PERANG BADAR MELAWAN KEMUSTAHILAN. Sahabat quran yang dimuliakan Allah, tentu sahabat sekalian sudah tahu kisah tentang Perang Badar. Ya, Perang Badar adalah perang besar pertama, antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, melawan musuh-musuhnya pada masa itu.
Perang ini berlangsung pada bulan Ramadhan, tepatnya tanggal 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriah. Pertempuran antara kaum muslimin melawan musuhnya, yaitu pasukan Quraisy dari Mekkah, merupakan pertempuran yang sesungguhnya tidak seimbang. Mengapa ? Karena kaum muslimin pada saat itu hanya berjumlah lebih kurang 300-an orang, sementara di pihak musuh, berjumlah 1000-an orang.
Akan tetapi, akhir dari pertempuran itu, sama-sama sudah kita ketahui, yaitu dimenangkan oleh kaum muslimin yang berjumlah hanya 1/3 dari pasukan musuh, kaum Quraisy. Pasukan Islam yang berjumlah 300-an orang itu, mampu mengalahkan pasukan musuh yang berjumlah 3 kali lipat, atau sekitar 1000-an orang. Sungguh sebuah keajaiban telah terjadi, kejadian yang telah menembus batas nalar manusia. Semua itu hanya terjadi berkat pertolongan Allah SWT.
Dari Umar Ibnu Khaththab r.a. dia berkata, “Ketika Perang Badar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat kepada kaum musyrikin dan mereka berjumlah seribu orang sedangkan para sahabatnya berjumlah tiga ratus sembilan belas orang, lalu Nabi Muhammad SAW menghadap ke kiblat, mengangkat tangan dan berdo’a kepada Rabbnya, di antara doa yang beliau ucapkan adalah:
اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ
Artinya: “Ya Allah Azza wa Jalla , penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla, berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini.” (HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763)
Dalam riwayat ini juga disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW terus bermunajat kepada Allah SWT, hingga selendang beliau jatuh dari pundak. Abu Bakar Siddiq r.a datang kemudian mengambil selendang tersebut dan meletakkan kembali di pundak beliau.
Abu Bakar Siddiq r.a berkata, “Wahai Nabi Allah Azza wa Jalla, sudah cukup engkau bermunajat kepada Rabbmu dan Allah Azza wa Jalla pasti akan memenuhi janji-Nya.”
Kemudian turunlah firman Allah SWT,
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
Artinya : “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : “Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut.” ( QS. Al-Anfal : 9 )
Setelah itu Abu Bakar r.a memegang tangan beliau dan berkata, “Cukup wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, engkau telah berkali-kali memohon kepada Rabbmu”. Kemudian Rasulullah SAW pun mengambil baju besi dan segera terjun ke medan tempur, seraya membaca firman Allah SWT :
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
Artinya : “Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. ( QS. Al-Qamar : 45 )
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Umar bin Khattab r.a berkata,
“Golongan manakah yang akan dikalahkan? Dan golongan apa yang akan dimenangkan?” Umar bin Khattab r.a melanjutkan, “Tatkala perang Badar aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerjang musuh dengan baju besinya, seraya mengucapkan ayat ini. Ketika itu tahulah aku maksud ayat ini.”
(Disadur dari as-Sîratun Nabawiyah Fî Dhau’il Mashâdiril Ashliyah, hal. 342-347)
(Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII/1430H/2009. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016)
sumber : almanhaj
PASUKAN BADAR & BUKU MELAWAN KEMUSTAHILAN
Sahabat quran yang dimuliakan Allah, keajaiban-keajaiban dalam kehidupan para nabi dan rasul, begitu pula dengan para sahabat dan orang-orang terdahulu, sudah jamak kita baca kisahnya. Dan seringkali menjadi ibrah tersendiri bagi kita sebagai bekal menjalani kehidupan di dunia ini.
Seperti keajaiban yang kita baca dari kisah Perang Badar di atas, bisa kita sebut sebagai buah dari kekuatan doa dan ikhtiar dalam melawan kemustahilan, atau menembus batas nalar yang bisa di terima oleh akal manusia. Sekali lagi semua hanya bisa terjadi, semata karena kekuasaan dan kehendak Allah SWT.
Bagi kita umat akhir zaman, kejadian-kejadian dalam keseharian kita, yang kita kategorikan sebagai keajaiban pun dapat pula terjadi. Beberapa kisah kehidupan orang-orang yang pernah mengalami kejadian yang dapat dikategorikan sebagai kejaiban, mungkin sudah pernah dicatat bahkan dibukukan dalam berbagai media, seperti buku, novel, film dan lain sebagainya.
Salah satu keajaiban yang mampu menembus batas nalar, melawan kemustahilan yang akan kami bagi kisahnya adalah, pengalaman hidup dari seorang seorang pebisnis muda, yang kisah hidupnya bisa diibaratkan seperti roller coaster. Begitu dinamis dan penuh dengan lika-liku cobaan dan tantangan, yang tidak ditakdirkan diterima dan dialami oleh banyak orang.
Akan tetapi yang menarik dan menjadi pelajaran adalah bagaimana pemuda ini menyikapi dan menghadapi serta menjalaninya. Mungkin terlalu jauh dan tidak layak kita bandingkan dengan peristiwa Perang Badar di atas, akan tetapi inspirasi semangat dan motivasi dari perjuangan pebisnis muda ini, bisa menjadi pelajaran dan ibrah bagi siapapun yang membacanya, seperti membaca kisah Perang Badar yang fenomenal di atas.
