikit memperbaikinya

Karena waktu berjalan…
Ya… ia berlari…
Tidak…. ia terbang…
Dan dia tak pernah mundur kembali…

Mari sayangi anak-anak kita sepenuh hati dengan kesabaran tanpa batas. Merekalah investasi masa depan kita yang sesungguhnya.

Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dan manfaat dari sepenggal cerita keluarga ini.
Aamiin.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

GRATIS! 150+ Video Aesthetic untuk Media Sosial Kamu
This is default text for notification bar