CARA MENGATUR KEUANGAN USAHA DAN PRIBADI. Bagi seorang pengusaha, mengatur keuangan usaha, merupakan sebuah ilmu dan keterampilan yang wajib untuk dipelajari. Apalagi jika Anda masih baru terjun menggeluti dunia usaha.
Setelah usaha Anda mulai berjalan, dan mulai dapat menghasilkan omset yang rutin, maka segeralah belajar untuk mengatur keuangan bisnis/usaha Anda dengan benar. Sayangnya, masih banyak yang menganggap ini hal gak penting.
Kebanyakan orang hanya belajar teknik-teknik untuk bisa menghasilkan uang ke bisnisnya, seperti yang sudah pernah dibahas pada artikel terdahulu tentang belajar bisnis untuk pemula dan pola pikir wirausahawan agar terus bertumbuh.
Padahal, teknik-teknik itu harus diimbangi pula dengan cara mengatur keuangan yang benar.
Kenapa? Ibaratkan sebuah kendaraan, kemampuan untuk mendapatkan uang adalah gasnya, sementara kemampuan untuk mengatur uang adalah remnya.
Kalau Anda naik kendaraan, hanya menginjak pedal gas saja, maka bisa dipastikan kendaraan Anda akan kebablasan, tabrak sana tabrak sini. Begitupun dalam kehidupan Anda, khususnya di bisnis yang sedang Anda bangun.
Jika Anda hanya tahu cara mencari uang saja, tanpa tahu bagaimana mengatur uang yang sudah Anda hasilkan, maka uang sebanyak apapun akan habis juga. Jika ingin aman dari segi financial, maka seseorang perlu belajar tentang cara mengatur uangnya, apalagi bagi seorang pengusaha.
Sebaliknya, walaupun penghasilan seseorang, bagi sebagian orang dinilai kecil. Akan tetapi jika pengaturannya benar, maka berapapun nominalnya, insya Allah akan mencukupi.
Menghasilkan saja tidak cukup, perlu diimbangi juga dengan pengaturan yang baik. Oleh karena itu, sekarang kita akan sama-sama belajar, utamanya bagi Anda yang baru mulai usaha untuk pemula, tentang bagaimana cara mengatur keuangan usaha secara praktis.
MINDSET CUKUP
Diluaran sana, banyak yang mengajarkan cara mengatur keuangan, tapi mereka lupa untuk memotivasi orang untuk mengejar angka cukup. Jika mau belajar cara mengatur keuangan, pertama-tama wajib diketahui dulu, angka cukup Anda.
Apa itu angka cukup ?
Angka cukup adalah nominal penghasilan, yang jika itu tercapai, maka kebutuhan bulanan Anda akan terpenuhi atau tidak kekurangan. Tapi perlu pula diingat, sebelumnya Anda sudah mampu untuk membedakan, antara kebutuhan dan keinginan.
Memang ada perbedaan antaran kebutuhan dan keinginan ? Untuk jelasnya silahkan simak artikel Kami terdahulu tentang perbedaan kebutuhan dan keinginan.
Kita lanjut dengan angka cukup ya. Jadi, berapa angka cukup Anda?
3 juta?
5 juta?
10 juta?
Diatas itu?
Coba Anda hitung dahulu, berapa angka cukup Anda.
Salah satu yang membuat bisnis jalan ditempat adalah banyak pengusaha yang tidak pernah tahu berapa angka cukupnya. Mereka hanya sibuk jualan saja, sibuk mendatangkan uang ke bisnis mereka.
Tapi mereka tidak tahu berapa angka cukup mereka. Ini bisa menjadi situasi yang berbahaya. Karena berapapun penghasilannya jadi tidak pernah terukur, apakah bulan itu lebih, atau kurang.
Gampangnya, bisa diambil contoh seseorang dengan angka cukup perbulannya misal diangka 3 juta rupiah. Jika di bulan itu dia hanya mendapatkan 1 juta, berarti dia mengalami kekurangan.
Kalau dia tidak tahu angka cukupnya, maka dia hanya akan jualan dan jualan terus tanpa target. Begitu terus, tidak jelas apa yang akan ditujunya. Padahal, jika ia tahu angka cukupnya, maka secara tidak langsung tubuh akan mencari cara agar itu bisa tercapai.
Contoh berikutnya, misal ternyata disatu waktu, seseorang yang angka cukupnya 3 juta perbulan, dapat 5 juta per bulan. Berarti bulan itu penghasilannya berlebih.
