Cerita Mualaf Cilik 8 Tahun Mengucap Dua Kalimat Syahadat

cerita-mualaf-cilik-mengucap-dua-kalimat-syahadat
sumber : jpnn.com

CERITA MUALAF CILIK MENGUCAP DUA KALIMAT SYAHADAT. Alhamdulillah di pagi hari yang cerah ini penulis sempat membaca pada salah satu portal berita yang menyajikan berita tentang hijrahnya seorang bocah cilik dari kota Ketapang Pontianak. Kejadiannya sendiri terjadi beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 5 Oktober 2017. Yang menjadi sangat istimewa adalah, bagaimana latar belakang dari bocah cilik yang bernama Yogi Setiady ini. Pada umumnya seseorang masuk islam karena mendapatkan hidayah ketika usia-usia masa pencarian diri atau pada usia yang lebih dewasa lagi. Akan tetapi hal ini tidak berlaku bagi Yogi. Maha besar Allah yang telah memberikan hidayah-Nya bagi bocah cilik ini. Di usianya yang baru menginjak delapan tahun (kelas 2 SD), Yogi sudah berani menentukan pilihan hidupnya dan menyatakan kebulatan tekad untuk masuk Islam dan menjadi mualaf.

Seperti diberitakan oleh portal berita JPNN.COM, hari Kamis, 05 Oktober kemarin, Yogi Setiady mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Delta Pawan, Ketapang Pontianak, Kalimantan Barat. Kedatangan Yogi didampingi oleh ibu kandungnya yang merupakan seorang non muslim. Ibu ini mengantarkan anaknya ke KUA untuk mendaftar perpindahan keyakinan menjadi seorang muslim.

Kepala KUA Kecamatan Delta Pawan, M. Syafi’ie Huddin membenarkan kejadian tesebut. Yogi Setiady adalah anak kelas 2 SD dari salah satu sekolah dasar negeri di Ketapang. “Nama anak itu Yogi Setiady. Umurnya baru delapan tahun, kelas 2 SD. Ia diantar ke sini (kantor KUA) oleh ibunya, namanya Eriyanti,” kata Syafi’ie kepada Pontianak Post, Jumat (6/10).

Beliau menjelaskan bahwa sebelumnya memang ada seseorang yang mengambil formulir untuk masuk Islam. Namun, beliau tidak terlalu terkejut karena hal ini sudah biasa terjadi. “Biasanya yang mengambil formulir menjadi mualaf adalah remaja yang terbentur dengan perbedaan agama ketika ingin menikah. Jadi saya anggap biasa,” ujarnya.

Beberapa hari kemudian yaitu pada Kamis (5/10) sekitar pukul 14.00 WIB, datang seorang ibu beserta anak laki-lakinya yang diiringi oleh beberapa pria mendatangi datang ke Kantor KUA Delta Pawan. Rupanya yang datang itu adalah orang yang beberapa hari sebelumnya mengambil formulir masuk islam tersebut. Beliaupun menanyakan siapakah dari rombongan tersebut yang akan masuk Islam. “Sempat tidak percaya kalau yang mau masuk Islam itu anak itu, karena usianya masih delapan tahun,” ucap Syafi’ie.

Jawaban dari ibu si bocak cilik itu cukup membuat Syafi’ie terkejut. “Mau diapakan lagi Pak Ustaz, dari dulu memang memaksa mau masuk Islam. Ini kemauannya sendiri sudah dari dulu,” ujar Syafi’ie menirukan kalimat ibu Yogi.

Hal lain yang juga mengejutkan Syafi’ie adalah kenyataan bahwa bocah cilik tersebut ternyata memiliki pengetahuan tentang Islam yang cukup bagus untuk anak seusianya. Yogi yang berniat masuk Islam dan menjadi mualaf sudah mampu menghafalkan beberapa surah pendek dalam alquran. Begitu pula saat mengucapkan dua kalimat syahadat, bocah mualaf ini dengan lancar dan fasih mengucapkannya bahkan beserta artinya. Begitu pula dengan beberapa doa pendek dan doa untuk kedua orang tuanya,” ujar Syafi’ie.

Kemudian Syafi’ie pun melanjutkan cerita mualaf cilik tersebut yang ternyata selama ini sudah sering ikut dalam kegiatan-kegiatan keislaman di surau dan masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Sore hari Yogi juga sering ikut belajar mengaji dan shalat. “Kata ibunya setiap Jumat selalu ke masjid ikut shalat Jumat. Baju koko dan kopiah pinjam sama temannya,” paparnya.

Syafi’ie pun mengaku sangat terharu mendengar cerita mualaf cilik ini yang memiliki keinginan sangat besar untuk memeluk dan belajar ilmu tentang Islam. Beliau mengatakan bahwa sepanjang tugasnya di sana, yang sudah berjalan selama 19 tahun, baru kali pertama itulah mendapati anak yang belum baligh mau masuk Islam atas kehendaknya sendiri disertai kemauan yang sangat luar biasa. Bahkan beliau juga menyatakan bahwa bocah cilik itu ternyata memiliki cita-cita yang sangat kuat untuk menjadi seorang ustadz kelak ketika sudah dewasa.

Selanjutnya Yogi diarahkan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan ibu dan dua orang saksi yaitu guru agama dan guru sekolahnya. Selanjutnya Syafi’ie pun sangat berharap agar setelah mengucapkan dua kalimat syahadat ini, Yogi pun dapat terus dibimbing untuk belajar tentang Islam oleh orang-orang di sekitarnya hingga tercapai keinginannya untuk dapat masuk pesantren.

Demikianlah cerita mualaf cilik yang masuk islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lancar dan fasih, disertai dengan keyakinan dan keinginan yang kuat untuk menyatakan keislamanya pada usianya yang masih sangat belia. Sungguh sangat mengharukan dan memberikan hikmah tersendiri bagi kita yang membaca kisahnya ini. Semoga Yogi Setiady terus dilimpahi dengan keistiqamahan dalam menggali ilmu agama Islam dan dapat menggapai cita-citanya untuk menjadi ustadz serta dapat mendakwahkan Islam lebih luas lagi. Aamiin.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

GRATIS! 150+ Video Aesthetic untuk Media Sosial Kamu
This is default text for notification bar