Sandal Nabi Muhammad SAW: Kisah Unik Penuh Hikmah

SANDAL NABI MUHAMMAD SAW. Sahabat pembaca Pondok Islami yang dimuliakan Allah, Bulan Rajab adalah salah satu bulan dari 4 bulan yang termasuk dalam bulan-bulan Haram (Arba’atul Hurum). Oleh karenanya banyak sekali keutamaan Bulan Rajab yang sangat sayang untuk dilewatkan oleh setiap umat muslim.

gambar-sandal-rasulullah
Replika sandal Rasulullah pada pameran Hijrah Exhibition, Ithrah, Arab Saudi.
(sumber : khasanah.republika.co.id)

Salah satu keutamaan Bulan Rajab adalah terjadinya peristiwa Isra Mi’raj, yaitu sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Lewat peristiwa perjalanan “ajaib” inilah Nabi Muhammad menerima perintah langsung untuk menunaikan shalat 5 waktu, sebagai kewajiban baginya dan umatnya.

Sebuah perjalanan yang penuh misteri dan keajaiban, bahkan hingga kini, di masa ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat canggih dan maju. Dari Masjidil Haram di kota Mekkah ke Masjidil Aqso di negeri Syam (Palestina), dilanjutkan hingga ke Sidratul Muntaha, yang dilakukan hanya dalam satu malam saja, Masya Allah.

Bukan hanya itu saja, peristiwa bersejarah itu meninggalkan banyak kisah hikmah, salah satu diantaranya adalah kisah tentang sandal Nabi Muhammad SAW. Kisah ini penulis dapat dari tulisan Ustadz Arafat, penulis buku Hijrah Rezeki dalam kanal telegram milik beliau.

Kisah ini menurut penulis bukan hanya penuh hikmah tapi juga menarik/unik dan mengandung ibroh / pelajaran yang sangat dalam bagi kita umat Nabi Muhammad. Nah, bagaimana kisahnya ? Yuk, kita simak terus artikel ini hingga akhir.

Kisah Sandal Nabi Muhammad SAW

Sebelum membaca kisahnya, sahabat pembaca tentu penasaran, sebenarnya seperti apa sih bentuk dari sandal Nabi Muhammad itu ? Di awal artikel penulis sudah tampilkan foto dari bentuk replika sandal Nabi Muhammad, yang diambil saat pameran Hijrah di gedung Ithra, Saudi Arabia.

Nah, berdasarakan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, berdasarkan cerita sahabat Anas bin Malik, model sandal Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam itu memiliki dua tali qibal. Qibal sendiri adalah bentuk jalinan tali yang dibuat sedemian rupa pada sandal hingga jemari kaki yang menghimpitnya dapat merasakan nyaman saat digunakan.

Imam Tirmidzi pun meriwatkan dalam hadits yang kurang lebih sama. “Sandal Nabi Muhammad SAW memiliki dua tali qibal yang bercabang dua.” Imam Nasa’i menambahkan, sandal  Rasulullah SAW itu dijahit.

Berdasarkan dari hadits yang bersumber dari Aisyah. Ada orang bertanya kepada Ummul Mukminin ini, “Apa kegiatan Rasulullah SAW di rumah?” Aisyah menjawab, “Yang beliau lakukan tidak berbeda dengan apa yang biasa kalian lakukan di rumah. Beliau menjahit sandal dan bajunya sendiri.”

Selain bertali, Imam Bukhari menambahkan, sandal Rasulullah terbuat dari kulit dan tak berbulu (polos). Abdullah bin Umar suka memakai sandal seperti ini, karena ia beliau suka meneladani apa yang di lihat pada Nabi Muhammad SAW.

Nah, kira-kira sudah dapat ya, bayangan seperti apa sih sandal yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW. Kisah unik dari sandal beliau bermula saat malam Isra Mi’raj itu, Malaikat Jibril datang menghampiri Nabi Muhammad.

Beliau datang bukan untuk menyampaikan wahyu seperti biasanya, melainkan untuk mengajak Nabi Muhammad dalam sebuah perjalanan suci. Malaikat Jibril menjelaskan secara singkat bahwa perjalanan ini bukan hanya melintasi alam dunia ke Masjid Al-Aqso, bahkan melintasi alam malakut (alam roh) dan berakhir di alam a’laa (tertinggi) untuk menerima perintah shalat secara langsung dari Allah.

Untuk perjalanan suci itu Allah telah menyiapkan pula sang Buraq sebagai kendaraan bagi Nabi Muhammad. Mendengar deskripsi Malaikat Jibril tentang kesucian perjalanan ini, maka Nabi Muhammad pun melepaskan sandalnya saat menghampiri Buraq.