Sayangnya, karena tidak tahu angka cukupnya, akhirnya orang tersebut cenderung akan melakukan pemborosan. Kelebihan penghasilannya, tidak dialokasikan dengan baik. Akhirnya uangnya lenyap begitu saja.
Dari 2 ilustrasi diatas, semoga bisa cukup memberikan Anda gambaran, bahwa mengetahui berapa angka cukup, yang harus di kejar itu perlu. Lalu bagaimana cara mengetahui berapa angka cukup kita ?
Berikut tips praktis berupa contoh bagaimana cara menghitung pengeluaran rutin Anda, dan pengeluaran harian yang Anda butuhkan.
Misal pengeluaran rutin Anda tiap bulan sebagai berikut, misal paket internet, transportasi, cicilan dan sejenisnya, ini nilainya 1,5 juta. Kemudian, perhari untuk makan, dan ini itu perlu biaya 100ribu, jadi total sebulan 100ribu x 30 hari = 3 juta.
Maka total 3 juta ditambah 1,5 juta dari biaya rutin, sama dengan 4,5 juta. Jadi 4,5 juta adalah angka cukupnya. Sekarang, tinggal pikirkan gimana caranya dapat 4,5 juta.
Begitu ya, cara sederhananya, hitung angka cukup Anda. Jika nilainya jelas, maka Anda akan bisa atur uangnya. Kejar uangnya, baru diatur.
CARA MENGHITUNG DAN MENGATUR KEUANGAN USAHA
Sekarang, kita masuk ke yang lebih teknis lagi, tentang bagaimana menghitung keuangan usaha. Saat seseorang berbisnis, maka dia akan akrab dengan yang namanya OMZET.
OMZET, adalah total penjualan. Misal harga produk 100ribu, kemudian berhasil jual 100 pcs, maka 100ribu x 100, dapat total 10 juta. Nah, 10 juta itu artinya Omzet.
Hati-hati, banyak yang sering terpeleset disini. Omzet dianggap penghasilan, padahal setelah omzet masih ada lagi pengeluaran yang lainnya.
Dalam Omzet ada istilah COGS (cost of goods sold), biasanya dikenal dengan nama harga pokok penjualan (HPP) dan ada pula GROSS PROFIT (keuntungan kotor).
Kita bahas pelan-pelan ya.
COGS adalah modal kita, sementara GROSS PROFIT adalah keuntungan kotor. Misal dari studi kasus 10 juta diatas, modalnya adalah 6 Juta, maka COGS-nya 6 juta.
Berapakah GROSS PROFIT-nya ?
GROSS PROFIT adalah OMZET – MODAL (COGS), yaitu 10 Juta dikurang 6 juta, ketemu angka 4 Juta.
Nah, COGS (MODAL) ini harus dikembalikan ke bisnis, agar bisa putar lagi, sehingga bisnis bisa terus berjalan.
Sedangkan GROSS PROFIT perlu dikelola dengan baik. Nah, masalahnya, banyak yang masih terjebak disini. GROSS PROFIT memang keuntungan, tapi keuntungan itu gak sepenuhnya bisa dipakai. Lho kenapa begitu ?
Iya, karena itu masih merupakan keuntungan kotor, artinya masih ada komponen di dalamnya yang harus dikeluarkan lagi. Kebanyakan orang menggunakan GROSS PROFIT untuk langsung digunakan secara pribadi, padahal ini salah.
Kalau caranya seperti itu, bisa dipastikan usahanya tidak akan bertumbuh, tidak akan bisa berkembang menjadi besar. Jangan gunakan semua GROSS PROFIT, karena masih ada komponen OPERASIONAL dan EXPENSES (fixed cost) didalamnya.
OPERASIONAL adalah segala macam pengeluaran untuk operasi bisnis, seperti bahan bakar, pulsa, ongkos listrik, dan lain-lain.
EXPENSES (fixed cost) adalah pengeluaran yang wajib dibayar bisnis, seperti gaji, komisi tim penjualan, hutang jika ada.
Nah, kita pakai studi kasus diatas, katakan saja EXPENSES dan OPERASIONAL senilai 1 Juta. Jadi dari GROSS PROFIT 4 juta, maka tersisa 3 juta, karena 1 jutanya harus membayar EXPENSES (fixed cost) dan OPERASIONAL.
Nah, sisa 3 juta ini, barulah disebut keuntungan bersih (NET PROFIT), rumusnya adalah : GROSS PROFIT – EXPENSES – OPERASIONAL.