Dewa Eka Prayoga, atau sering dipanggil dengan sebutan kang Dewa, dan Dewa Selling adalah julukan yang disematkan kepadanya, sebagai penghargaan atas kemampuan marketingnya yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Sebuah peristiwa melawan kemustahilan pun terjadi dalam perjalanan hidupnya.
Ketika usianya baru menginjak 21 tahun, disaat pemuda seusianya sedang asyik-asyiknya menikmati masa kuliah, kang Dewa sudah harus menghadapi cobaan luar biasa. Disela waktu kuliahnya, ia aktif berbisnis dan sempat menjalin kerjasama dengan seorang sahabatnya, untuk menyediakan jasa pengadaan peralatan. Tak disangka kerjasama itu ternyata berujung pada pengkhianatan dan penipuan yang meninggalkan bebang hutang hingga 7,7 miliar.
Belum habis beban hutang tersebut terselesaikan, ia terserang satu penyakit langka yang menyebabkan kelumpuhan total dan berdasarkan data kejadian yang menimpa penderita lain, peluang untuk hidup dan kembali sehat normal hampir tidak ada, hingga divonis usianya tak akan lama.
Walaupun ia manusia yang hidup di zaman sekarang, tapi keajaiban-keajaiban itu masih ada. Iman yang kokoh, diiringi dengan doa-doa serta motivasi dari orang terdekat, qadarullah kang Dewa lolos dari kematian. Ia mampu bangkit kembali dan membangun kerajaan bisnisnya, hingga mampu melunasi hutang 7,7 miliar dalam waktu singkat.
Nalar manusia berkata, mustahil mampu melunasi hutangnya dengan kondisi hampir nol bahkan minus, mustahil sembuh dari penyakit langka yang dideritanya, karena data menunjukkan tak ada yang sembuh total tanpa cacat. Akan tetapi kekuatan keyakinan dan keimanan, kepasrahan total akan kuasa dan kehendak-Nya, serta dukungan orang-orang terdekat yang juga memiliki frekuensi yang sama, ternyata menjadi jalan munculnya keajaiban.
Pengusaha muda ini, kini sering memberikan motivasi dan berbagi pengalaman, kepada pengusaha-pengusaha lainnya, agar tidak bernasib sama dalam menjalani bisnisnya. Tak heran jika banyak yang merasa terbantu dibuatnya.
Sebagai refleksi rasa syukur dan semangat untuk berbagi sebagai bagian dari wujud keimanan, melaksanakan sunnah Rasulullah SAW, sebagaimana hadist yang berbunyi,
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat…” (HR. Bukhari)
Kang Dewa mencoba berbagi kisah-kisahnya melalui media buku. Tahun 2017 lalu, bersama dengan pengarang novel best seller Asma Nadia, ia menelurkan novel berjudul “Bidadari Untuk Dewa“. Atas izin Allah, novel tersebut menjadi best seller, hanya dalam waktu 2 minggu telah laku terjual puluhan ribu eksemplar.
Kali ini, kang Dewa akan kembali menerbitkan sebuah buku, yang juga ditulis berdasarkan pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian istimewa dalam kehidupannya tersebut, yang ia sebut sebagai sebuah keajaiban. Buku motivasi dan penuh dengan pelajaran ini akan diberi judul “MELAWAN KEMUSTAHILAN“.
Judul ini diambil sebagai gambaran tentang inspirasi perjuangan melawan kemustahilan, dalam kehidupan kang Dewa, yang diawalnya seperti sulit untuk dilalui atau dilewati, bahkan dapat disebut mustahil, akan tetapi atas kehendak Allah, berakhir dengan kemenangan. Semua bisa terjadi karena doa tanpa putus, ikhtiar yang maksimal, serta kepasrahan yang total kepada-Nya.
Harapannya tak ada yang lain, selain dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya buat pembacanya, mengambil ibrah, semangat dan inspirasi yang tersirat dan tersurat dari kejadian-kejadian yang ia alami.
Bagi sahabat yang ingin memiliki buku ini, dapat mengikuti perkembangan masa launching / pre-order buku “MELAWAN KEMUSTAHILAN” melalui grup Whatsapp, dengan klik tombol berikut ini :
Silahkan sahabat ikuti tautan di atas agar dapat bergabung dalam grup Whatsapp Pre-Order buku “MELAWAN KEMUSTAHILAN” yang rencananya akan dibuka pemesanan pre-ordernya mulai tanggal 13 – 27 November 2018 nanti.
Lalu apa sih yang dimaksud dengan PASUKAN BADAR pada sub judul di atas ?
PASUKAN BADAR adalah nama untuk reseller yang mau berjuang bersama untuk ikut memasarkan buku ini. Kenapa disebut Pasukan Badar ? Apa gak terlalu berlebihan yak ?
Untuk penjelasan tentang PASUKAN BADAR, sahabat dapat menuju pada artikel berikut ini : Pasukan Badar Melawan Kemustahilan.
Jangan lupa, agar tidak ketinggalan info Pre-Order buku “MELAWAN KEMUSTAHILAN” dari Dewa Eka Prayoga, klik dahulu tombol di atas untuk bergabung dalam grup Whatsapp Pre-Order buku tersebut.
#PasukanBadar
#MelawanKemustahilan
Semoga Bermanfaat.