Saat itu Beliau teringat kisah Nabi Musa (dalam Surat Toha ayat 12) yang melepas sandalnya saat memasuki sebuah gua suci untuk mendengarkan kalam Allah secara langsung. Malaikat Jibril pun menegur Nabi Muhammad, “Ya Rasul, dahulu Nabi Musa melepas sandalnya karena memang perintah Allah. Adapun sekarang tidak ada perintah Allah kepadaku agar engkau melepaskan sandalmu itu wahai Rasul. Karena itu pakailah kembali sandal tersebut

Nabi Muhammad pun memakai kembali sandalnya, dan kemudian beliau melakukan perjalanan ke Masjid Al-Aqso kemudian menuju ke langit, bahkan sampai ke Arsy sandal tersebut ikut mengalaminya juga.

Sungguh unik dan menggetarkan kisah tentang sandal Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam ini buat penulis saat membacanya. Sahabat pembaca pasti tahu juga alasannya, karena kisah ini hendak menyampaikan pesan mendalam bagi kita umat Nabi Muhammad, bagaimana tingginya kedudukan Rasulullah jika dibandingkan dengan seluruh mahluk.

Jangankan diri pribadi Rasulullah, bahkan sandalnya saja demikian mulia dan terhormat, hingga bisa menjangkau Arsy, yang bahkan malaikat Jibril pun tidak bisa menjangkaunya. Para ulama sepakat untuk mengatakan bahwa sandal yang melekat di kaki Nabi Muhammad lebih mulia dari semua maqam, karena sandal tersebut ikut diizinkan masuk bersama Nabi Muhammad ke wilayah tersebut, kecuali Nabi Muhammad disebabkan ketinggian maqamnya yang melebihi makhluk yang lainnya.

Sandal itu meskipun awalnya berada di bumi, diinjak oleh Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam dalam kesehariannya. Kulit sandal yang senantiasa bersentuhan dengan kulit mulia dari baginda Nabi Muhammad, maka sandal itu pun bisa mendapatkan kemuliaan bersama Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam.

Hikmah di Balik Kisah

Sahabat pembaca yang dimuliakan Allah, dari kisah sandal Nabi Muhammad SAW ini, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dan hikmah yang sangat dalam. Diantara hikmah-hikmah yang penulis rasakan adalah :

  1. Sebuah sandal yang dalam kesehariannya menurut pandangan kita tidak memiliki “kemuliaan”, karena hanya sebuah barang “mati” yang tidak bisa dibandingkan dengan manusia. Ternyata bisa menjangkau Arsy tertinggi karena dekat dengan manusia mulia Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam.
  2. Jika sandal saja bisa sedemikian mulianya, apalagi kita sebagai manusia, hamba Allah, umat dari Nabi tercinta, kekasih Allah, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam ?
  3. Sungguh sangat merugi jika kita tidak mencintai Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam. Sungguh merugi kalau kita tidak mencontoh semua sunnah-sunnah Nabi Muhammad. Sungguh merugi jika kita tidak senang dan cinta untuk selalu menyertai keseharian kita dengan membacakan shalawat kepada Nabi kita, Muhammad shallalaahu ‘alaihi wassalam.
sandal_nabi_muhammad_saw

Semua dari kita tentu sangat berharap bisa ke surga Allah bersama dengan orang-orang yang kita cintai dan sayangi. Allah dan Rasul-Nya telah memberikan jalan untuk ke arah sana dengan salah satunya selalu mencintai Allah dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam dengan segenap jiwa dan raga kita. Sandal saja bisa semulia itu jika berdekatan dengan Nabi Muhammad, apalagi kita ?

Yuk, semangat untuk mulai dan selalu mencintai junjungan kita, mahluk paling mulia, Nabi terkasih Allah subhanahu wata’ala.

Dari Anas, Nabi Muhammad SAW bersabda,


قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ

Artinya: “Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. [yaitu] menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka,’”(H.R. Bukhari Muslim).

Allah juga berfirman dalam Al-Quran,


قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْ وَاِخْوَانُكُمْ وَاَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَاَمْوَالُ ِۨاقْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَجِهَادٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَبَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ ࣖ ٢٤

Artinya: “Katakanlah [Nabi Muhammad], ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, serta tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.’ Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik,”(QS. At-Taubah : 24)

Demikianlah sahabat pembaca kisah Sandal Nabi Muhammad SAW yang bisa penulis sampaikan. Semoga saja kisah ini bisa menjadi penyemangat dan motivasi kita untuk lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya, Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wassalam, agar kita masuk dalam golongan hamba-Nya yang terangkat derajat kemuliaannya disisi Allah kelak. Aaamiin Allahumma Aamiin.

Barakallahu fiikum.

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.