Jadi NET PROFIT = GROSS PROFIT – (EXPENSES + OPERASIONAL).
Net Profit inilah yang bisa digunakan, tapi perlu berhati-hati juga, karena NET PROFIT itu terdiri dari 2 unsur. Ada yang namanya CASH (uang cash), ada juga berupa non CASH.
Jadi NET PROFIT itu adalah berupa laporan perhitungan, seperti contoh hitung-hitungan di atas. Tapi bisa jadi secara CASH-nya ternyata tidak sama.
Koq bisa begitu ? Karena bisa jadi NET PROFIT – nya tidak semua berupa CASH (uang cash di tangan kita). Bisa jadi masih berupa piutang, alias pembeli yang belum bayar/menunggak. Bisa juga kesalahan pencatatan transaksi.
Kalau NET PROFIT = CASH artinya laporan keuangannya bagus, kalau NET PROFIT tidak sama dengan Cash, hati-hati, perlu dicari penyebabnya, mengapa tidak sesuai antara laporan dan CASH.
Setelah tahu nilai CASH-nya, maka bisa digunakan untuk 2 hal. Pertama, untuk ditabung kembali ke bisnis, kedua untuk digunakan pribadi.
Jika jika hitungan contoh di atas, sisa CASH-nya 3 Juta, maka bisa disisihkan sebagian untuk kembali ke bisnis, sebagiannya lagi baru digunakan untuk pribadi. Misalkan saja disisihkan 500ribu untuk dikembalikan ke bisnis, 2,5 jutanya untuk pribadi.
Jadi, uang yang didapat dari bisnis, jangan dihabiskan semua, sisihkan sekian persen untuk ditabung kembali ke bisnis. Gunanya adalah untuk membesarkan bisnis dengan membeli barang-barang kebutuhan bisnis secara Cash. Jadi bisnisnya bisa bertumbuh dan berkembang, karena ada tambahan modal baru, yang ditambahkan ke bisnis.
Kalau selama ini bisnis Anda sepertinya gak ada peningkatan, bisa jadi salah satu sebabnya adalah, tidak adanya tabungan cash yang ditambahkan ke bisnis. Jadi perputaran bisnisnya stagnan, tidak ada pengembangan.
Nah, Jadi begitulah alurnya, jika dibuat resume cara menghitung keuangan usaha secara sederhana dan praktis adalah sepert berikut :
OMSET,
Dikurang COGS,
COGS kembalikan ke bisnis untuk diputar,
Sisanya disebut GROSS PROFIT,
GROSS PROFIT dikurang EXPENSES (Fixed Cost) dan OPERASIONAL,
Sisanya disebut NET PROFIT,
Cek NET PROFIT = CASH atau tidak,
CASH sisihkan, kembalikan ke bisnis,
Sisanya baru bisa di gunakan pribadi.
“Wah ribet juga ya?”, Iya kalau bisnisnya masih sendirian. Itulah kenapa perlu orang yang fokus di keuangan. Tapi kalau masih sendirian, ya tidak masalah.
Yang penting, disiplin.
Cara mengatur keuangan dalam bisnis, akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis kita. Kalau gagal dalam mengatur uangnya, maka kita juga akan gagal dalam mengembangkan bisnisnya.
CARA MENGATUR KEUANGAN PRIBADI
Berikutnya kita lanjut sedikit kepada bagaimana tips cara mengatur keuangan pribadi. Tapi sebelumnya, agar pengaturan keuangan usaha dan pribadi Anda lancar, maka buatlah rekening terpisah antara rekening pribadi dan usaha.
Kalau dicampur-campur, Anda nanti bingung sendiri. Tujuan dibedakan dan dipisahkan adalah agar mudah mengaturnya. Nah mengenai cara mengatur keuangan pribadi ini, jika kita pintar mengatur uang pribadi, maka itu akan menjadi sebuah keuntungan besar.
Berikut ini tips praktis cara mengatur keuangan pribadi.
Uang pribadi, itu punya 4 pos (alokasi penggunaan). Yaitu, Amal (zakat, infaq, sedekah), Liabilitas (kewajiban), Saving (tabung), Personal.
Pengeluarannya juga dilakukan secara berurutan, dimulai dari urutan pertama jika dapat uang, keluarkan untuk amal, kemudian kebutuhan wajib, lalu disimpan dan sisanya baru untuk keperluan pribadi.
Jadi begitu Anda dapat uang, segera keluarkan untuk beramal, seperti zakat, infaq, sedekah atau sumbangan untuk kegiatan sosial lainnya. Di pos ini, bisa 2,5% sampai 33%.
“Wah, sampai 33% uangnya untuk amal ? Besar juga ya ? “
Itu saran dan tips agar rezeki Anda bisa mendatangkan keberkahan. Karena intinya sih uang di dunia akan habis. Tapi uang yang dikeluarkan di jalan Allah, insya Allah akan kekal dan menjadi pembawa kebaikan untuk dunia dan akhirat.
Banyak sekali hadist tentang sedekah dan firman Allah tentang keutamaan sedekah yang bisa memotivasi Anda untuk mengamalkannya. Jadi, biasakan mendahulukan kebutuhan akhirat, diatas kebutuhan dunia.
Setelah keluar untuk amal, tunaikan liabilitas alias kewajiban, seperti membayar hutang atau cicilan, karena ini sifatnya mendesak, sesuai dengan tuntunan hukum islam tentang hutang piutang. Kalau sampai tertunda, berantakan seluruh urusan.
Para pakar perencanaan keuangan memberikan tispnya, bahwa hutang yang baik itu, tidak lebih dari 30% pendapatan. Jadi jika Anda berhutang, pastikan cicilannya jangan melebihi 30% penghasilan Anda.
Kalau lebih dari itu maka kondisi keuangan Anda akan bermasalah. Memang akan jauh lebih baik kalau tidak berhutang.
Setelah pos liabilitas, selanjutnya saving alias menabung, atau disebut juga investasi. Kebanyakan orang baru menabung di saat ada uang sisa. Padahal ini merupakan cara yang salah. Karena umumnya uang sudah habis tidak bersisa.
Harusnya, begitu dapat uang, potong untuk amal dan hutang, lalu tabung sekian persen, sisanya baru untuk pribadi. Menabung ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan mendadak yang bisa saja suatu saat menimpa Anda. Misalnya tiba-tiba keluarga sakit, keluarga butuh bantuan Anda, atau Anda tiba-tiba perlu membeli sesuatu yang sangat penting.
Saat ini sudah banyak instrumen investasi yang bisa Anda pilih. Seperti emas, investasi syariah berupa saham syariah, ataupun investasi dengan menanam modal pada suatu usaha syirkah/kerjasama sesuai tuntunan islam.
Bisa juga diinvestasikan untuk investasi ilmu, berupa buku, seperti buku motivasi, buku belajar bisnis online, dan lain-lain. Atau bisa juga mengikuti pelatihan-pelatihan online seperti Kelas Seratus Orderan, kursus copywriting pada Kelas Online Copywriting, Kelas Mentoring Organik Marketing, dari EntrepreneurID, atau kelas-kelas mentoring bisnis online lainnya.
Sebagai pengantar, silahkan baca artikel tentang cara jualan di facebook gratisan. Intinya, sisihkanlah sebagian dari pendapatan pribadi Anda untuk investasi leher ke atas, yang bisa membangun keahlian/skill baru untuk Anda, atau bisa menunjang usaha Anda.
Inilah tips praktis cara mengatur keuangan pribadi dengan benar. Jadi setelah amal, liabilitas dan saving, sisanya baru untuk kebutuhan pribadi.
“Tapi, kalau harus dikurangi amal, hutang, dan nabung, uang pribadi Saya dikit dong?”
Gak cukup untuk pribadi ? Itu artinya perlu tambah penghasilan. Cara tambah penghasilan sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya ya, tentang belajar bisnis untuk pemula dan cara menambah penghasilan.
Kunci pengaturan uang agar berhasil adalah DISIPLIN. Materi diatas hanya akan jadi teori saja jika kita tidak disiplin cara mengatur keuangannya. Saya doakan, semoga pembaca semua, diberikan kemudahan untuk mengatur keuangan usaha dan keuangan pribadinya.
Semoga pembahasan Cara Mengatur Keuangan Usaha dan Pribadi ini bisa menambah pengetahuan dan pemahaman Saya pribadi khususnya, dan Anda semua pembaca yang sedang berbisnis atau baru akan memulai usahanya.
Baca juga artikel lanjutan tentang mood hacking, yaitu bagaimana cara mengatasi baper saat berbisnis, terutama untuk Anda yang merasa memiliki kecerdasan emosional yang cenderung sensitif. Menarik bukan ?
Semoga bermanfaat.
Wallahu’alam bishaawab.